Kamis, 29 Oktober 2015

IMAN



Untuk seseorang berhasil dalam hidupnya, perlu yang namanya iman, begitu juga dalam mengatasi masalah dan pergumulan hidup. Kita butuh iman yang kuat untuk berhasil dalam hidup dan kuat serta mampu mengatasi masalah kita. Jangan harap kita berhasil tanpa iman, jangan berharap kita mampu mengatasi masalah tanpa iman.
 “Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.” Roma 12:3. Kata ukuran dalam nats ini memakai kata ‘metron’ yang memiliki arti ukuran yang tidak terbatas yang Tuhan beri sesuai dengan tubuh Kristus. Kita harus tahu posisi kita dalam tubuh Kristus. Saat kita tahu posisi kita maka ukuran iman yang tidak terbatas itu akan kita miliki. Kenalilah siapa diri kita! Kaki akan maksimal jika digunakan untuk berjalan, mulut akan maksimal jika digunakan untuk bicara, begitu juga dengan hidup kita. Hidup kita akan maksimal dan kita memiliki ukuran iman yang tidak terbatas saat kita kenal siapa kita.
Sebuah kisah seorang peternak ayam di Jiangso mengalami kerugian besar karena ayam-ayam di peternakan tersebut mati setelah seorang anak kecil menagis dengan kerasnya. Selain itu, kebiasaan di Pulau Solomon yang selalu meneriaki pohon besar yang akan ditumbangkan, ketika pohon itu diteriaki dengan kata-kata yang negatif pohon itu lama kelamaan layu dan mati sehingga mudah untuk di tumbangkan. Dua kejadian tersebut membuktikan bahwa mulut kita memiliki kuasa. Tuhan sudah meletakan dasar-dasar yang kuat di mulut bayi-bayi. Demikian juga halnya dengan perkataan kita. Perkataan seorang anak Tuhan yang memiliki iman akan mendatangkan mujizat. Miliki iman dalam hidup kita dan jadilah orang yang beriman. Siapakah yang disebut orang beriman?
1.       Mengetahui Siapa Jati Diri Kita
“Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun,” Ibrani 11:24. Kita disebut orang beriman saat kita tahu siapa diri kita. Walaupun Musa tinggal di dalam istana, Musa menolak disebut anak Puteri Firaun karena ia mengetahui siapa jati dirinya. Temukan jati diri kita dihadapan Tuhan. Saat kita mengetahui jati diri kita maka kita akan tahu di tempat mana kita harus berdiri. Kalau kita tidak mengetahui jati diri kita, kita tidak akan mencapai tujuan hidup kita. Temukan jati diri kita agar kita memiliki iman yang terbatas dalam hidup kita. Jadilah diri kamu sendiri maka engkau akan menjadi besar. Kita tidak bisa menghilangkan jati diri kita dalam hidup kita.
“Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua.” Pengkhobah 9:11. Kemenangan suatu perlombaan bukan untuk yang cepat, demikian juga hidup manusia, keberhasilan seseorang tidak ditentukan dari  kehebatan, kekuatan, kekayaan atau kepintaran. Seorang Jokowi bisa menjadi seorang pemimpin Negara bukan karena ia orang terpandai di Indonesia, atau pun orang yang paling hebat, tidak hanya memiliki kapasitas, integritas dan kapabilitas tetapi seorang Jokowi memiliki Elektabilitas yang bisa membuat ia menjadi seorang Presiden. Elektabilitas adalah sesuatu yang bisa diterima di tengah masyarakat umum. Begitu juga halnya dengan setiap kita manusia, jika Tuhan tidak memilih kita maka siapakah kita. Tetapi perlu kita ketahui bahwa Allah sendiri yang memilih kita dan kita adalah anak-anak Allah.
2.       Tidak Pernah Takut Dengan Masa Lampau
“Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan.” Ibrani 11:27. Musa melihat apa yang tidak tampak, ia melihat janji dan pertolongan Tuhan dalam hidupnya. Orang yang memiliki iman tidak pernah takut dengan masa lampau, karena orang yang beriman bisa melihat harapan disetiap jalan hidupnya.
Kalau kita disebut orang beriman, jangan lihat masa lalu kita tetapi tataplah masa depan yang penuh harapan. Jangan takut, ‘pobeo’ agar setiap kita bisa mencapai tujuan hidup kita. Apapun masalah kita, jangan takut dan teruslah bergerak dan jangan pernah mundur karena trauma masa lalu kita. Masa lalu bialah berlalu, tataplah masa depan kita yang indah di dalam Tuhan. Musa terus berjalan karena ia tahu siapa dirinya dan ia tidak takut untuk gagal dalam menjalani hidupnya.
3.       Tidak Takut Dihina dan Diejek
“Karena iman maka mereka telah melintasi Laut Merah sama seperti melintasi tanah kering, sedangkan orang-orang Mesir tenggelam, ketika mereka mencobanya juga.” Ibrani 11:29. Iman bukan untuk orang yang coba-coba. Orang yang beriman adalah orang yang ‘peira’ orang yang tidak takut dihina dan diejek. Teruslah maju walau kita mendapat ejekan atau hinaan dari sekitar. Seberapa besar iman kita, sebesar itu juga ejekan dan hinaan yang akan kita terima. Bangsa Israel terus berlari walau bangsa Mesir mengejek mereka karena di depan mereka ada laut Merah yang menghalangi langkah kaki mereka. Begitulah ciri orang yang memiliki iman dalam hidupnya.
Kisah Nuh yang membangun Bahtera merupakan contoh seorang beriman yang terus melangkah walau mendapat ejekan dan hinaan dari sekitar. Orang yang dekat dengan Tuhan, biasanya melakukan hal-hal yang tidak lazim dilakukan orang disekitarnya. Karena saat seseorang dekat dengan Tuhan, Tuhan memberitahukan hal-hal yang rahasia di dalam hidupnya. 
4.       Memperhatikan Generasi Masa Datang
“Karena iman maka ia mengadakan Paskah dan pemercikan darah, supaya pembinasa anak-anak sulung jangan menyentuh mereka.” Ibrani 11:28. Orang yang beriman adalah orang-orang yang memperhatikan generasi masa datang. Bukti orang yang beriman adalah senang menjaga lingkungannya. Jadilah orang yang beriman untuk generasi masa datang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar