Kamis, 29 Oktober 2015

Cakap Menanggung Segala Perkara



            Bertanggung jawab di dalam suatu perkara adalah sesuatu yang perlu kita lakukan untuk menghadapi sesuatu yang ada di depan kita. “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Filipi 4:13. Cakap adalah suatu kemampuan manusia dalam menanggung segala perkara yang mereka alami. Walaupun di dalam penjara, Rasul Paulus tahu bahwa injilah yang menjadi kekuatan di dalam kehidupannya. “Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.” Filipi 4:11-12. Perkara Tuhan ijinkan untuk setiap kita lewati adalah agar setiap kita cakap dan semakin naik level di dalam Tuhan. Perkara Rasul Paulus tidak hanya masalah kebutuhan hidupnya tetapi juga dalam penginjilannya pun Rasul Paulus banyak mengalami perkara karena banyak orang yang menentang hidup Paulus. Apa yang membuat Paulus cakap dalam menanggung perkara?
1.    Mencukupkan Diri Dalam Segala Hal
Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.” Filipi 4:11. Manusia memiliki tingkat kepuasan dalam hidupnya. Saat manusia tidak mencapai itu, mereka akan melakukan berbagai macam cara agar tingkat kepuasannya itu tercapai. Saat hati manusia tidak puas maka manusia akan mencari hal lain dan berusaha mencoba sesuatu yang baru sehingga mereka puas dan dapat menanggung perkaranya dengan hal lain itu yang sebenarnya hal itu juga akan membuat perkara lain bagi dirinya.
Rasul Paulus mencukupkan segalanya dalam segala hal. Dalam doa Bapa kami pun Yesus mengajarkan kepada kita agar kita berdoa supaya Tuhan mencukupkan apa yang kita makan. Yesus tahu bahwa saat orang hidup dalam kelimpahan kecenderungan banyak orang akan lupa akan Tuhan. Oleh sebab itu cukupkan diri kita dalam segala hal.
Kalau kita mencoba melebihi standart yang ada itu akan menjadi masalah buat orang lain. Demikian juga ukuran kerajaan Allah. Mungkin kelihatan secara kasat mata tidak hebat atau tidak luar biasa saat hidup kita serba berkecukupan, tetapi dengan mencukupkan diri kita dalam segala hal itu akan membuat kita mampu menanggung segala perkara hidup kita di esok hari. Paulus berkata di dalam kelemahannya kuasa Tuhan menjadi sempurna dalam hidupnya. Setiap kita pasti memiliki kelemahan dalam mengontrol diri kita tetapi berserahlah kepada Tuhan supaya kuasa Tuhan bekerja secara sempurna di dalam hidup kita.
2.    Karena Kita Menanggung Di Dalam Dia
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Filipi 4:13. Saat hidup kita ada di dalam Tuhan maka Tuhan akan menanggung segala perkara bersama kita. Kita bisa kuat karena Tuhanlah yang membentengi hidup kita. Seperti halnya sebuah gelas minuman saat dilempar dan jatuh ke tanah, maka wadah gelas minuman itu akan rusak dan minuman yang ada di dalamnya tetap bersih. Begitu juga Tuhan melindungi dan menjaga setiap kita dari segala macam perkara yang kita hadapi. Tuhan mendahului kita dan menjaga hidup kita. Jika Tuhan dipihak kita, siapakah lawan kita?
Tetapi Hana menjawab: "Bukan, tuanku, aku seorang perempuan yang sangat bersusah hati; anggur ataupun minuman yang memabukkan tidak kuminum, melainkan aku mencurahkan isi hatiku di hadapan TUHAN.” 1 Samuel 1:15. Saat kita menaruh beban kita di dalam Tuhan, Tuhan akan memberi kelegaan buat setiap kita. Hana mengaduh dan menceritakan apa yang ia alami di hadapan Tuhan. Karena Hana tahu ada kelegaan di dalam Tuhan, hanya Tuhan yang bisa menjaga rahasia hidup kita. Iblis tahu nama kita tetapi ia sering memanggil kita dengan dosa kita, Iblis mengintimidasi kita dengan dosa-dosa kita. Tetapi Allah tahu dosa kita, namun Allah memanggil kita dengan nama kita karena ia melupakan setiap dosa-dosa kita.
Saat kita menceritakan perkara kita di hadapan Yesus dan mengangkat tangan kita berserah kepada Yesus maka Allah akan turun tangan dan merangkul setiap kita disetiap masalah kita. Terkadang kita tidak perlu mengerti jalan Tuhan sejelas-jelasnya tetapi ikuti saja dan percaya jalan-Nya yang terbaik buat setiap kita. Kekuatan terbesar saat kita menghadapi masalah bukan dilihat ketika kita kuat berdiri di hadapan Allat tetapi saat kita bisa berlutut dan berserah kepada Tuhan.
3.    Karena Tuhan Memberi Kekuatan Kepada Kita
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Filipi 4:13. Paulus tahu banyak perkara yang ia hadapi tetapi ia tahu ada tangan Tuhan yang besar yang selalu memberi kekuatan buat setiap kita. Mungkin banyak orang-orang yang mengalami kegoncangan ekonomi hari-hari ini, tetapi perlu kita ingat bahwa sumber ekonomi orang percaya berasal dari sorga oleh sebab itu, tetaplah kuat dan percaya di dalam Tuhan.
Aku sangat menanti-nantikan TUHAN; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong.” Mazmur 40:2. Daud mengerti ia harus sabar dan menanti pertolongan dari Tuhan. Sabar menanti seperti halnya seorang ibu hamil yang menanti kehamilan buah hatinya. Tuhan akan memberi kekuatan kita saat kita menanti-nantikan Tuhan. Sumber kekuatan kita yang tak terbatas hanya ada pada Tuhan. “ Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku? ….. Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu. Aku mau menyanyi untuk TUHAN, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.” Maz 13:1, 6.

IMAN



Untuk seseorang berhasil dalam hidupnya, perlu yang namanya iman, begitu juga dalam mengatasi masalah dan pergumulan hidup. Kita butuh iman yang kuat untuk berhasil dalam hidup dan kuat serta mampu mengatasi masalah kita. Jangan harap kita berhasil tanpa iman, jangan berharap kita mampu mengatasi masalah tanpa iman.
 “Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.” Roma 12:3. Kata ukuran dalam nats ini memakai kata ‘metron’ yang memiliki arti ukuran yang tidak terbatas yang Tuhan beri sesuai dengan tubuh Kristus. Kita harus tahu posisi kita dalam tubuh Kristus. Saat kita tahu posisi kita maka ukuran iman yang tidak terbatas itu akan kita miliki. Kenalilah siapa diri kita! Kaki akan maksimal jika digunakan untuk berjalan, mulut akan maksimal jika digunakan untuk bicara, begitu juga dengan hidup kita. Hidup kita akan maksimal dan kita memiliki ukuran iman yang tidak terbatas saat kita kenal siapa kita.
Sebuah kisah seorang peternak ayam di Jiangso mengalami kerugian besar karena ayam-ayam di peternakan tersebut mati setelah seorang anak kecil menagis dengan kerasnya. Selain itu, kebiasaan di Pulau Solomon yang selalu meneriaki pohon besar yang akan ditumbangkan, ketika pohon itu diteriaki dengan kata-kata yang negatif pohon itu lama kelamaan layu dan mati sehingga mudah untuk di tumbangkan. Dua kejadian tersebut membuktikan bahwa mulut kita memiliki kuasa. Tuhan sudah meletakan dasar-dasar yang kuat di mulut bayi-bayi. Demikian juga halnya dengan perkataan kita. Perkataan seorang anak Tuhan yang memiliki iman akan mendatangkan mujizat. Miliki iman dalam hidup kita dan jadilah orang yang beriman. Siapakah yang disebut orang beriman?
1.       Mengetahui Siapa Jati Diri Kita
“Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun,” Ibrani 11:24. Kita disebut orang beriman saat kita tahu siapa diri kita. Walaupun Musa tinggal di dalam istana, Musa menolak disebut anak Puteri Firaun karena ia mengetahui siapa jati dirinya. Temukan jati diri kita dihadapan Tuhan. Saat kita mengetahui jati diri kita maka kita akan tahu di tempat mana kita harus berdiri. Kalau kita tidak mengetahui jati diri kita, kita tidak akan mencapai tujuan hidup kita. Temukan jati diri kita agar kita memiliki iman yang terbatas dalam hidup kita. Jadilah diri kamu sendiri maka engkau akan menjadi besar. Kita tidak bisa menghilangkan jati diri kita dalam hidup kita.
“Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua.” Pengkhobah 9:11. Kemenangan suatu perlombaan bukan untuk yang cepat, demikian juga hidup manusia, keberhasilan seseorang tidak ditentukan dari  kehebatan, kekuatan, kekayaan atau kepintaran. Seorang Jokowi bisa menjadi seorang pemimpin Negara bukan karena ia orang terpandai di Indonesia, atau pun orang yang paling hebat, tidak hanya memiliki kapasitas, integritas dan kapabilitas tetapi seorang Jokowi memiliki Elektabilitas yang bisa membuat ia menjadi seorang Presiden. Elektabilitas adalah sesuatu yang bisa diterima di tengah masyarakat umum. Begitu juga halnya dengan setiap kita manusia, jika Tuhan tidak memilih kita maka siapakah kita. Tetapi perlu kita ketahui bahwa Allah sendiri yang memilih kita dan kita adalah anak-anak Allah.
2.       Tidak Pernah Takut Dengan Masa Lampau
“Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan.” Ibrani 11:27. Musa melihat apa yang tidak tampak, ia melihat janji dan pertolongan Tuhan dalam hidupnya. Orang yang memiliki iman tidak pernah takut dengan masa lampau, karena orang yang beriman bisa melihat harapan disetiap jalan hidupnya.
Kalau kita disebut orang beriman, jangan lihat masa lalu kita tetapi tataplah masa depan yang penuh harapan. Jangan takut, ‘pobeo’ agar setiap kita bisa mencapai tujuan hidup kita. Apapun masalah kita, jangan takut dan teruslah bergerak dan jangan pernah mundur karena trauma masa lalu kita. Masa lalu bialah berlalu, tataplah masa depan kita yang indah di dalam Tuhan. Musa terus berjalan karena ia tahu siapa dirinya dan ia tidak takut untuk gagal dalam menjalani hidupnya.
3.       Tidak Takut Dihina dan Diejek
“Karena iman maka mereka telah melintasi Laut Merah sama seperti melintasi tanah kering, sedangkan orang-orang Mesir tenggelam, ketika mereka mencobanya juga.” Ibrani 11:29. Iman bukan untuk orang yang coba-coba. Orang yang beriman adalah orang yang ‘peira’ orang yang tidak takut dihina dan diejek. Teruslah maju walau kita mendapat ejekan atau hinaan dari sekitar. Seberapa besar iman kita, sebesar itu juga ejekan dan hinaan yang akan kita terima. Bangsa Israel terus berlari walau bangsa Mesir mengejek mereka karena di depan mereka ada laut Merah yang menghalangi langkah kaki mereka. Begitulah ciri orang yang memiliki iman dalam hidupnya.
Kisah Nuh yang membangun Bahtera merupakan contoh seorang beriman yang terus melangkah walau mendapat ejekan dan hinaan dari sekitar. Orang yang dekat dengan Tuhan, biasanya melakukan hal-hal yang tidak lazim dilakukan orang disekitarnya. Karena saat seseorang dekat dengan Tuhan, Tuhan memberitahukan hal-hal yang rahasia di dalam hidupnya. 
4.       Memperhatikan Generasi Masa Datang
“Karena iman maka ia mengadakan Paskah dan pemercikan darah, supaya pembinasa anak-anak sulung jangan menyentuh mereka.” Ibrani 11:28. Orang yang beriman adalah orang-orang yang memperhatikan generasi masa datang. Bukti orang yang beriman adalah senang menjaga lingkungannya. Jadilah orang yang beriman untuk generasi masa datang

Anugerah yang Terbukti



Banyak Mujizat yang sudah Yesus lakukan selama Ia hidup. Beberapa mujizat yang sudah Yesus lakukan adalah mengubah air menjadi anggur, menyembuhkan perempuan pendarahan dan bahkan Yesus juga melakukan mujizat membangkitkan orang yang sudah mati. Tidak ada satu hal yang tidak dapat dilakukan Yesus kecuali melakukan mujizat untuk kepentingannya sendiri. Saat di taman Getsemani, Yesus seharusnya bisa melakukan mujizat untuk menolong dirinya tetapi ia tidak melakukan itu karena ia Ia mau memberikan Anugerah keselamatan untuk setiap kita. Semua telah Yesus lakukan untuk kita semua, tidak ada orang lain di bumi ini yang seperti Yesus dan tidak boleh ada orang yang lebih berharga di hidup kita selain Yesus. Kasihi Yesus lebih dari apapun dan hormatilah Ia. Dalam kitab Matius 12, Rasul-rasul mau hidup untuk Kristus karena ia mengalami perjumpaan dengan Yesus dan mereka mengganggap pengenalan akan Kristus jauh melebihi dari segalanya.
“Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." Matius 7:13-14. Yesus mengatakan jalan untuk mencapai kehidupan itu sempit, Kalau jalan yang kita benar, jalan itu pasti sesak dan sempit. Cek kehidupan kita sekarang, jika hari-hari ini kita merasa kita aman, ingin apapun bisa tercapai maka perlu kita koreksi lagi hidup kita, sudahkah kita berjalan di jalan yang benar yang mengarah kepada kehidupan?
Dalam Lukas 19:1-10, dikisahkan tentang perjumpaan Zakheus dengan Yesus.  Dikatakan bahwa Zakheus belum pernah bertemu dengan Yesus, sehingga ia ingin tahu siapa Yesus saat Yesus masuk ke kota Yerikho. “Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.” Lukas 19:3-4.  Tiba-tiba Yesus melihat Zakheus dan Yesus ingin menginap di rumahnya. “Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." Lukas 19:5. Dalam tradisi Israel ada dua pekerjaan yang penduduk Israel benci, pertama adalah pelacur dan yang kedua adalah pemungut cukai. Bangsa Israel membenci pemungut cukai karena mereka memungut lebih dari seharusnya. Saaat Yesus menginap di rumah Zakheus, penduduk Israel bersungut-sungut akan hal itu. “Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa." Lukas 19:7.
Anugerah adalah sesuatu yang Tuhan beri kepada setiap kita bukan karena kita baik, tetapi Cuma-Cuma. Anugerah ‘gift’ seperti halnya kado yang seseorang beri kepada kita. Kisah Yesus menumpang di rumah Zakheus adalah Anugerah Tuhan yang Tuhan beri buat Zakheus. Bukan karena kebaikan Zakheus sehingga Yesus mau menumpang di rumahnya tetapi karena Yesus mau menumpang di rumah Zakheus itulah yang namanya Anugerah.
Anugerah adalah sesuatu yang membedakan kekristenan dengan agama lain. Efesus mengatakan Anugerah adalah pemberian Allah bukan karena kebaikan atau usaha kita. Allah mengAnugerahkan keselamatan kepada Zakheus karena Allah baik.  “Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." Lukas 19:8. Selain Anugerah cirri kekristenan yang lain adalah pertobatan. Kalau Anugerah berasal dari pihak Allah, pertobatan adalah dari pihak manusia setelah menerima Anugerah Allah.
Orang yang menerima Anugerah keselamatan pasti hidup penuh dengan pertobatan. Lukas 19:8 membuktikan saat menerima nugrah Allah, Zakheus melakukan pertobatan. Tidak ada orang yang bertemu Yesus sungguh-sungguh yang tidak mau melepas semua untuk Kristus. Zakheus melepas semuanya demi Yesus. Demikian juga kisah Paulus, saat ia mengenal Yesus, Paulus menganggap semuanya sampah karena pengenalan akan Yesus itulah yang berharga.
“Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham.” Lukas 19:9. Pertobatan Zakheus adalah Anugerah yang terbukti, karena ia memebrikan semua yang ia punya karena bertemu Yesus. Kalau kita bilang hidup kita sudah bertobat tetapi kelakuan kita sama seperti dahul, kita perlu mengecek kembali hidup kita, sudahkah kita bertemu Yesus sungguh-sungguih?
Kisah Zakhesus ini bertolak belakang dengan kisah pemuda yang kaya bertemu Yesus. Pemuda kaya ini sejak kecil sudah kenal dengan Firman Tuhan, tetapi saat Yesus menyuruh menjual semua hartanya ia malah pergi meninggalkan Yesus. Berbeda dengan kisah Zakheus yang belum bertemu dengan Yesus, ketika ia bertemu Yesus ia memberikan semua yang ia punya untuk Tuhan Yesus. Begitu juga halnya dengan kisah murid-murid yesus yang mengikut Yesus dan meninggalkan segala yang mereka punya. Itulah Anugerah yang terbukti saat kita rela menyerahkan semua yang kita punya untuk kemuliaan Tuhan.

Senin, 26 Oktober 2015

Tinggal Dalam Hadirat Tuhan



Hari-hari ini banyak hal-hal yang membuat setiap kita takut dan kuatir dalam hidup kita. Baik ketakutan tentang masa depan, ketakutan dan kekuatiran masalah ekonomi, dan juga ketakutan dan kekuatiran lainnya yang sering di hadapi manusia pada umumnya. Apapun ketakutan dan kekuatiran kita, tetaplah tinggal dalam hadirat Tuhan karena hadirat Tuhan adalah tempat yang paling menyenangkan di dalam hidup kita. Tetaplah percaya bahwa berkat orang percaya Tuhan atur dari surga. Hari-hari ini Tuhan ingin kita tetap tinggal dalam hadirat-Nya.
Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.” Kejadian 6:9. Nuh hidup bergaul karib dengan Tuhan dan tinggal dalam hadirat Tuhan. Nuh hidup benar dan tidak bercela karena ia tinggal dalam hadirat Tuhan. Saat kita tinggal dalam hadirat Tuhan berkat Tuhan akan terus tercurah dalam hidup kita. “Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.” Kejadian 6:5-6. Allah sempat menyesal menciptakan manusia saat melihat kejahatan manusia yang besar di muka bumi. Tetapi saat melihat Nuh, Allah senang karena Nuh hidup benar dan bergaul karib dengan Allah. Nuh berbeda dengan sekitarnya. Saat kita tinggal dalam hadirat Tuhan, kita pasti menjadi berbeda dengan dunia ini. Ada perubahan yang terjadi saat kita tinggal dalam hadirat Tuhan, perubahan yang semakin hari semakin baik di dalam Tuhan.
“tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” Yesaya 40:31. Saat kita tinggal dalam hadirat Tuhan ada kekuatan yang Tuhan beri buat setiap kita. Seperti seekor burung rajawali yang kuat saat badai datang, begitu juga kekuatan yang Tuhan beri saat kita menghadap badai hidup kita. Saat kita tinggal dalam hadirat Tuhan ada kekuatan Tuhan yang membuat kita tidak lesu dan tidak lelah. Apapun masalah kita kita tidak akan stress dan depresi saat masalah datang menghampiri hidup kita.
Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi.” Kejadian 6:13. Allah menceritakan apa yang akan terjadi di bumi ke pada Nuh karena Nuh bergaul karib dengan Allah. Demikian juga hidup kita, saat kita tinggal dalam hadirat Allah dan bergaul karib dengan Allah, Allah akan menceritakan suatu rahasia kepada kita, Allah akan memberitahukan apa yang akan terjadi dalam hidup kita. Nuh memiliki pengetahuan yang luar biasa saat ia tetap tinggal dalam hadirat Tuhan. Allah akan berbicara masa depan kepada orang-orang yang tinggal dalam hadirat Allah. Jangan sampai kita terjebak dengan aktivitas kita, terkadang kita lupa tinggal dalam hadirat Tuhan saat kita sibuk dengan pekerjaan kita, studi kita dan kehidupan kita di dunia.
“Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam.” Kejadian 6:14. Walaupun Nuh adalah seorang petani tetapi saat ia tinggal dalam hadirat Tuhan Tuhan akan memampukan Nuh untuk membuat bahtera. Ada promosi dari Tuhan saat kita tinggal dalam hadirat Tuhan. “Dan engkau, bawalah bagimu segala apa yang dapat dimakan; kumpulkanlah itu padamu untuk menjadi makanan bagimu dan bagi mereka." Kejadian 6:21. Tidak hanya membuat bahtera tetapi Allah menyuruh Nuh untuk memberi makanan kepada keluarganya dan hewan-hewan yang ada di bahtera. Nuh tidak tahu kapan air bah itu surut, tetapi ia taat dan tetap tinggal dalam hadirat Tuhan dan ia pun mengalami mujizat setiap hari saat ia tinggal dalam hadirat Tuhan. Tuhan mencukupkan segala sesuatu yang ada pada Nuh saat ia tinggal dalam hadirat Tuhan.
Hidup dalam hadirat Tuhan adalah suatu kewajiban buat setiap kita. Saat kita tinggal dalam hadirat Tuhan, mujizat akan terjadi setiap hari. Cinta kepada Tuhan membuat setiap kita dekat kepada Tuhan. Cintai Tuhan agar setiap kita tetap tinggal dalam hadirat Tuhan. “Tetapi dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku, dan engkau akan masuk ke dalam bahtera itu: engkau bersama-sama dengan anak-anakmu dan isterimu dan isteri anak-anakmu.” Kejadian 6:18. Tinggal dalam hadirat Tuhan akan membuat berkat Tuhan sampai kepada keluarga dan bahkan generasi kita yang akan datang. Generasi Nuh diberkati Tuhan sampaui kepada Abraham dan terus berlanjut. 
“Maka Allah mengingat Nuh dan segala binatang liar dan segala ternak, yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu, dan Allah membuat angin menghembus melalui bumi, sehingga air itu turun.” Kejadian 8:1. Orang yang tinggal dalam hadirat Tuhan akan menjadi orang yang special di mata Tuhan. Tuhan mencukupkan segala kebutuhan orang yang tinggal dalam hadirat Tuhan dan selalu mengingat setiap kita. Jangan jauh dari hadirat Tuhan dan tetaplah tinggal dalam hadirat Tuhan.