Senin, 25 Maret 2013

Berkat Dari Hikmat



            Hikmat adalah suatu sikap atau keputusan yang Tuhan beri buat kita untuk mengisi hidup kita. Kalau hidup kita misalkan seperti hidup dalam sebuah kotak. Maka kalau kita memilih hidup kita dalam kotaknya Tuhan. Jangan lupa dengan ajaran Tuhan. Jika kita hidup dengan Tuhan ingatlah 3 hal berikut ini:
1.      Ajaran Allah
2.      Tingkah laku Allah
3.      Buah-buah yang diberikan
Dalam Amsal 3 : 1 – 10, kita akan belajar tentang ajaran Allah, seperti halnya kita saat kita masih duduk di bangku sekolah, jika kita ingin lulus dari sekolah tersebut kita harus menghafal ajaran-ajaran yang telah diberikan oleh guru kita. Begitu juga dengan hidup ini, ingatlah dan lakukan ajaran Tuhan sampai kita menutup mata di usia tua kita.
Pada Amsal 3 : 1 dikatakan,”… janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku,” Hati kita ini seperti ‘lab’ yang mengontrol semua tindakan kita. kontrol hatimu dengan ajaran Allah sehingga muncul keputusan-keputusan yang berasal dari Firman Tuhan. Letakanlah ajaran Tuhan dalam hati sampai memutih rabutmu.
Seseorang dikatakan berhikmat jika orang tersebut hatinya dipenuhi oleh Firman Tuhan. Jika hati kita dipenuhi ajaran Tuhan maka kita akan takut akan Tuhan. Dalam Amsal 2 : 5 dijelaskan bahwa Tuhan lah yang memberikan hikmat. Tapi jika kita takut akan dunia, tidak akan ada ajaran Kristus yang Nampak karena hikmat dunia timbul dari diri manusia. Jika kita hidup dalam hikmat dunia maka celakalah kita karena hikmat dunia merugikan diri sendiri dan juga orang lain.
Ada 3 hal yang harus kita pahami mengenai ‘berkat dari hikmat’ ini:
1.   Persoalan Hati, dalam Amsal 3 : 3, Isilah ‘lab’ itu dengan ajaran Tuhan dan miliki Kasih dan Setia. Apapun cobaan dalam hidupmu, tetaplah bertahan dan jangan menggeserkan langkah dari Tuhan. Kita akan mendapat Kasih Allah dan masa depan yang indah dari Allah. Ada pengharapan dalam Tuhan dan pekalah akan suara Tuhan.
Ayat 5 mengajarkan agar kita percaya sama Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri. Apapun pergumulanmu penuhilah hatimu dengan ajaran Tuhan sehingga muncul hikmat yang berasal dari Tuhan.
2.      Persoalan Tubuh. Dalam Amsal 3 :7 dikatakan, “Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, … “ Jangan sombong dan mengganggap dirimu benar dari orang lain. “… takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan;” Biarkanlah fungsi tubuhmu, syukurilah dan biarkan Tuhan yang bekerja dalam hidupmu.
3.     Persoalan Harta. Dalam Amsal 3 : 9 dikatakan, “ Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu,” Muliakanlah Tuhan dengan setiap penghasilan yang Tuhan berikan kepada kita. Jika kita setia memberikan harta kita untuk pekerjaan Tuhan, maka lumbung-lumbungmu akan disisi penuh sampai melimpah-limpah. Jadilah saluran berkat, berilah untuk orang yang membutuhkan dan marilah kita belajar untuk berhikmat.



Ringkasan Khotbah
Minggu, 06 Mei 2012
Pdt. Tri Nugroho
 

Jumat, 22 Maret 2013

Manusia Setengah dewa



            Ada dua hari dalam hidup ini. Pertama yaitu ‘hari itu’ dan yang kedua yaitu ‘hari ini’. ‘Hari itu’ adalah hari dimana Yesus Kristus datang untuk menghakimi umat manusia. Di ‘Hari itu’ semua akan dibukakan. Semua yang najis ataupun semua yang tidak berkenan kepada Allah. Kita hidup bukan untuk ‘numpang’ tapi pada suatu hari kita akan dihakimi. Oleh karena itu, dalam menjalani hidup ini ingatlah ada ‘hari itu’. Pada ‘hari itu’ kita tidak bisa ‘nebeng’ pada orang tua kita ataupun orang yang kita kenal. Tetapi kita bertanggung jawab atas hidup kita masing-masing.
            ‘Hari ini’ adalah kesempatkan kita untuk memperbaiki semua tindakan kita sebelum datangnya ‘Hari itu’. Dalam Yesaya, kesalehan manusia diibaratkan seperti ‘kain kotor’ (kain bekas menstruasi wanita). Jadi jangan ada orang yang membanggakan diri dengan kebaikan dan kesalehan mereka. ‘Hari ini’ kita diajar untuk terus menyenangkan hati Tuhan. Jangan cepat puas dengan setiap kebaikan kita dan teruslah berbuat baik untuk sekitarmu.
            Dalam Roma 12 : 18. Kita diajarkan untuk menjadi manusia setengah dewa. Dalam cerita-cerita yang ada. Dewa digambarkan dalam dua hal. Pertama, dewa digambarkan botak, gendut, pendek dan seolah-olah sulit dijangkau. Kedua, dewa digambarkan berambut panjang dan dekil. Tetapi dari semua cerita tentang dewa, setiap dewa pasti memiliki kelebihan/sesuatu yang diunggulkan. Begitu juga halnya dengan hidup kita, dalam Roma 12 : 18, kita dituntut untuk menjadi manusia setengah dewa. Ada 3 hal yang perlu kita perhatikan dalam ayat ini;

1.      Sedapat-dapatnya teruslah hidup damai.
Walau sering kita jengkel dengan lingkungan kita ataupun kita jengkel dengan orang lain, teruslah kita hidup damai. Marilah kita belajar untuk terus hidup damai dengan sekitar kita. Bagian kita adalah berbuat damai dan janganlah kita melakukan pembalasan karena Firman Tuhan berkata “berilah kesempatan untuk murka Allah”. Penghakiman adalah milik Allah.

2.      Jangan sampai saat ada percek-cokan, kita ditemukan menjadi biang keroknya.
Janganlah pernah terjadi kitalah penyebab suatu percek-cokan, Janganlah kita permalukan nama Tuhan dengan sikap kita yang salah. Seperti yang kita ketahui bagian kita adalah pendamainya. Dalam Matius 5 : 9 dikatakan “berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah”. Percek-cokan biasanya timbul dari iri hati. Olah karena itu, janganlah iri hati dengan kesuksesan orang disekitarmu.

3.      Lakukanlah segalah upaya untuk menjadi pendamai.
Manusia di dunia ini ada 3 jenis. Pertama, kalau dia ada atau tidak ada, tidak ada pengaruhnya. Kedua, kalau dia ada kita berharap tidak ada. Ketiga, Kalau dia tidak ada kita akan mencarinya. Contoh ketiga inilah orang pembawa damai. Orang pembawa damai harus sebisa mungkin menutup celah yang ada. Setiap persoalan atau masalah pasti dua pihak yang menyumbang kesalahan. Tidak ada masalah yang murni ditimbulkan oleh satu pihak saja. Tetapi bagian kita adalah menjadi orang-orang pembawa damai. Carl Max pernah mengemukakan pendapat yang mengatakan bahwa agama adalah candu. Saat ada masalah semua orang pasti ke gereja untuk mendapatkan jawaban. Tetapi buat setiap kita, tunjukanlah apa yang kita dapat di gereja adalah jamahan Tuhan. Gereja bukan tempat pelarian kita saat kita ada masalah tapi digereja kita akan menemukan lawatan dan jamahan Tuhan.



Ringkasan Khotbah
Minggu, 15 April 2012
Pdt. Yohanes Parapat
 

Kamis, 21 Maret 2013

Ciri-Ciri Orang Yang Mencintai Tuhan



            Saat kita mengalami cobaan dalam hidup kita, ingatlah ada Yesus yang siap menolong hidup kita. Dalam Injil Yohanes 14 : 15-24. Kita akan belajar tentang ciri-ciri orang yang mencintai Tuhan. Sering kali kita jumpai banyak orang pergi ke gereja bukan karena untuk mencari Tuhan. Terkadang para suami ke gereja karena di ajak istrinya dan takut di marahi karena tidak ke gereja, sebagian orang biasanya pergi ke gereja karena bisnis atau pun terkadang ke gereja hanya mau mencari pasangan hidup. Kebanyakan orang memiliki motivasi yang berbeda-beda saat datang ke gereja. Tapi, mari kita belajar sama-sama memperbaiki motivasi kita datang ke gereja, biarlah setiap kita datang ke gereja karena kita mencintai Tuhan kita Yesus Kristus.
             Dalam Injil Yohanes 14 : 15-24 kita dapat belajar ciri-ciri orang yang mencintai Tuhan. Setiap kita pasti tahu ciri-ciri orang jatuh cinta, karena orang yang sedang jatuh cinta memiliki gerak-gerik yang berbeda dengan orang yang tidak mengalami jatuh cinta. Begitu juga halnya dengan jatuh cinta dengan Tuhan. Ada 3 ciri-ciri orang yang mencintai Tuhan.

1.      Ingin selalu dekat dengan Tuhan (Yoahanes 14 : 20-21).
Orang yang jatuh cinta pasti ingin dekat terus dengan pasangannya. Begitu juga jika kita sedang jatuh cinta sama Tuhan, pasti setiap kita ingin terus selalu dekat dengan-Nya. Biasanya orang yang pacaran ingin mengetahui sifat pasangannya satu dengan yang lain. Jika kita sedang jatuh cinta sama Tuhan pasti kita ingin tau apa sih yang di inginkan Tuhan dalam hidup kita. Kita akan berusa mengenal pribadi-nya lebih dekat lagi. Orang yang bilang jatuh cinta sama Tuhan tetapi tidak pernah bersekutu dengan Tuhan itu sama dengan orang “Munafik” (Muka nabi tapi fikiran Kotop ). Jika kita cinta Tuhan pasti kita menyediakan waktu yang terbaik untuk Tuhan.

2.      Tahan Uji (Yakobus 1:12)
Untuk mendapatkan pasangan hidup yang berkualitas perlu adanya suatu ujian, Lihat kepribadian pasangan kita, sifatnya dan hubungan pribadinya dengan Tuhan. Kita gak mungkin mencari pasangan hidup yang asal-asalan. Tuhan pun menguji kita lewat setiap pencobaan yang datang kepada kita. Apapun pencobaan yang kita alamai, trus pandang positif cobaan itu dan lihat setiap hikmanya dari setiap pencobaan yang ada. Sehingga kita ditemukan tahan uji. Jangan melihat pencobaan yang ada dari sisi negatif saja. Jangan lihat pencobaannya, tapi lihatlah rencana Tuhan yang indah jauh di depan sana, saat kita bisa tahan uji dengan setiap pencobaan yang ada.


3.      Hiduplah dalam Kasih (1 Yohanes 4:21)
Jika kita cinta kepada Tuhan maka Roh KasihNya akan tertransfer kepada kita. Kalau kita ngaku mencintai Tuhan, pasti kita juga mencintai sesama kita. Mari kita renungkan kembali, apakah masih ada Kasih yang bisa kita transferkan ke sekitar kita. Sebab itulah yang Tuhan inginkan dalam hidup kita.