Kamis, 29 Desember 2016

Menghargai Kasih Karunia Allah



“Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." Matius 15:22. Semua orang yang hidup pasti mempunyai harapan dan keinginan-keinginan dalam hidupnya. Baik keberhasilan, pemulihan, dan segala sesuatu yang diharapkan. Ada yang cepat ada juga yang lambat untuk mendapatkan apa yang menjadi pengharapan dan cita-cita setiap kita. Apapun harapan dan keinginan kita, semua bergantung pada kasih karunia Tuhan. Kasih karunia adalah pemberian Allah yang tidak selayaknya diberikan kepada kita karena kita tidak pantas untuk menerimanya. Kasih karunia ‘charis’ adalah berkat atau kebaikan dari Tuhan yang mempunyai pengaruh yang besar untuk kita menerima berkat Ilahi.
Kasih karunia akan melindungi kita dari berbagai macam badai kehidupan, mengeluarkan kita dari berbagai macam persoalan hidup kita, dan juga menguatkan kita dalam melayani Tuhan. Tuhan mengingatkan bangsa Israel agar menghargai dan mengingat kasih karunia yang Tuhan berikan buat bangsa Israel. “Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.” Ulangan 8:17-18. Apapun yang dialami oleh bangsa Israel semua karena kasih karunia Tuhan.
Demikian juga kisah perempuan Kanaan dalam Matius 15:21-28. Yang perempuan ini inginkan adalah kesembuhan bagi anak perempuannya. Dan kasih karunia Tuhan telah menyembuhkan anak perempuannya. Bagaimana kita memperoleh kasih karunia Tuhan seperti yang dialami perempuan ini?
1.       Menghormati Tuhan
“Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.", Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku." Matius 15:22,25. Perempuan ini menyapa Yesus dengan sebutan Tuhan ‘kurios’ yang merupakan sebuah sebutan yang mengandung penghormatan dan penghargaan kepada Yesus. Tidak hanya menyapa dengan penuh penghormatan tetapi perempuan ini mempunyai sikap dan respon yang baik kepada Tuhan. Perempuan ini bertekun dan memiliki keyakinan bahwa Tuhan akan memperhatikan apa yang menjadi pengharapanannya.
Meski mengalami penolakan dari Tuhan, perempuan ini tetap menghormati Tuhan. Bagaimana dengan kita, apakah masih ada sikap hormat kita kepada Tuhan meski kita belum mendapatkan apa yang menjadi permohonan, permintaan kita dan keinginan kita kepada Tuhan? Jawaban Tuhan semua bergantung kepada kehendak Tuhan, namun pertolongan Tuhan ditentukan dari sikap kita kepada Tuhan. Keluaran 33:19, “Tetapi firman-Nya: "Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani."
2.       Memiliki Kerendahan Hati
“Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Matous 15:26. Miliki kerendaha hati agar setiap harapan dan keinginan kita tercapai. Kasih karunia Tuhan berikan kepada orang-orang yang memiliki kerendahan hati bukan orang yang tinggi hati. Perempuan ini memiliki sikap hati yang baik meskipun dibandingkan dengan binatang, ia tetap berharap Tuhan menolongnya. Kerendahan hati akan membawa kita mendapatkan kasih karunia Tuhan, tetapi tinggi hati menjauhkan kita dari kasih karunia Tuhan, “Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." Yakobus 4:6.
3.       Tidak Bergantung pada Perkataan Orang tetapi pada Firman Tuhan
“Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak." Matius 15:22-23. Prempuan kanaan ini tetap berharap pada jawaban dan perkataan Tuhan Yesus. Sekalipun murid-murid Yesus mau mengusirnya, ia tetap berharap kepada pertolongan dan kasih karunia Tuhan. Perempuan Kanaan ini tidak menggantungkan pengharapannya kepada apa yang dikatakan oleh orang lain tetapi ia menggantungkan pengharapan dan hidupnya kepada setiap perkataan Yesus dalam hidupnya. Ia bergantung pada iman dan pengharapan kepada Yesus. “Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.” Matius 15:28. Yesus berkata bahwa perempuan ini layak mendapatkan kasih karunia Tuhan. Apapun yang kita alami hari-hari ini, terus dengar apa yang Tuhan katakan buat setiap kita.Bilangan 6:24-26” TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.”

Cinta Rumah Tuhan

“Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku." Yohanes 2:17. Yesus mengajarkan bahwa bait Allah adalah tempat yang kudus. Jaga kekudusan bait Allah, baik bait Allah secara fisik maupun setiap kita yang merupakan bait Allahnya Tuhan. “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” Ibrani 10:25. Hari-hari ini dunia semakin jahat, oleh sebab itu jangan menjauhkan diri kita dari pertemuan-pertemuan ibadah kita. Sebab setiap ibadah mengandung janji dari Tuhan.
Untuk apa kita beribada?  “Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai! Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya. Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya! Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.” Mazmur 100:2-5. Kita beribadah untuk mengucap syukur buat segala kebaikan Tuhan yang diberikan buat setiap kita. Mazmur mengatakan datanglah beribadah dengan sorak sorai, karena apapun yang kita alami ingatlah ada kemenangan yang Tuhan berikan buat setiap kita di dalam setiap permasalahan kita. Bersoraklah dan pujilah Tuhan dalam setiap ibadah-ibadah kita. Apa saja yang harus kita lakukan dan berikan buat Tuhan saat ibadah? Persembahkan hati dan seluruh kehidupan kita di hadapan Tuhan saat kita datang beribadah. Apa yang Yesus mau dalam setiap ibadah kita?
1.      Korban
Kisah dalam Yohanes 2:13-25, Yesus melihat ada korban yang tidak berkenan yang mereka berikan kepada Tuhan. “Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ.” Yohanes 2:14. Yesus marah karena ada tengkulak-tengkulak di bait suci. Mereka tidak menyediakan korban yang terbaik tetapi mereka membeli dari pedagang yang mengejar suap dan untung. Begitu juga di dalam ibadah kita, Tuhan menginginkan korban yang terbaik dari hidup kita. Korban tidak dinilai dari besarnya nominal tetapi yang Tuhan lihat adalah hati. Yesus menghargai korban yang kita beri dengan ketulusan hati.
2.      Pelayanan
Gereja ada karena ada sebuah pelayaan. “"Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan! Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum. Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan." Lukas 17:7-10. Yesus mau setiap kita untuk melayani karena Tuhan Yesus datang bukan untuk dilayani tetapi melayani. Setiap kita pasti punya panggilan yang berbeda-beda dalam melayani. Oleh sebab itu, layanilah Tuhan sesuai dengan panggilan kita. Tuhan tidak mencari orang yang hebat tetapi yang Tuhan cari adalah orang-orang yang mau melayani, baik melayani Tuhan maupun melayani sesame manusia.
3.      Jiwa-Jiwa
Mari kita berlomba-lomba untuk mencari jiwa. Karena Yesus mau kita memenangkan jiwa. Bukan berapa banyak harta kekayaan yang akan Tuhan Tanya saat bertemu dengan kita nanti, tetapi berapa banyak jiwa yang kita ajak untuk mengenal Yesus itulah yang akan Tuhan Tanya. Cinta rumah Tuhan berarti kita cinta dan giat mencari jiwa-jiwa untuk datang beribadah kepada Tuhan.

Berjiwa Besar Disertai Berkat yang Besar



“Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN. Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya.” Kejadian 26:12-13. Ishak adalah seorang yang mempunyai jiwa besar. Semakin hari rencana Allah semakin sempurna di dalam kehidupan Ishak.
“Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya.” Kejadian 26:13. Kata orang itu memakai kata ais yang memiliki arti seorang pejuang. Seorang yang berjiwa besar adalah orang yang memiliki mental pejuang. Seorang pejuang adalah mereka yang berani berkorban untuk orang-orang yang dipimpinnya. Banyak hinaan yang diterima oleh Ishak, tapi seorang pejuang adalah mereka yang tidak takut untuk dihina. Seorang pejuang biasanya memiliki iman yang besar. “Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.” Ibrani 12:2. Miliki iman yang benar kepada Tuhan. Orang yang beriman pasti selalu melakukan sesuatu dengan mata yang tertuju kepada Yesus. Saat mata kita tertuju kepada Yesus maka Ia akan menuntun kita dan menjamin kehidupan setiap kita.
Orang yang punya iman adalah orang yang tidak terkalahkan. Orang yang mempunyai iman akan menuju kesempurnaan hari lepas hari. Iman berbeda dengan keinginan dan cita-cita, keinginan adalah sesuatu yang kita ingin miliki dan nanti-nantikan, cita-cita adalah sesuatu yang kita harapkan terjadi di depan dan berhubungan dengan kita, tetapi iman adalah sesuatu yang bisa kita buktikan. “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” Ibrani 11:1. Apapun yang kita lakukan dan hanya untuk keinginan kita maka tidak akan ada jaminan penyertaan yang Tuhan berikan, tetapi saat kita memiliki iman dan melakukan segala sesuatu dengan mata tertuju kepada Yesus maka jaminan penyertaan itu akan Tuhan berikan buat kita.
Setiap anak yang lahir tidak bisa memilih siapa orang tua mereka, setiap anak yang lahir harus terus belajar hari lepas hari agar semakin disempurnakan. Demikian juga Ishak, Ishak lahir untuk menyempurnakan generasi sebelumnya. Ishak lahir ditengah-tengah keluarga yang diberkati Tuhan oleh sebab itu ia harus terus menyempurnakan agar berkat itu turun juga ke generasi berikutnya. Saat dikorbankan Abraham, Ishak tidak pernah berbantah meskipun banyak alasan untuk Ishak tidak mau dikorbankan. Tetapi ia diam karena Ishak punya jiwa yang besar. Orang yang punya jiwa besar pasti berkat Tuhan akan turun di dalam kehidupannya.
“Segala sumur, yang digali dalam zaman Abraham, ayahnya, oleh hamba-hamba ayahnya itu, telah ditutup oleh orang Filistin dan ditimbun dengan tanah. …  Kemudian Ishak menggali kembali sumur-sumur yang digali dalam zaman Abraham, ayahnya, dan yang telah ditutup oleh orang Filistin sesudah Abraham mati; disebutkannyalah nama sumur-sumur itu menurut nama-nama yang telah diberikan oleh ayahnya.” Kejadian 26:15, 18. Ishak tahu sebagai anak ia ada untuk menyempurnakan generasi sebelumnya. Ishak tahu kemuliaan Abraham tidak boleh hilang meskipun ia melihat banyak kekurangan Abraham.
“Lalu bertengkarlah para gembala Gerar dengan para gembala Ishak. Kata mereka: "Air ini kepunyaan kami." Dan Ishak menamai sumur itu Esek, karena mereka bertengkar dengan dia di sana.” Kejadian 26:20. Ishak menggali lagi sumur-sumur Abraham, ayahnya. Ishak menggali sumur Esek, meskipun terjadi pertentangan para gembala Gerar dan para Gembala Ishak, ia tetap menggali sumur itu. Perselisihan terjadi karena pemahaman yang salah. Ishak bisa mengatasi perselisihan itu dan terus menggali sumur bapanya. “Kemudian mereka menggali sumur lain, dan mereka bertengkar juga tentang itu. Maka Ishak menamai sumur itu Sitna.” Kejadian 26:21. Disumur keduapun tetap terjadi pertentangan. Miliki pikiran Allah dalam kehiupan kita agar pertentangan itu bisa dikurangi. “tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN." Yeremia 29:4. Pertentangan tidak akan terjadi saat kita megenal Allah kita, pikirkanlah perkara di atas dan milikilah pikiran Allah. Terus perbaruhi pikiran kita agar tidak terjadi pertentangan. Pikiran kita harus mengalami metanoya. Sebab orang yang bertobat adalah orang yang bisa berbalik dan orang yang tidak memahami sesuatu sebatas pikirannya saja. Seperti Ishak meskipun ia tidak paham saat dikorbankan ia tidak pernah berbantah dengan bapanya. “Ia pindah dari situ dan menggali sumur yang lain lagi, tetapi tentang sumur ini mereka tidak bertengkar. Sumur ini dinamainya Rehobot, dan ia berkata: "Sekarang TUHAN telah memberikan kelonggaran kepada kita, sehingga kita dapat beranak cucu di negeri ini." Kejadian 26:22. Orang yang bisa mengatasi perselisihan akan membawa kedamaian buat sekitarnya. Saat Ishak menggali sumur yang ketiga sudah tidak terjadi pertengkaran oleh sebab itu ia menamai sumur itu Rehobot. “Lalu pada malam itu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman: "Akulah Allah ayahmu Abraham; janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau; Aku akan memberkati engkau dan membuat banyak keturunanmu karena Abraham, hamba-Ku itu." Sesudah itu Ishak mendirikan mezbah di situ dan memanggil nama TUHAN. Ia memasang kemahnya di situ, lalu hamba-hambanya menggali sumur di situ. … Lalu dinamainyalah sumur itu Syeba. Sebab itu nama kota itu adalah Bersyeba, sampai sekarang.” Kejadian 26:24,25,33. Syeba memiliki arti sebuah sumpah. Sumpah ada untuk meniadakan perbantahan. APa yang sudah Allah sumpahkan kepada Ishak tidak bisa dibantah oleh siapapun. Saat Allah bersumpah untuk memberkati hidup kita maka tidak ada orang yang bisa menghalanginya, oleh sebab itu milikilah jiwa yang besar di dalam kehidupan kita. Sebab seseorag yang memiliki jiwa yang besar akan disertai dengan berkat yang besar.

Gembala di Padang



“Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.” Lukas 2:8. Ada kabar yang luar biasa yang diterima para gembala yang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Kabar sukacita telah ia terima dari malaikat Tuhan, “Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan." Lukas 2:10-12. Kabar kesukaan itu adalah bahwa Juruselamat telah lahir dan terbaring di palungan.
Ada sesuatu yang tidak biasa terjadi saat itu, para malaikat turun di padang bertemu dengan para gembala bukan turun di bait suci bertemu dengan para imam atau ahli-ahli taurat yang setiap harinya bekerja dengan gulungan-gulungan kitab suci. Mengapa para malaikat tidak memberitahukan kabar itu kepada para imam dan ahli-ahli taurat yang bekerja di bait Allah? Apakah para imam dan ahli-ahli taurat tidak mengetahui kabar sukacita ini? Dalam Aliktab diceritakan bahwa orang pertama yang bertemu dengan bayi-bayi Yesus adalah rombongan gembala yang sedang menjaga di waktu malam bukan para imam yang bekerja di bait Allah. “Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel." Matius 2:3-6. Para Imam dan ahli taurat mengetaui kabar ini dari kitab nabi-nabi. Bahkan Raja Herodes pun bertanya kabar ini kepada para imam dan ahli taurat.  Mereka mengethaui kabar ini dari dahulu, tetapi mengapa justru para gembala yang pertama bertemu dengan bayi Yesus?
1.       Meresponi Kehadiran Yesus
“Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu.” Lukas 2:15-16. Para gembala meresponi kabar sukacita itu dengan bergegas dan cepat-cepat menjumpai Maria dan Yusuf serta bayi Yesus.
“Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;” Yohanes 1:10-12. Israel menolak Yesus begitu juga ahli-ahli taurat dan orang-orang Farisi. Berbeda dengan para gembala yang meresponi kabar sukacita itu dengan segera dan cepat-cepat. Responi Kehadiran Yesus di dalam kehidupan kita, sebab semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah dan berkat kerajaan Allah akan kita terima.
2.       Memuliakan Allah
“Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan.” Lukas 2:9. Kemuliaan Tuhan bersinar dan para gembala ketakutan. Tuhan adalah surya kebenaran, Terang yang Ilahi yang membuat hidup kita berdampak dan semua untuk kemuliaan Tuhan. Para gembala takut karena ada kemungkinan kabar yang akan mereka dengan dari malaikat Tuhan, kabar sukacita atau kabar penghukuman. Tetapi dalam Lukas 2:10, “Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:” Ada kabar kesukaan yang Malaikat kabarkan kepada para gembala. Terima Yesus di dalam hidup kita dan hiduplah untuk kemuliaan Tuhan seperti para gembala, “Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.” Lukas 2:20. Para gembala memuji dan memuliakan Tuhan setelah meresponi kehadiran Yesus dalam dunia. Begitu juga dalam hidup kita, saat kita sudah menerima Yesus biarlah kehidupan kita senantisa memuji dan memuliakan Tuhan.