Ada
orang yang masih bisa selamat ketika terseret oleh mobil, ada orang yang bisa
terselamatkan ketika terseret oleh gelombang tsunami, tetapi tidak ada orang
yang bisa selamat saat terseret oleh dosa. Ketika seseorang tidak berdiri di
jalan-Nya Tuhan maka orang itu akan terseret di dalam dosa. Untuk lepas dari
dosa tidak semudah yang kita pikirkan. Raja Daud yang hidupnya dekat dengan
Tuhan saja bisa terseret oleh dosa (2 samuel 11:1-17).
Mengapa
kita bisa terseret oleh dosa? “Sesudah
itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu
Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari
kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya.” 2 Samuel 11:4. Manusia bisa terseret dosa Karena Kesombongan manusia akan pengetahuan
dunia yang ada padanya. Daud berpikir dengan pengetahuan dunianya saat
Batsyeba selesai membersihkan diri dari kenajisan tidak mungkin dia akan
mengandung saat ia tidur dengannya. Kebanyakan setiap manusia sombong dengan
pengetahuan dunia yang mereka miliki. Dengan pengetahuan dunia yang manusia
punya, manusia berusaha menutupi kesalahan mereka. Di dalam hidup ini bukan
soal seberapa banyak pengetahuan yang kita miliki tetapi hal itu harus
diimbangi dengan hati yang takut akan Tuhan. Akibat dari banyak pengetahuan adalah “karena di dalam banyak
hikmat ada banyak susah hati, dan siapa memperbanyak pengetahuan, memperbanyak
kesedihan.” Pengkhotbah 1:18. Tetapi apa yang sudah dilakukan oleh Raja Daud
mengakibatkan Batsyeba hamil dan Daud ingin menutupi kesalahannya itu.
Mengapa manusia menginginkan pengetahuan? Manusia
ingin setara dengan Allah, dengan harapan apa yang mereka lakukan dan perbuat
tidak diketahui oleh Allah. Hal ini sudah terjadi saat manusia pertama
diciptakan oleh Allah. Adam dan Hawa menginginkan buah pengetahuan baik dan
jahat, manusia ingin seperti Allah. Setiap manusia menginginkan pengetahuan
agar mereka pintar, agar mereka kaya dan akhirnya mereka dapat pujian dan diagung-agungkan.
Manusia juga menginginkan agar apa yang mereka lakukan tidak diketahui oleh
siapapun. Tidak ada sesuatu apapun di dunia ini yang bisa digunakan untuk
menutupi dosa yang kita lakukan. Mengapa
manusia berbuat dosa?
1. Manusia tidak menyadari kalau dosa adalah mata
rantai yang berkesinambungan.
“Lalu
Daud menyuruh orang kepada Yoab mengatakan: "Suruhlah Uria, orang Het itu,
datang kepadaku." Maka Yoab menyuruh Uria menghadap Daud.” 2 Samuel 11:6.
Orang yang terseret dalam dosa pasti setiap keputusan yang ia ambil akan
mendatangkan suatu kebodohan. Mereka tahu apa yang mereka lakukan salah tetapi
mereka tetap melakukannya. Keputusan yang Daud buat untuk memanggil Uria pulang
adalah keputusan yang salah karena Uria sedang berperang, seharusnya yang
membawa kabar peperangan ke Raja adalah tugas pelari cepat bukan tugas Uria.
Begitu juga hidup orang yang terseret dosa, setiap keputusan yang mereka ambil
merupakan keputusan yang bodoh.
2. Manusia selalu berusaha menutupi kesalahannya.
“Kemudian
berkatalah Daud kepada Uria: "Pergilah ke rumahmu dan basuhlah
kakimu." Ketika Uria keluar dari istana, maka orang menyusul dia dengan
membawa hadiah raja.” 2 Samuel 11:8. Saat orang terseret dalam dosa mereka akan
membuat dosa yang lain untuk menutupi dosa sebelumnya dan hal ini akan
terjadi terus menerus dan melahirkan dosa-dosa
baru. Daud sudah salah saat ia menyuruh Uria pulang, Daud menutupinya dengan
cara memberi hadiah kepada Uria. Orang yang sudah jatuh terseret dosa tidak
bisa membedakan mana yang baik dan buruk, mereka tidak bisa membedakan mana
kawan dan mana lawan. “Tetapi Uria berkata kepada Daud: "Tabut serta orang
Israel dan orang Yehuda diam dalam pondok, juga tuanku Yoab dan hamba-hamba
tuanku sendiri berkemah di padang; masakan aku pulang ke rumahku untuk makan minum
dan tidur dengan isteriku? Demi hidupmu dan demi nyawamu, aku takkan melakukan
hal itu!" 2 Samuel 11:11. Uria tahu apa yang seharusnya ia lakukan. Tetapi
Daud menyuruh Uria pulang agar masyarakat berpikir Batsyeba hamil karena Uria
sempat pulang saat berperang. Itulah hal yang dilakukan raja Daud untuk
menutupi kesalahannya.
3. Manusia tidak sadar kalau dosa yang ia lakukan akan
membawa orang lain melakukan dosa yang serupa dengannya.
“Kata
Daud kepada Uria: "Tinggallah hari ini di sini. Besok aku akan melepas
engkau pergi." Jadi Uria tinggal di Yerusalem pada hari itu. Keesokan
harinya Daud memanggil dia untuk makan dan minum dengan dia, dan Daud
membuatnya mabuk. Pada waktu malam keluarlah Uria untuk berbaring tidur di
tempat tidurnya, bersama-sama hamba-hamba tuannya. Ia tidak pergi ke rumahnya.”
2 Samuel 11:12-13. Manusia tidak sadar kalau dosa yang ia lakukan akan membawa
orang lain melakukan dosa yang sama. Daud ingin agar Uria melakukan hal yang
sama, karena kecenderungan manusia adalah mencari teman agar dia tidak ketahuan
bersalah sendiri tetapi manusia ingin kesalahannya dilakukan oleh orang lain
sehingga ia punya teman yang memiliki dosa yang serupa.
4. Manusia tidak menyadari dosa menyebabkan
kehancuran pada orang lain dan diri sendiri.
“Paginya Daud
menulis surat kepada Yoab dan mengirimkannya dengan perantaraan Uria.
Ditulisnya dalam surat itu, demikian: "Tempatkanlah Uria di barisan depan
dalam pertempuran yang paling hebat…… maka gugurlah beberapa orang dari
tentara, dari anak buah Daud; juga Uria, orang Het itu, mati.” 2 Samuel
11:14-17. Apa yang Daud lakukan adalah dosa yang besar yang menyebabkan
kehancuran pada orang lain.
Karena
kelakuan Daud maka Firman Tuhan, “Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir
dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan
mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu.” 2 Samuel 12:10.
Apa yang Daud alami dialami oleh keturunannya sampai akhirnya pedang itu
berhenti di Tuhan Yesus yang mati di kayu salib untuk kita semua. Apapun
masalahmu, apapun dosa yang menyeret hidupmu, ingatlah ada Tuhan Yesus yang
bisa menyelesaikan setiap masalahmu dan memutuskan setiap kutuk dan jerat dosa
di dalam hidup kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar