Senin, 26 Oktober 2015

TERSERET DOSA



Ada orang yang masih bisa selamat ketika terseret oleh mobil, ada orang yang bisa terselamatkan ketika terseret oleh gelombang tsunami, tetapi tidak ada orang yang bisa selamat saat terseret oleh dosa. Ketika seseorang tidak berdiri di jalan-Nya Tuhan maka orang itu akan terseret di dalam dosa. Untuk lepas dari dosa tidak semudah yang kita pikirkan. Raja Daud yang hidupnya dekat dengan Tuhan saja bisa terseret oleh dosa (2 samuel 11:1-17).
Mengapa kita bisa terseret oleh dosa? “Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya.” 2 Samuel 11:4. Manusia bisa terseret dosa Karena Kesombongan manusia akan pengetahuan dunia yang ada padanya. Daud berpikir dengan pengetahuan dunianya saat Batsyeba selesai membersihkan diri dari kenajisan tidak mungkin dia akan mengandung saat ia tidur dengannya. Kebanyakan setiap manusia sombong dengan pengetahuan dunia yang mereka miliki. Dengan pengetahuan dunia yang manusia punya, manusia berusaha menutupi kesalahan mereka. Di dalam hidup ini bukan soal seberapa banyak pengetahuan yang kita miliki tetapi hal itu harus diimbangi dengan hati yang takut akan Tuhan. Akibat dari banyak pengetahuan adalah “karena di dalam banyak hikmat ada banyak susah hati, dan siapa memperbanyak pengetahuan, memperbanyak kesedihan.” Pengkhotbah 1:18. Tetapi apa yang sudah dilakukan oleh Raja Daud mengakibatkan Batsyeba hamil dan Daud ingin menutupi kesalahannya itu.
Mengapa manusia menginginkan pengetahuan? Manusia ingin setara dengan Allah, dengan harapan apa yang mereka lakukan dan perbuat tidak diketahui oleh Allah. Hal ini sudah terjadi saat manusia pertama diciptakan oleh Allah. Adam dan Hawa menginginkan buah pengetahuan baik dan jahat, manusia ingin seperti Allah. Setiap manusia menginginkan pengetahuan agar mereka pintar, agar mereka kaya dan akhirnya mereka dapat pujian dan diagung-agungkan. Manusia juga menginginkan agar apa yang mereka lakukan tidak diketahui oleh siapapun. Tidak ada sesuatu apapun di dunia ini yang bisa digunakan untuk menutupi dosa yang kita lakukan.  Mengapa manusia berbuat dosa?
1.    Manusia tidak menyadari kalau dosa adalah mata rantai yang berkesinambungan.
“Lalu Daud menyuruh orang kepada Yoab mengatakan: "Suruhlah Uria, orang Het itu, datang kepadaku." Maka Yoab menyuruh Uria menghadap Daud.” 2 Samuel 11:6. Orang yang terseret dalam dosa pasti setiap keputusan yang ia ambil akan mendatangkan suatu kebodohan. Mereka tahu apa yang mereka lakukan salah tetapi mereka tetap melakukannya. Keputusan yang Daud buat untuk memanggil Uria pulang adalah keputusan yang salah karena Uria sedang berperang, seharusnya yang membawa kabar peperangan ke Raja adalah tugas pelari cepat bukan tugas Uria. Begitu juga hidup orang yang terseret dosa, setiap keputusan yang mereka ambil merupakan keputusan yang bodoh.
2.    Manusia selalu berusaha menutupi kesalahannya.
“Kemudian berkatalah Daud kepada Uria: "Pergilah ke rumahmu dan basuhlah kakimu." Ketika Uria keluar dari istana, maka orang menyusul dia dengan membawa hadiah raja.” 2 Samuel 11:8. Saat orang terseret dalam dosa mereka akan membuat dosa yang lain untuk menutupi dosa sebelumnya dan hal ini akan terjadi  terus menerus dan melahirkan dosa-dosa baru. Daud sudah salah saat ia menyuruh Uria pulang, Daud menutupinya dengan cara memberi hadiah kepada Uria. Orang yang sudah jatuh terseret dosa tidak bisa membedakan mana yang baik dan buruk, mereka tidak bisa membedakan mana kawan dan mana lawan. “Tetapi Uria berkata kepada Daud: "Tabut serta orang Israel dan orang Yehuda diam dalam pondok, juga tuanku Yoab dan hamba-hamba tuanku sendiri berkemah di padang; masakan aku pulang ke rumahku untuk makan minum dan tidur dengan isteriku? Demi hidupmu dan demi nyawamu, aku takkan melakukan hal itu!" 2 Samuel 11:11. Uria tahu apa yang seharusnya ia lakukan. Tetapi Daud menyuruh Uria pulang agar masyarakat berpikir Batsyeba hamil karena Uria sempat pulang saat berperang. Itulah hal yang dilakukan raja Daud untuk menutupi kesalahannya.
3.    Manusia tidak sadar kalau dosa yang ia lakukan akan membawa orang lain melakukan dosa yang serupa dengannya.
“Kata Daud kepada Uria: "Tinggallah hari ini di sini. Besok aku akan melepas engkau pergi." Jadi Uria tinggal di Yerusalem pada hari itu. Keesokan harinya Daud memanggil dia untuk makan dan minum dengan dia, dan Daud membuatnya mabuk. Pada waktu malam keluarlah Uria untuk berbaring tidur di tempat tidurnya, bersama-sama hamba-hamba tuannya. Ia tidak pergi ke rumahnya.” 2 Samuel 11:12-13. Manusia tidak sadar kalau dosa yang ia lakukan akan membawa orang lain melakukan dosa yang sama. Daud ingin agar Uria melakukan hal yang sama, karena kecenderungan manusia adalah mencari teman agar dia tidak ketahuan bersalah sendiri tetapi manusia ingin kesalahannya dilakukan oleh orang lain sehingga ia punya teman yang memiliki dosa yang serupa.
4.    Manusia tidak menyadari dosa menyebabkan kehancuran pada orang lain dan diri sendiri.
“Paginya Daud menulis surat kepada Yoab dan mengirimkannya dengan perantaraan Uria. Ditulisnya dalam surat itu, demikian: "Tempatkanlah Uria di barisan depan dalam pertempuran yang paling hebat…… maka gugurlah beberapa orang dari tentara, dari anak buah Daud; juga Uria, orang Het itu, mati.” 2 Samuel 11:14-17. Apa yang Daud lakukan adalah dosa yang besar yang menyebabkan kehancuran pada orang lain.
Karena kelakuan Daud maka Firman Tuhan, “Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu.” 2 Samuel 12:10. Apa yang Daud alami dialami oleh keturunannya sampai akhirnya pedang itu berhenti di Tuhan Yesus yang mati di kayu salib untuk kita semua. Apapun masalahmu, apapun dosa yang menyeret hidupmu, ingatlah ada Tuhan Yesus yang bisa menyelesaikan setiap masalahmu dan memutuskan setiap kutuk dan jerat dosa di dalam hidup kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar