Senin, 29 Desember 2014

Menjadi Teladan



Rasul Paulus begitu bangga punya murid seperti Timotius. Apakah yang menyebabkan Paulus begitu bangga kepada Timotius? Ada alasan mengapa Rasul Paulus bangga kepada Timotius, “Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.” 2 Timotius 1:5. Timotius memiliki iman yang tulus iklas dari ibunya Eunike dan neneknya Lois. Timotius bisa seperti itu karena warisan teladan dari sebuah keluarga. Keluarga Timotius memberikan teladan yang baik kepadanya sehingga ia pun memiliki kepribadian dan teladan yang baik juga.
Teladan adalah sesuatu yang patut ditiru atau dicontoh. Meneladani adalah meniru atau mencontoh perilaku seseorang. Teladan berasal dari bahasa Ibrani ‘parakone’, dalam bahasa Inggris teladan diambil dari kata ‘paragon’ yang artinya contoh atau teladan yang sempurna untuk ditiru. Untuk menjadi teladan kita harus menjadi sempurna. Teladan yang sempurna bisa kita lihat dari kehidupan Yesus.
Dalam kehidupan berkeluarga, apapun yang diperintahkan orang tua ke anak pasti akan ditiru oleh anak itu suatu kelak. Keteladanan adalah perilaku seseorang yang sengaja atau tidak sengaja yang akan dicontoh oleh orang yang melihatnya, baik itu teladan baik ataupun teladan buruk. Yang paling berpengaruh dalam kehidupan seorang anak adalah orang tua anak tersebut. Apa yang dilakukan orang tua di depan anak pasti akan terserap dalam memori anak itu. Oleh karena itu beri teladan yang baik kepada anak-anak mulai sejak kecil. Seorang guru pasti memberi teladan yang baik kepada anak didiknya. Bagaimana kita bisa berfungsi menjadi teladan baik dikeluarga kita?
1.       Memberikan teladan yang baik
“dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu, sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu sehingga lawan menjadi malu, karena tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka sebarkan tentang kita.” Titus 2:7-8.
Anak tidak suka mendengar perkataan orang tua mereka tetapi anak-anak suka melihat contoh-contoh yang nyata yang dilakukan oleh orang tua mereka. Hal-hal sederhana seperti berdoa sebelum makan dan tidur. Saat orang tua memulai segala sesuatu dengan doa pasti anak-anak mereka akan mencontoh dan meneladani kehidupan mereka.
Teladan kasih sayang dan memberi rasa aman.  Anak-anak suka jika saat dekat orang tua mereka ia merasa mendapat kasih sayang dan rasa aman. Jangan sampai rasa aman anak berganti kepada orang lain. Orang tua harus memberi teladan dalam hal rasa aman kepada anak. Penting buat orang tua untuk memberi teladan rasa aman karena suatu kelak nanti anak-anak akan menir apa yang kita lakukan.
Rasa Hormat. Sekarang ini anak-anak kurang bisa menghormati orang-orang yang lebih tua dari mereka. Mulailah dari keluarga untuk hidup saling menghormati yang lain. Istri hormat kepada suami dan suami hormat kepada istri. Karena apapun yang dilakukan orang tua di rumah itu akan menjadi role model buat anak-anak. Baik teladan yang baik ataupun teladan yang buruk. Teladan seharusnya adalah sesuatu yang baik yang bisa dicontoh. Terkadang orang tua lupa saat marah meraka melakukan adu mulut di depan anak-anak mereka. Hati –hati akan hal itu karena anak bisa mencontoh apa yang dilakukan orang tua di rumah mereka.
Hal-hal baik yang bisa kita lakukan antara lain adalah memiliki perkataan yang lembut dan santun satu dengan yang lain, melakukan sentuhan-sentuhan fisik yang perlu kepada anggota keluarga contoh orang tua memeluk anaknya, saat orang tua melakukan sentuhan-sentuhan fisik seperti halnya memeluk anak itu akan membuat ikatan cinta kasih antara orang tua dan anak, selain itu perlu juga adanya waktu untuk orang tua dan anak-anak berkumpul bersama.
2.       Menanamkan dasar-dasar Firman Tuhan
Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” 2 Timotius 3:15-17.
Tanamkan dasar-dasar Firman Tuhan dalam kehidupan anak-anak. Ajar setiap anak untuk berdoa kepada Tuhan dan beriman kepada Tuhan. Seperti halnya berdoa saat sakit, cukup sederhana tetapi pasti ada mujizat Tuhan yang terjadi dalam hidup anak-anak. Saat kita mengajarkan dan menanamkan dasar-dasar firman Tuhan pasti itu akan terus turun ke generasi berikutnya. Memberi teladan kepada anak-anak itu berarti kita memberi kehidupan kepada anak-anak tersebut.
3.       Mendisiplinkan anak
“Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya. Jika orang fasik bertambah, bertambahlah pula pelanggaran, tetapi orang benar akan melihat keruntuhan mereka. Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.” Amsal 29:15-17.
Perlu adanya kerjasama yang baik antara ayah dan ibu saat menegur anak-anak mereka yang melakukan salah. Jangan bela seorang anak saat ia melakukan hal yang salah. Kalau kita mau mendidik anak kita itu tidak dilarang dalam Firman Tuhan. Disiplin itu perlu, saat anak melakukan kesalahan disiplinkan anak itu saat itu juga jangan tunggu besok atau nanti. Selain itu harus ada konsistensi dalam mendisiplinkan seorang anak. Saat seorang anak melakukan kesalahan yang sama jangan bosan-bosan untuk menegurnya. Keteladanan orang tua akan menjadi panutan dan acuan masa depan si anak. Anak adalah titipan Tuhan buat setiap kita oleh sebab itu jadilah teladan buat mereka.

Rabu, 10 Desember 2014

Dirham Yang Hilang



Ada tiga perumpamaan yang Tuhan sampaikan dalam Lukas 15. Lukas 15:1-7 Perumpamaan tentang domba yang hilang. Lukas15:8-10 Perumpamaan tentang dirham yang hilang. Lukas 15:11-32 Perumpamaan tentang anak yang hilang. Yesus selalu memberikan perumpamaan dalam setiap pengajarannya. Perumpamaan adalah sebuah cerita singkat kehidupan sehari-hari untuk menunjukan kebenaran Firman Tuhan. Tuhan Yesus ingin agar orang yang diajar-Nya mengerti apa yang Tuhan maksud dan Tuhan sampaikan kepada mereka. Perumpamaan biasanya disesuaikan dengan apa yang terjadi di lingkungan tersebut.
Perumpamaan Dirham yang Hilang dalam Lukas 15:8-10 dan dua perumpamaan lainnya ini muncul karena orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang bersungut-sungut melihat Tuhan Yesus dan orang berdosa duduk sehidangan. “Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka." Lukas 15:1-2. Dalam perumpamaannya Tuhan ingin menjelaskan bahwa Ia datang untuk orang berdosa bukan orang yang kudus.
“"Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, dan jika ia kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya? Dan kalau ia telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dirhamku yang hilang itu telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat." Lukas 15:8-10
Menurut tradisi orang Yahudi tanda pengikat perempuan Yahudi dalam pernikahannya adalah 10 keping dirham yang berlubang dan disatukan dengan pengikat kemudian dipakai oleh seorang wanita yang sudah tunangan atau menikah. Dalam Lukas 15:8-10, mengapa wanita tersebut mencari satu dirham yang hilang padahal masih ada sembilan dirham lainnya? Hal ini disebabkan karena buat wanita itu 10 dirham tanda pengikat pernikahan itu sangat berharga dan merupakan tanda pengikatnya. Begitu juga dengan hidup kita di hadapan Tuhan. Hidup kita sangat berharga di hadapan Tuhan. Jiwa seseorang sangat berharga di mata Tuhan. Mengapa Yesus mencari yang terhilang?
1.       Karena Kita Berharga Di Mata Allah
“Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.” Yesaya 43:4. Kita berharga di mata Tuhan karena Tuhan mengasihi kita. Jiwa seseorang itu penting di mata Allah. Siapapun orang di sekitarmu mereka berharga di hadapan Allah. “Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. “ Mazmur 8:4-6.
Sudahkah kita bersyukur di hadapan Tuhan karena setiap kebaikan-Nya. Kita adalah ciptaan Tuhan yang berharga. Saat kita sadar kalau hidup kita berharga, jangan sampai kesadaran itu sampai diri kita saja. Sadarilah kalau orang di sekitar kita juga berharga karena satu jiwa sangat berharga di mata Allah. Buatlah orang sekitar kita sadar kalau hidup mereka berharga  dan jangan sampai kehilangan jiwa mereka. Mari kita periksa masing-masing dalam hidup kita, Apakah orang-orang di sekitar kita baik keluarga atau sahabat kita masih dalam genggaman kita atau mereka terhilang seperti dirham yang hilang dalam Lukas 15:8-10? Kehilangan jiwa bisa terjadi karena kekayaan, kekecewaan, sakit hati dan banyak yang lainnya. Terkadang diri kita sendiri yang membuat mereka terhilang. Teladanilah sikap Yesus, ia mengasihi setiap orang dan mencari yang terhilang karena hidup setiap manusia berharga di mata Allah.
2.       Misi Yesus Menyelamatkan Umat Yang Terhilang
“Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya.” Yeheskiel 34:16. Yesus selalu bergerak dan mencari umat yang terhilang. Carilah jiwa-jiwa yang terhilang dengan mata jasmani dan rohani kita. Marilah kita peka untuk melihat jiwa-jiwa yang terhilang. Marilah kita menyelamatkan mereka yang terhilang “Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan." Lukas 15:7. Aka nada sukacita besar di sorga jika ada satu jiwa yang diselamatkan. Milikilah mata yang peka melihat yang terhilang.

Selasa, 09 Desember 2014

Tabut dipindahkan ke Yerusalem



Tidak terasa kita sudah berada di penghujung tahun 2014. Tak terasa kita sudah melewati tahun 2014 ini. Yang menjadi pertanyaan buat setiap kita adalah apa yang sudah kita lakukan buat Tuhan di tahun 2014. Tuhan mau Ia hadir di tengah-tengah umat-Nya tetapi terkadang setiap kita yang tidak mau mengundang Tuhan hadir di tengah-tengah kita. Kita butuh kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita. Jika bukan Tuhan yang mengawal kota maka sia-sialah semuanya. Jika bukan Tuhan yang mengawal dan menyertai setiap langkah hidup kita maka sia-sialah apa yang kita kerjakan. Tanpa kehadiran tuhan semua akan menjadi sia-sia.
Kehadiran Tuhan selalu membawa kebaikan buat setiap kita. Dalam perjanjian lama kehadiran Tuhan dilambangkan dengan adanya Tabut Allah. Oleh karena itu saat Tabut Allah ada di kota Filistin selama 70 tahun, Raja Daud ingin membawa Tabut itu kembali ke Kota Yerusalem. Dan saat Uza mati dalam proses memindahkan Tabut Allah ke Yerusalem, Daud tidak mau membawa lagi Tabut itu dan menaruhnya di rumah Obed Edom. Saat Tabut Allah ada di rumah Obed Edom maka berkat Allah tercurah dalam keluarga Obed Edom.
Sebentar lagi kita akan meninggalkan tahun 2014 ini, sudahkah kita mengundang hadirat Allah? Hadirkan Hadirat Allah dalam hidup kita karena hadirat Allah mendatangkan berkat buat setiap kita. Dari 2 Samuel 6:1-23, kita akan belajar mengapa dalam proses memindahkan Tabut Allah yang pertama mengalami kegagalan. Kita tentunya tidak mau mengalami kegagalan dalam tahun 2015 nanti. Oleh sebab itu kita akan belajar dari kegagalan proses memindahkan tabut ini agar setiap kita tidak gagal dalam memasuki dan menjalani tahun 2015 nanti. Ada 3 hal yang akan kita pelajari dari 2 Samuel 6:1-23.
1.       Tidak Taat dan Memiliki Motivasi yang Salah
“Tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom, orang Gat itu, dan TUHAN memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya. Diberitahukanlah kepada raja Daud, demikian: "TUHAN memberkati seisi rumah Obed-Edom dan segala yang ada padanya oleh karena tabut Allah itu." Lalu Daud pergi mengangkut tabut Allah itu dari rumah Obed-Edom ke kota Daud dengan sukacita.” 2 Samuel 6:11-12. Dalam Proses memindahkan Tabut Allah yang kedua dari rumah Obed Edom Daud mengangkutnya dengan Sukacita (ayat 12). Apakah dalam proses memindahkan Tabut Allah yang pertama Daud tidak sukacita? “Lalu raja dengan orang-orangnya pergi ke Yerusalem, menyerang orang Yebus, penduduk negeri itu. Mereka itu berkata kepada Daud: "Engkau tidak sanggup masuk ke mari; orang-orang buta dan orang-orang timpang akan mengenyahkan engkau!" Maksud mereka: Daud tidak sanggup masuk ke mari. Tetapi Daud merebut kubu pertahanan Sion, yaitu kota Daud.” 2 Samuel 5:6-7. Saat proses memindahkan Tabut Allah yang pertama, Daud tidak memiliki motivasi yang benar. Ia hanya menunjukan pada orang Yebus kalau dia bisa merebut kota Yerusalem dan membawa tabut Allah ke kota itu. Ada Arogansi dan Ambisi Raja Daud saat memindahkan Tabut Allah. Tidak ada sukacita dalam hatinya. Begitu juga dalam kehidupan kita. Milikilah motivasi yang benar saat datang ke hadirat Allah. Asalkan kita beribadah dengan benar, jangan kuatir akan hidup kita dan persoalan kita.
“Oleh sebab itu ambillah dan siapkanlah sebuah kereta baru dengan dua ekor lembu yang menyusui, yang belum pernah kena kuk, pasanglah kedua lembu itu pada kereta, tetapi bawalah anak-anaknya kembali ke rumah, supaya jangan mengikutinya lagi. Kemudian ambillah tabut TUHAN, muatkanlah itu ke atas kereta dan letakkanlah benda-benda emas, yang harus kamu bayar kepada-Nya sebagai tebusan salah, ke dalam suatu peti di sisinya. Dan biarkanlah tabut itu pergi.” 1 Samuel 6:7-8. Selain memiliki motivasi yang salah, Daud juga mengadobsi cara-cara orang Filistin dalam mengangkut Tabut Allah. Cara orang Israel mengangkat Tabut Allah berbeda dengan dengan cara orang Filistin. Daud tidak taat, seharusnya Daud harus mengangkat Tabut Allah dengan cara mengusung Tabut Allah di pundak orang-orang Lewi. Begitu juga dalam hidup kita, teruslah taat kepada Tuhan. Maka Hadirat tuhan akan selalu ada bersama kita.   
2.       Tidak Ada Penyembahan
“Apabila pengangkat-pengangkat tabut TUHAN itu melangkah maju enam langkah, maka ia mengorbankan seekor lembu dan seekor anak lembu gemukan.” 2 Samuel 6:13. Ketika Raja Daud melakukan beberapa kesalahan dalam proses yang pertama. Tuhan masih memberi kesempatan kepadanya. Begitu juga dalam hidup kita, Tuhan selalu memberi kesempatan buat setiap kita.  Dalam kisah tersebut, jarak rumah Obed Edom dengan Yerusalem adalah 12 mil atau setara dengan 18 Km. Kalau setiap enam langkah mereka harus mengorbankan seekor lembu dan seekor anak lembu  maka ada sejumlah 6.000 lembu yang harus Raja Daud korbankan. Hal ini berbicara tentang penyembahan kepada Tuhan. Saat Proses yang pertama tidak ada penyembahan pada saat memindahkan Tbut Allah. Biarlah dalam hidup kita selalu menyembah Tuhan Allah. Penyembahan tidak hanya sekedar berbicara soal datang ke gereja dan menaikan puji-pujian tetapi dalam pekerjaan pun kita bisa melakukan penyembahan kepada Tuhan. Hadirkan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita, baik di pekerjaan, di study atau pun di tengah-tengah keluarga. Saat ada hadirat Allah maka berkat Tuhan akan tercurah dalam hidup kita. Jangan takut dengan apapun saat Tuhan ada bersama dengan kita.  Seperti dalam 2 Samuel 6:11. Obed Edom diberkati Tuhan selama 3 bulan saat Tabut Allah berada dalam rumahnya. Allah bisa mengubah hal yang mustahil menjadi mungkin. Terus miliki gaya hidup menyembah dalam kehidupan kita.
3.       Tidak Ada Kerendahan Hati  
“Dan Daud menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga; ia berbaju efod dari kain lenan.” 2 Samuel 6:14. Walaupun Daud memakai baju efod yang menunjuk bahwa ia adalah Raja tetapi Daud tidak malu dan menari-nari sekuat tenaga untuk Tuhan.” Daud dan seluruh kaum Israel menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga, diiringi nyanyian, kecapi, gambus, rebana, kelentung dan ceracap.” 2 Samuel 6:5. Pada proses yang pertama daud juga menari-nari sekuat tenaga tetapi ia tidak memakai baju efodnya. Tetapi saat proses yang kedua ia memakai baju efod dan sebagai Raja ia merendahkan hati kepada Tuhan maka hadirat tuhan menyertai Daud. Milikilah kerendahan hati di hadapan Tuhan. Kalau Tuhan hadir maka semuanya akan beres.

Senin, 08 Desember 2014

Kepatuhan Kepada Pemerintah



Belakangan ini kita dihebohkan oleh hal-hal yang berbau politik khususnya saat kehadiran Jokowi dan Ahok dalam dunia politik dan pemerintahan di Indonesia. Saat dua tokoh ini muncul kepermukaan, banyak orang yang pro dan kontra dengan kehadiran dua tokoh ini. Apalagi saat salah satu tokoh ini naik untuk menjadi calon Presiden dalam pemilu tahun 2014. Semua orang yang jarang peduli dengan pemilihan umum menjadi antusias dan ikut serta menggunakan hak pilihnya dalam pemilu 2014. Hal ini membuat rakyat Indonesia tertarik dengan dunia politik.
Latar belakang Paulus menulis kitab Roma 13:1-7 adalah karena adanya kaum zelot yang memberontak dengan pemerintahan yang ada. Meskipun kita adalah warga Kerajaan Allah tetapi kita harus peduli dengan pemerintahan yang ada di dunia kita sekarang. Tidak mungkin ada orang yang bilang cinta Indonesia kalau ia tidak peduli dengan pemerintahan yang ada.
“Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya.” Roma 13:1-2. Nats tersebut selaras dengan 1 Petrus 2:13-14,  “Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik.” Di dalam dunia ini ada beberapa pemerintahan yang berlaku, Monarki (Pemerintahan yang dipegang atau dipimpin oleh satu orang saja, biasanya Raja/Ratu. Kuasa untuk mengatur negara ada pada tangan Raja), Tirani (Pemerintahan yang dipegang atau dipimpin oleh satu orang saja untuk kepentingan pribadi, Kekuasaannya bersifat diktator), Aristrokasi (Pemerintahan yang dipegang atau dipimpin oleh beberapa orang yang berasal dari Kaum Bangsawan), Oligarkhi 9Pemerintahan yang dipegang/dipimpin oleh beberapa orang untuk kepentingan kelompok tersebut), Demokrasi (Sistem pemerintahan yang dipegang oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat). Dalam Roma 13:1-2, Tuhan mengajarkan kita untuk taat dengan pemerintahan  yang ada dan peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Mereka adalah wakil Allah untuk setiap kita yang ada di bumi ini. Saat kita demo dan menentang setiap keputusan pemerintah berarti kita juga menentang keputusan Allah. Karena Allah lah yang menetapkan mereka untuk jadi wakil-Nya dalam pemerintahan.
Tidak banyak orang di dunia yang bisa jadi seorang pemimpin. Menjadi seorang pemimpin itu tidak gampang dan memiliki tugas yang berat. Pemimpin dan pemerintahan ada untuk mengatur dan menyejahterakan anggotanya. Peraturan ada untuk mengatur dan menyejahterakan rakyat tetapi terkadang setiap kita meremehkan sebuah peraturan dan menganggap peraturan ada untuk dilanggar. “Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat.” Roma 13:4. Peraturan ada untuk kebaikan setiap kita. Begitu juga halnya dengan segala keputusan pemerintah, semua keputusan ada untuk kebaikan rakyat dan keputusan itu diambil bukan karena satu atau dua orang tetapi karena hasil diskusi dan musyawarah mufakat. Seperti halnya dengan kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak), keputusan itu ada untuk kebaikan buat setiap kita. Mungkin kelihatannya tidak mengenakan anggota masyarakat, tetapi kalau harga BBM kita terlalu murah maka hutang Negara akan bertambah banyak dan kita harus memperhatikan masa depan anak cucu kita. Kita tentunya tidak mau meninggalkan hutang Negara kepada anak cucu kita, kita harus meninggalkan sesuatu yang baik buat generasi kita. Oleh sebab itu hormati setiap keputusan pemerintah yang ada.
Pemerintah bukan musuh masyarakat, jangan selalu melihat sisi negatif sebuah pemerintahan dan dunia politik yang ada. Jika kita taat kepada pemerintahan berarti kita juga mentaati Allah. Bagaimana mungkin kita bisa mentaati Tuhan Allah kita yang tidak terlihat kalau kita tidak bisa mentaati pemerintahan yang ada. Banyak anak kecil saat ditanya ingin jadi apa kalau besar nanti dan tidak banyak anak-anak yang mau jadi orang-orang anggota pemerintahan. Image pemerintahan sudah jelek di mata anak-anak. Oleh karena itu kita harus memperbaikinya, jangan meremehkan pemerintahan karena pemerintahan adalah wakil Allah di dunia ini. Berdirilah dan duduklah di kursi pemerintahan karena kita butuh anak-anak Tuhan yang mau berdiri buat bangsa ini lewat dunia politik. Siapa lagi yang akan mengubah bangsa ini dan memenangkannya kalau bukan anak Tuhan yang berdiri. Saat kita sudah duduk di kursi pemerintahan kita harus hidup benar, karena sat kita melakukan yang salah, kompromi dengan dosa maka hukuman yang akan kita dapat adalah dua kali lipat dari rakyat biasa. Apalagi kita adalah anak Tuhan, maka secara otomatis kita akan mencoreng dan membuat malu Allah kita.
Sebagai rakyat kita harus melakukan, “Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.” 1 timotius 2:1-4. Saat kita melihat kebijaksanaan yang tidak benar, kita harus lapor kepada pimpinannya bukan malah demo. Pimpinan sebuah pemerintahan adalah Allah sendiri. Datanglah kepada Tuhan dan berdoa buat pemerintahanmu. Saat kita sudah datang kepada Tuhan, hal berikut yang bisa kita lakukan adalah menasihati dan menegur bukan dengan jalan demo.
Tidak perlu kuwatir akan hari esok kita, burung udara saja Tuhan pelihara dan pastinya kita umat kesayangan-Nya juga akan dipelihara-Nya dimana pun kita berada. Roma 8:28. Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan buat setiap kita. Oleh sebab itu segala hal yang terjadi dalam pemerintahan Tuhan Allah turut bekerja di dalamnya dan semuanya mendatangkan kebaikan buat setiap kita. Saat kita kuwatir maka sama saja kita meragukan penyertaan Tuhan dalam hidup kita. Percayalah pemimpinmu sekarang adalah pemimpin yang terbaik dari Allah. Roma 13:6-7, “Itulah juga sebabnya maka kamu membayar pajak. Karena mereka yang mengurus hal itu adalah pelayan-pelayan Allah. …” Allah mengajarkan setiap kita juga melakukan kewajiban kita dalam sebuah pemerintahan.
Pemerintahan di Indonesia adalah pemerintahan Demokrasi dimana rakyat bisa ikut ambil alih dalam menjalankan pemerintahan tetapi perlu kita ingat, Pemerintahan Tuhan adalah pemerintahan Monarki, apa yang Tuhan sudah putuskan itu adalah kedaulatan Tuhan dan kita tidak bisa protes dan kita harus percaya bahwa semuanya baik buat setiap kita. Tuhan tahu yang terbaik buat setiap kita. Meragukan pemerintahan adalah meragukan Tuhan.