Jumat, 22 November 2013

Kunci Menerima Kebahagiaan



                Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,” Mazmur 1 : 1. Kata Berbahagia dalam ayat tersebut tidak berbicara tentang kebahagiaan pesta perkawinan dan juga tidak berbicara tentang kebahagiaan orang yang mengalami kematian di dalam Tuhan. Tetapi kata “Bahagia” di sini berasal dari bahasa Ibrani yaitu “Asyer” yang memiliki arti orang yang bisa mengendalikan diri. Saat kita bisa mengendalikan diri kita maka kita akan mendapatkan kebahagiaan. Kendalikan amarah, hawa nafsu, ego, dan hal-hal yang lain yang ada dalam hidup ini. Saat suami dan istri bisa mengendalikan diri mereka masing-masing dalam keluarga maka akan tercipta keluarga yang bahagia.
                Tuhan mengajarkan kita untuk bisa mengendalikan diri kita. Ukuran kebahagiaan digambarkan seperti dengan pengendalian diri seorang prajurit. “Sebab orang-orang yang mengendalikan bangsa ini adalah penyesat, dan orang-orang yang dikendalikan mereka menjadi kacau.” Yesaya 9 : 15. Kata mengendalikan di sini juga memakai kata asyer dalam bahasa Ibraninya. Yang jadi pertanyaan adalah mengapa sering terjadi persoalan di bangsa kita? Itu semua disebabkan karena orang yang diharapkan bisa menjaga kesatuan bangsa ini tidak bisa mengendalikan diri mereka. Kalau seorang pemimpin dalam suatu bangsa, dalam suatu rumah tangga dan pemimpin-pemimpin yang ada tidak bisa mengendalikan diri mereka maka akan terjadi kekacauan di tempat mereka memimpin.
                Apa yang menguasaimu hari-hari ini, kendalikan itu semua, kendalikan keinginanmu dan serahkan semua kepada Tuhan  dan biar Tuhan yang mengendalikan hidupmu. Ukuran yang dipakai Tuhan adalah pengendalian diri seorang prajurit. Kalau kita berbicara seorang prajurit, prajurit berbicara tentang seseorang yang berada dalam sebuah institusi yang memiliki seragam yang sama dan berada dalam satu kesatuan. Prajurit seperti apakah yang dimaksud Tuhan?
1.       Prajurit yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik.
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik…” Siapakah yang dimaksud orang fasik dalam Firman Tuhan ini? Kata Fasik dalam ayat tersebut memakai kata “Rasya” dalam bahasa Ibrani. Orang Fasik berbeda dengan orang kafir. Orang Kafir adalah orang yang tidak percaya Yesus sebagai Tuhan. Tetapi orang fasik adalah orang yang sama dengan kita, mamakai seragam yang sama seperti prajurit tapi tidak pernah menghargai hadirat Tuhan atau otoritas pimpinan. “Tetapi orang yang fasik tidak akan beroleh kebahagiaan dan seperti bayang-bayang ia tidak akan panjang umur, karena ia tidak takut terhadap hadirat Allah.” Pengkhotbah 8 : 13. Di dalam kitab Pengkhotbah orang fasik adalah orang yang tidak menghargai hadirat Allah. Ada di rumah Tuhan tapi tidak takut dengan hadirat Allah. Di dalam pekerjaannya juga orang fasik tidak takut dengan hadirat Allah sehingga ia berbuat seenaknya saja dalam pekerjaannya. Mazmur 37 : 21. “Orang fasik meminjam dan tidak membayar kembali, tetapi orang benar adalah pengasih dan pemurah.” Orang fasik juga diartikan sebagai orang yang tidak bertanggung jawab saat punya hutang. Orang seperti ini pasti tidak akan mendapat kebahagiaan.
2.       Prajurit yang tidak berdiri di jalan orang berdosa.
“ … yang tidak berdiri di jalan orang berdosa,…”  Orang yang berdosa adalah orang yang tidak punya tujuan hidup. Baik tujuan dalam kuliah, tujuan dalam berpacaran atau pun tujuan dalam berumah tangga. Kita harus memiliki tujuan saat melakukan sesuatu. Orang yang tidak mempunyai tujuan dalam hidupnya akan membuat kekacauan. Jika kita ingin bahagia miliki tujuan dalam hidup ini. Jika seorang prajurit tidak mempunyai tujuan maka prajurit tersebut akan membuat kekacauan.
3.       Prajurit yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh.
“…dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh” Apakah yang dimaksud dengan pencemooh? “Orang yang kurang ajar dan sombong pencemooh namanya, ia berlaku dengan keangkuhan yang tak terhingga.” Amsal 21 : 24. Awal cemooh adalah sikap hati yang kurang baik. Diawali dengan sikap angkuh yang tak terhingga. Jangan mersa kuat dan sombong dalam hidup ini. Jangan merasa lebih dari orang lain sehingga kita meremehkan orang lain. Orang pencemooh biasanya merasa dirinya paling sempurna. Perlu diingat kesempurnaan berawal dari ketidak sempurnaan. Kesempurnaan berfungsi untuk menutupi yang tidak sempurna. Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Yesus datang ke dunia untuk orang yang tidak sempurna.

                tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.” Mazmur 1 : 2. Jadikan Taurat Tuhan sebagai kesukaan kita dan renungkanlah itu siang dan malam. Jadikan Firman Tuhan sesuatu yang berharga dalam hidup kita. Karena sesuatu yang berharga tidak pernah kita lepaskan dalam hidup kita. Seperti halnya anjing yang menggigit mangsanya, ia tidak akan melepaskan mangsanya sampai ia mati. “Sebab beginilah firman TUHAN kepadaku: Seperti seekor singa atau singa muda menggeram untuk mempertahankan mangsanya, dan tidak terkejut mendengar teriakan seluruh pasukan gembala yang dikerahkan melawan dia, dan tidak mengalah terhadap keributan mereka, demikianlah TUHAN semesta alam akan turun berperang untuk mempertahankan gunung Sion dan bukitnya.” Yesaya 31 : 4.  Merenungkan di ibaratkan seperti menggeram. Jadi saat orang merenungkan Firman Tuhan maka Firman Tuhan itu tidak akan dilepaskan apa pun yang terjadi.
                Saat kita merenungkan Firman Tuhan maka seperti dalam Mazmur 1 : 3. “Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” Buah menggambarkan keturunan kita dan daun menggambarkan bahwa kita tidak akan dipandang rendah. Menghasilkan di sini memakai kata “Nathan” yang memiliki arti dilantik untuk menerima kekuasaan. Tuhan akan melantik keturunan kita lebih dari kita. Terus renungkan Firman Tuhan siang dan malam maka keturunan kita akan terus dilantik dan diberkati Tuhan. Apa yang kita lakukan hari ini menentukan masa depanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar