Selasa, 27 Mei 2014

Menjadi Generasi Yang Kuat



Tuhan menginginkan setiap kita untuk menjadi generasi yang kuat. Untuk menjadi generasi yang kuat diperlukan keberanian untuk menerima sesuatu dari generasi sebelumnya dan kesanggupan untuk meneruskannya. Seperti kisah Ishak, ia sanggup menerima sesuatu dari Abraham dan sanggup meneruskannya ke generasi berikutnya. Akhirnya Ishak pun diberkati Tuhan, kian lama ia kian kaya dan bahkan menjadi sangat kaya. Tuhan akan memberikan setiap kita kelimpahan (Perisos). Kita diberkati sampai kita tidak butuh lagi. Berkat dari tuhan akan terus melimpah dalam hidup kita seperti kisah Petrus yang mendapat banyak ikan dan akhirnya ia tidak butuh lagi dan kemudian memanggil yang lainnya untuk menikmati berkat itu. Untuk menjadi generasi yang kuat ada tiga hal yang bisa kita pelajari dari kisah Ishak di negeri orang Filistin.
1.       Memiliki Hati Seorang Pejuang
“Maka timbullah kelaparan di negeri itu. --Ini bukan kelaparan yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman Abraham. Sebab itu Ishak pergi ke Gerar, kepada Abimelekh, raja orang Filistin.” Kejadian 26:1. Saat itu terjadi kelaparan di negeri orang Filistin. Tetapi Ishak kian lama kian kaya. “Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya.” Kejadian 26:13. Dalam bahasa Ibrani “Dan orang itu” menggunakan kata “Is”. Orang Semacam apakah yang diberkati Tuhan secara melimpah. Is berbicara tentang seorang pejuang yang menginginkan sesuatu yang terbaik untuk orang-orang yang dilindungi dan dijaganya. Dari awal penciptaan kita diciptakan memiliki hati seorang pejuang. Mengapa kita harus berjuang karena kita diciptakan untuk menjadi seorang juara. Tuhan tidak pernah menciptakan manusia dengan mental pecundang tetapi mental juara. Dalam kejadian manusia kita ada karena satu sel sperma yang berhasil mengalahkan tiga ratus juta sel sperma yang lain. Dari awal kita diciptakan untuk menjadi juara. Jangan pernah memperkecil kapasitas setiap kita.
Kata “Is” ini di ambil dari Yesaya 53:3, “Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.” Seorang pejuang harus tahan dalam hinaan, kesengsaraan dan kesakitan. Miliki mental yang kuat saat orang-orang menghina kita karena kita melakukan kebenaran. Orang yang kuat tidak dilihat saat ia bersama-sama tetapi saat ia sendirin dan siapa yang ia andalkan. Mungkin sekitar kita menghina kita bahkan meninggalkan setiap kita, tetapi tetap kuat dan berjuang karena ada Tuhan bersama kita. Dari semula kita sudah ditetapkan untuk menjadi juara oleh sebab itu jangan lari dari masalah dan pergumulan hidup. Terus berjuan dan jadilah generasi yang kuat. Generasi yang kuat tidak mengenal kata menyerah.
2.       Hidup Terus Menjadi Sumber Berkat
 “Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya.” Kejadian 26:13. Kata “menjadi kaya” dalam bahasa Ibraninya memakai kata “Gadal” yang artinya sama dengan kata “Dusbastakos” sesuatu keayaan yang tidak dapat dipikul. Kekayaan apakah yang tidak dapat dipikul? Semua kekayaan bisa dipikul, tetapi kekayaan apakah yang dimaksud dalam kisah ini? “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.” Kejadian 12:2. Dubastakos berbicara tentang hasil karya, keteladanan, nama baik. Itu semua adalah kekayaan yang tidak bisa kita bawa dan akan menjadi kenangan saat kita sudah di panggil Tuhan. Yang menjadi renungan kita adalah apakah hidup kita memiliki nama baik dimata orang atau malah hidup kita menjadi batu sandungan buat orang sekitar kita. Mental juara menghasilkan nama besar.
“Kian kaya” dalam bahasa Ibraninya memakai kata “Halaq” yang artinya mengalir, bergerak maju dan Semakin hari semakin besar dan hebat. “Dibuka-Nya gunung batu, maka terpancarlah air, lalu mengalir di padang-padang kering seperti sungai;” Mazmur 105:41. Saat kita diberkati Tuhan, memiliki teladan, memiliki nama baik maka hidup kita akan menjadi “Halaq”, seperti bola es yang jatuh dari gunung es, semakin ke bawah bola itu akan menjadi semakin besar. Begitu juga berkat yang akan kita terima dari Tuhan. Oleh sebab itu dibutuhkan jiwa yang besar untuk menerima berkat yang besar dari Tuhan. Saat kita memiliki jiwa yang besar maka kita akan menjadi generasi yang kuat.
3.       Harus Siap Menerima Sesuatu Yang Besar
“Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya.” Kejadian 26:13. Kata “sangat kaya” dalam bahasa Ibraninya memakai kata “maot” yang memiliki arti dengan sendirinya akan berlipat ganda. Suatu berkat yang tidak bisa dibendung lagi. Hal ini berbicara mengenai hal menabur. Saat seseorang menabur maka saat orang itu terlelap pun benih yang ditabur itu akan terus tumbuh dan berbuah. “Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN.” Kejadian 26:12. Kian lama Ishak kian kaya dan menjadi sangat kaya salah satunya karena ia suka menabur. Saat diberkati Tuhan Ishak tahu bahwa ia diberkati Tuhan untuk menjadi saluran berkatnya Tuhan. Dan saat Ishak diberkati Tuhan dengan melimpah ia tidak lupa melakukan “Barakh” berlutut dan bersyukur buat setiap kebaikan Tuhan. disaat kita diberkati Tuhan kita harus berlutut dan kita tahu semua itu Tuhan yang beri bukan karena usaha kita sendiri. Jangan pernah membusungkan dada saat Tuhan sudah memberkati hidup setiap kita karena disaat kita membusungkan dada itu adalah awal dari kehancuran kita.

Kuat, Berhikmat & Dewasa



Doa Paulus kepada jemaat di Efesus adalah doa seorang bapa rohani kepada anak-anaknya. Doa yang penuh harapan dari orang tua kepada anaknya. Doa ini begitu istimewa karena bukan sekedar doa yang biasa-biasa aja tetapi doa yang mengandung harapan agar jemaat di Efesus menjadi jemaat yang kuat, berhikmat dan dewasa. Ada 3 pokok doa yang Paulus doakan untuk jemaat di Efesus.
1.       Keteguhan Iman Jemaat
“Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu,” Efesus 3:16. Paulus memiliki kerinduan agar orang-orang yang dilayaninya memiliki kekuatan dan keteguhan iman ditengah-tengah pergumulan yang mereka hadapi. Begitu juga dalam hidup kita. Tantangan yang kita hadapi di akhir zaman ini makin lama makin berat, karena banyak kesukaran yang akan kita jumpai di akhir-akhir zaman ini. “Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat." Wahyu 12:12. Iblis sudah datang dengan geramnya yang dahsyat. Ia tahu kalau hari-hari Tuhan sudah dekat. Mendekati hari Tuhan yang semakin dekat, iblis tidak putus asa dan bahkan ia bekerja dengan geramnya yang dahsyat. Oleh karena itu banyak masalah dan pergumulan yang dahsyat yang akan kita alami hari-hari ini. Banyak kita jumpai orang tua bunuh anaknya, anak bunuh orang tuanya dan lain sebagainya hari-hari ini. Orang yang seharusnya melindungi tetapi malah merusak. Itu semua terjadi karena iblis lagi bekerja dengan geramnya yang dahsyat. Oleh sebab itu jangan hidup bias-biasa aja. Perkuatlah diri setiap kita supaya jangan menjadi mangsa dari iblis.
Bagaimana kita bisa menjadi kuat? Kekuatan menghadapi macam persoalan muncul dari pemahaman yang benar akan kekayaan kemuliaan Allah yang dinyatakan kepada umat-Nya. Kekuatan itu tidak muncul dari diri kita atau dari pengalaman masa lalu kita, tetapi kekuatan itu muncul dari pemahaman yang benar akan Tuhan. Saat kita paham siapa Tuhan kita, apapun masalah setiap kita, kita pasti tidak akan goyah.
tokoh-tokoh iman dalam Alkitab bisa tetap kuat dit engah masalah dalam hidupnya karena mereka mengenal Allah dengan benar. Seperti kisah Sadrakh, Mesakh dan Abednego yang percaya saat ia melakukan hal yang benar dan tidak menyembah patung buatan manusia maka ia akan tetap kuat walau sebesar apapun masalah yang mereka hadapi. Perapian yang menyala-nyalapun tidak bisa menggoyahkan iman mereka karena ada Tuhan di dalam hidup mereka. Mereka mengenal Allah dengan benar sehingga mereka kuat dalam setiap masalah dan pergumulan mereka. Begitu juga dalam hidup kita. Tanpa firman Tuhan kita mudah di jatuhkan oleh Iblis. Tetapi saat kita memiliki pengenalan yang benar tentang Allah kita maka kita tidak akan mudah diintimidasi oleh iblis.
2.       Perluasan Hikmat Jemaat
“Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan.” Efesus 3:18-19a. Untuk memahami betapa panjang, dalam, lebar dan tingginya kasih Allah, pengetahuan saja tidak cukup. Hanya hikmat Allah yang dapat mampu memahami itu semua. Dengan demikian kita akan bersyukur karena kasih-Nya yang tanpa syarat telah diberikan kepada setiap kita.
Kenapa sering kita jumpai seseorang gagal dalam sebuah keluarga, Semua itu terjadi karena kita kurang berhikmat saat memilih pasangan hidup kita. Sebelum memutuskan untuk menikah pilihlah pasangan hidup kita dengan hikmat Tuhan, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa datang, hanya Tuhan yang tahu masa depan kita oleh karena itu minta hikmat Tuhan dalam memilih pasangan hidup karena hanya Tuhan yang tahu pasangan hidup yang tepat buat setiap kita. Begitu juga dalam pekerjaan, mengapa setiap kita tidak berhasil dalam pekerjaan, itu semua karena kita tidak berhikmat dalam memilih pekerjaan dan usaha yang akan kita geluti.
Masalah tidak semakin sederhana tetapi masalah yang akan kita hadapi semakin hari akan semakin rumit. Oleh karena itu, kita harus minta hikmat Tuhan agar setiap kita tahu mana yang benar dan mana yang salah. Apapun masalah kita mintalah hikmat Tuhan untuk menyelesaikan masalah kita. Minta hikmat untuk memilih pasangan, mintalah hikmat dalam memilih pekerjaan. Libatkan Tuhan dalam setiap mengambil keputusan dalam hidup ini.
3.       Jemaat Mengalami Dewasa Iman
“Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.” Efesus 3:19b. Kepenuhan Allah berbicara tentang keutuhan dan kedewasaan setiap kita. Paulus merindukan kedewasaan rohani terjadi di dalam kehidupan jemaat di Efesus. Demikian juga hal ini dirindukan setiap pemimpin rohani kepada anak-anak rohaninya dan juga kerinduan bapa kepada anaknya. Ciri orang yang dewasa adalah kuat dan tidak gampang menyerah dengan keadaan. Kita perlu dewasa rohani agar setiap kita tidak gampang mundur atau kecewa dalam pelayan. Terkadang setiap kita kecewa saat tidak mendapat jawaban dari Tuhan. Hal ini bukan berarti Tuhan tidak mampu atau tidak mau tetapi itu semua karena kita belum bisa bertanggung jawab dengan apa yang kita minta kepada Tuhan. Saat kita bisa bertanggung jawab dengan apa yang kita minta dan kita bisa dipercaya maka Tuhan akan memberikan jawaban disetiap doa kita. Setiap orang gampang jatuh saat mereka dalam keadaan sukses atau kelimpahan. Oleh sebab itu Tuhan menghendaki setiap kita dewasa iman sebelum kita menerima apa yang Tuhan beri buat setiap kita. Jangan kecewa dengan Tuhan saat Tuhan mengizinkan sesuatu untuk kita hadapi, karena apapun yang Tuhan izinkan untuk kita hadapi semuanya mendatangkan kebaikan buat setiap kita.  

Kian Lama Kian Kuat



Setiap kita pasti mengalami masalah. Selama kita masih hidup masalah akan terus ada. “Peperangan antara keluarga Saul dan keluarga Daud berlarut-larut; Daud kian lama kian kuat, sedang keluarga Saul kian lama kian lemah.” 2 Samuel 3:1. Peperangan antara keluarga Daud dan Saul berlangsung berlarut-larut. Dalam Ayat tersebut dicatat bahwa Daud kian lama kian kuat. Lewat Nats tersebut kita akan belajar bagaimana hidup yang kian lama kian kuat seperti raja Daud.
Setiap kita pasti setiap hari menemukan masalah yang berbeda-beda bentuk dan jenisnya. Tidak ada uang adalah sebuah masalah, punya banyak uang juga merupakan masalah karena kita akan pusing menyimpan uang –uang itu. Punya suami yang ganteng atau punya istri yang cantik merupakan masalah. Apa pun keadaan kita pasti ada masalah di setiap keadaan itu. Tetapi kita akan belajar dari pribadi Raja Daud yang kian lama kian kuat dalam menghadapi masalah hidupnya.
“Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.” Roma 8:37. Setiap kita lebih dari pada orang-orang yang menang karena ada pengharapan di dalam Yesus Kristus. Percayalah Yesus sudah berperang buat setiap kita dan kita akan memperoleh kemenangan demi kemenangan saat mengandalkan Dia. Ada 3 hal yang bisa kita teladani dari kisah Raja Daud yang kian lama kian kuat dalam setiap masalahnya.
1.       Raja Daud Tidak Terpengaruh Dengan Omongan Orang.
Dalam 1 Samuel 17:41-46. Raja Daud tidak mendengar apa yang Goliath katakan kepadanya. “Ketika orang Filistin itu menujukan pandangnya ke arah Daud serta melihat dia, dihinanya Daud itu karena ia masih muda, kemerah-merahan dan elok parasnya. Orang Filistin itu berkata kepada Daud: "Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat?" Lalu demi para allahnya orang Filistin itu mengutuki Daud. Pula orang Filistin itu berkata kepada Daud: "Hadapilah aku, maka aku akan memberikan dagingmu kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang di padang." 1 Samuel 17:42-44. Raja Daud tetap fokus dan tidak terpengaruh dengan apa yang Goliath katakan. Setiap perkataan seseorang biasanya mengandung 3 arti. Pertama teguran, kalau perkatakan seseorang itu adalah sebuah teguran maka dengarkan itu karena itu merupakan hal yang baik buat setiap kita. Kedua jika perkataan itu adalah sebuah kritik maka lakukan, jika memang kritik itu benar. Ketiga adalah Gosip atau perkataan negatif, kalau itu Cuma sekedar gosip atau perkataan yang tidak membangun jangan dengarkan perkataan itu dan terus melangkah. Dengar apa yang Tuhan katakan bukan apa yang orang katakan. Saat Daud melawan Goliath, ia dicemooh tetapi ia tetap maju karena ia percaya bersama Tuhan ia akan menjadi kuat.
Daud Berani karena ia mengandalkan Tuhan. Saat kita mengandalkan Tuhan maka banyak perkara yang akan kita selesaikan bersama Dia. Saat kita mengandalkan Tuhan, sebesar apapun masalah kita tidak usah takut karena kita akan mengalami kemenangan bersama Tuhan. Allah kita adalah Allah yang besar, saat kita mengandalkan Tuhan maka masalah yang kita hadapi akan menjadi kecil karena kita punya Tuhan yang besar.
2.       Raja Daud Terus Mengandalkan Tuhan Selama Hidupnya.
“Kemudian bertanyalah Daud kepada TUHAN, katanya: "Apakah aku harus pergi ke salah satu kota di Yehuda?" Firman TUHAN kepadanya: "Pergilah." Lalu kata Daud: "Ke mana aku pergi?" Firman-Nya: "Ke Hebron." 2 Samuel 2:1. Selama hidupnya Daud selalu bertanya kepada Tuhan sebelum ia bertindak. “Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.” Mazmur 119:164. Kehidupan Raja Daud selalu mengandalkan Tuhan dalam hidupnya. Saat ada masalah Daud selalu berkonsultasi dengan Tuhan. Belajarlah dari Raja Daud yang bertanya dulu sebelum melakukan segala sesuatu. Terkadang setiap kita melakukan dulu baru berdoa. Sebelum melangkah andalkan Tuhan dalam hidupmu.
“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Kejadian 1:1. Sebelum melangkah berdoalah kepada Allah. Karena Ia ada sebelum semuanya ada. Karena Allah adalah awal dari segala sesuatu. Awali segalanya dengan Allah dan doa maka Tuhan Allah akan memberikan kekuatan dalam hidup setiap kita. Karena tidak ada seorangpun yang dapat hidup tanpa Tuhan. Kita bisa hidup itu semua karena Tuhan, oleh sebab itu tidak ada yang bisa kita sombongkan dari apa yang kita punya. Itu semua adalah pemberian dari Tuhan. Andalkan tuhan dalam segala sesuatu sehingga setiap kita kian lama kian kuat dalam Tuhan.
3.       Raja Daud Tidak Lekas Sombong Saat Pujian Datang Kepadanya.
Tetapi pada waktu mereka pulang, ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, keluarlah orang-orang perempuan dari segala kota Israel menyongsong raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing; dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa." 1 Samuel 18:6-7.  Daud tidak lekas sombong dengan hal itu, karena ia tahu bahwa apapun yang ia dapat itu semua karena Tuhan. Kita menerima mujizat dan pertolongan Tuhan bukan karena kita baik tetapi itu semua karena Tuhan yang mau memberikan mujizatNya buat setiap kita. Tuhan mau lewat setiap mujizat yang kita terima, kita bisa bersaksi tentang kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Carilah Tuhan dan andalkan Tuhan dalam segala hal sehingga setiap kita kian lama kian kuat dalam menjalani hidup ini.

Kesetiaan



“Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?” Amsal 20:6. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan orang yang baik. Kita pun juga ingin berbuat baik kepada sekitar kita. Kebaikan adalah suatu perbuatan yang bisa membantu orang sekitar saat mereka memerlukan dan perbuatan baik itu bisa menyenangkan orang sekitar kita. Semua orang mampu berbuat baik tetapi terkadang saat berbuat baik setiap orang lupa untuk menutup celah. Setiap kita bisa berbuat baik tetapi kita tidak melakukannya berdasarkan kebenaran. Misalnya ada seseorang pria yang berbuat baik dan sering menolong seorang wanita yang sudah punya suami. Mungkin kelihatan baik tetapi hal itu bisa membuat celah dan membuat hubungan suami istri tersebut terganggu. Banyak hal di sekitar kita yang sering kita rasa bahwa itu baik tetapi terkadang kita tidak mendasarinya dengan kebenaran. Hati-hati saat menerima kebaikan yang ujung-ujungnya membawa jerat buat setiap kita.
Dalam Amsal 20:6, dikatakan bahwa “… tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?” Hal ini berarti bahwa orang yang setia itu jarang ditemukan. Kesetiaan adalah perbuatan kasih yang di dasari dengan kebenaran. “….. Tolonglah kiranya, TUHAN, sebab orang saleh telah habis, telah lenyap orang-orang yang setia dari antara anak-anak manusia.” Mazmur 12:1-2. Orang setia sangat jarang, oleh karena itu orang setia sangat berharga karena kita akan jarang menemukannya. Kesetiaan akan melahirkan iman. Ada tiga arti tentang kesetiaan:
1.       Orang yang setia berbicara tentang tangan kanan / orang kepercayaan.
“Di samping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang.” Keluaran 18:21. Ketika Tuhan memilih dan mencari seseorang pasti kriteria orang yang di cari Tuhan adalah orang yang bisa dipercaya. Hari-hari ini timbul krisis kepercayaan di bangsa ini. Begitu juga dalam kehidupan keluarga, iblis lagi memakai dan menghancurkan kepercayaan setiap kita ditengah-tengah keluarga kita. Iblis memakai segala jerat sehingga kita menjadi suami-suami yang tidak bisa dipercaya, istri-istri yang tidak bisa dipercaya dan juga anak-anak yang tidak bisa dipercaya. Jagalah hidup dan jadilah orang yang bisa dipercaya baik di keluarga, di sekolah, di kantor dan juga di gereja.
Untuk menjadi orang yang bisa dipercaya kita harus dengar apa yang Tuhan katakan. Cara kita mendengar Firman Tuhan itu menentukan hidup kita dan kepercayaan kita. Jadilah orang yang setia, orang yang baik yang berbuat baik atas dasar kebenaran Firman Tuhan. Krisis kesetiaan tim bulk arena setiap kita salah saat mendengar Firman Tuhan, kita hanya mendengar tetapi tidak melakukannya. Berjaga-jagalah dan kenakan selengkap senjata Allah dan gunakan pedang roh Firman Allah untuk melawan tipu muslihat iblis.
2.       Orang yang setia adalah orang yang teguh.
Orang yang setia adalah orang yang kokoh, orang yang kuat. Untuk mengetahui apakah kita kuat dan kokoh maka kita bisa melihat bagaimana keadaan kita saat ada proses dan badai datang. Orang yang setia adalah orang yang kokoh dan kuat saat menghadapi badai hidup. “Yang hatinya teguh Kau jagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya.” Yesaya 26:3. Hari-hari ini banyak hal yang membuat setiap kita tidak mampu untuk berdiri teguh . Untuk tetap berdiri kuat kita harus menggunakan selengkap senjata Allah dalam Efesus 6. Lawanlah setiap kekuatiran, ketakutan dan juga intimidasi yang sering melemahkan iman kita. Terus kuat dan kokoh dalam menghadapi badai hidup. Orang yang teguh bukan berarti orang yang bebas dari masalah, proses atau badai hidup. Tetapi orang yang teguh adalah orang yang kuat saat dan tetap kokoh berdiri saat badai itu datang. Terus pegang Firman Tuhan karena Firman Tuhanlah kekuatan kita saat menghadapi badai.
3.       Orang yang setia adalah orang yang tekun.
“Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan." Lukas 8:15. Ketekunan berasal dari mendengar Firman Tuhan. Sebab segala sesuatu harus kembali kepada Firman Allah. Ketekunan berbicara tentang melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Apapun yang kita lakukan baik di perkerjaan, pelayanan, menuntut ilmu baiklah kita melakukan dengan sungguh seperti kita melakukannya untuk Tuhan. Terus lakukan segala sesuatu untuk Tuhan dan hiduplah sungguh-sungguh di dalam Tuhan. Kebanyakan setiap kita tidak mampu untuk hidup sungguh-sungguh. Tidak sungguh-sungguh dalam ibadah, tidak sungguh-sungguh dalam hal berdoa dan lainnya. Orang yang tekun akan melakukan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh. Orang yang tekun akan diuji oleh Tuhan. “Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.” Roma 5:3-4. Janji Allah sungguh besar buat setiap kita. Oleh sebab itu tekunlah untuk menerima janji itu. “Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.” Ibrani 10:36.

Terus hidup setia di dalam Tuhan karena saat kita tidak setia maka kita tidak akan masuk ke dalam tanah perjanjian. “oleh sebab kamu telah berubah setia terhadap Aku di tengah-tengah orang Israel, dekat mata air Meriba di Kadesh di padang gurun Zin, dan oleh sebab kamu tidak menghormati kekudusan-Ku di tengah-tengah orang Israel. Engkau boleh melihat negeri itu terbentang di depanmu, tetapi tidak boleh masuk ke sana, ke negeri yang Kuberikan kepada orang Israel." Ulangan 32:51-52. Selain tidak masuk tanah perjanjian, saat kita tidak setia maka hidup kita tidak tenteram. “Ingatlah akan firman yang Kaupesan kepada Musa, hamba-Mu itu, yakni: Bila kamu berubah setia, kamu akan Kucerai-beraikan di antara bangsa-bangsa.” Nehemia 1:8. Oleh sebab itu jadilah orang yang setia, orang yang bisa dipercaya, kokoh dan tekun sesuai dengan Firman Tuhan.