Selasa, 19 Januari 2016

Pelayanan Malaikat



Tidak ada tempat yang aman di dunia ini kecuali di dalam hadirat Tuhan. Di dalam Kisah Para Rasul 12:1-19 kita akan membaca kisah tentang pelayanan Malaikat yang dialami oleh Rasul Petrus. “7. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus dan cahaya bersinar dalam ruang itu. Malaikat itu menepuk Petrus untuk membangunkannya, katanya: "Bangunlah segera!" Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus. 8. Lalu kata malaikat itu kepadanya: "Ikatlah pinggangmu dan kenakanlah sepatumu!" Iapun berbuat demikian. Lalu malaikat itu berkata kepadanya: "Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!" 9. Lalu ia mengikuti malaikat itu ke luar dan ia tidak tahu, bahwa apa yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi, sangkanya ia melihat suatu penglihatan. … 11. Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata: "Sekarang tahulah aku benar-benar bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi."
                Malaikat adalah utusan Tuhan yang kuat, perkasa, pemberani dan setiap malaikat memiliki tugas masing-masing dari Allah. Kata malaikat berasal dari bahasa Ibrani Mal’ak dan dari bahasa Yunani Angelos. Karena malaikat adalah roh dan bukan berbentuk fisik, mereka tidak kelihatan setiap waktu, Kolose 1:16. Elisa pernah berdoa bahwa pembantunya akan melihat pasukan malaikat mengelilingi kota, dan anak muda ini di “buka” matanya sehingga ia dapat melihat makhluk-makhluk yang tidak kelihatan itu, 2 Kings 6:17 “Lalu berdoalah Elisa: "Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat." Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa.” Malaikat ada yang memiliki bentuk suatu sosok yang bersayap seperti Serafim dan ada juga yang mengambil bentuk seperti manusia, dalam Kejadian 18, Abraham menyambut tiga tamu malaikat yang muncul sebagai pelancong biasa. Di pasal berikutnya, dua malaikat pergi ke Sodom dimana mereka dianggap hanya sebagai pengunjung biasa. Malaikat dalam Alkitab tidak pernah muncul dalam bentuk yang lucu, anak-anak yang menggemaskan dan bersayap tetapi mereka selalu muncul dalam bentuk orang dewasa. Ketika orang-orang dalam Alkitab melihat malaikat, respon mereka selalu rebah sujud dalam rasa takut dan terkejut, bukannya mendekat dan ingin menggelitik bayi yang lucu. Karena sosok malaikat tidak seperti bayi tetapi mereka memiliki sosok yang perkasa dan kuat.
                Malaikat memiliki fungsi masing-masing dari Tuhan Allah, Malaikat Gabriel bertugas memberitakan kabar baik dari Allah, “Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” Lukas 2:9-10. Kehadiran Malaikat tidak membuat setiap orang ketakutan seperti orang yang melihat hantu. Karena kehadiran Malaikat membawa kabar yang baik dan damai sejahtera.  Fungsi lain dari malaikat adalah memberikan jawaban doa, dalam Alkitab dikisahkan Yakub melihat Malaikat Tuhan turun naik ke surga membawa dan memberikan setiap jawaban doa-doa kita. Hari-hari ini mungkin setiap kita dihantui oleh ketakutan-ketakutan tentang teroris, keadaan ekonomi yang tidak menentu dan ketakutan yang lain, tetapi ingatlah bahwa masih ada pelayanan Malaikat sampai sekarang. “sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu.Mazmur 91:11.
Menyediakan hal-hal yang supranatural, selain membawa pesan dari Tuhan dan memberikan jawaban doa dari Tuhan, malaikat juga memiliki fungsi menyediakan-menyediakan hal-hal yang supranatural buat setiap kita. Elia adalah nabi yang luar biasa di dalam perjanjian lama, Elia menang melawan 400 nabi baal dan melakukan hal-hal yang luar biasa dalam setiap pelayanannya, tetapi saat ia menang melawan nabi-nabi baal, Izebel datang dan berniat untuk membunuh Elia dan Elia pun berlari sejauh 100 mil dan bersembunyi dari kejaran prajurit Izebel. Elia lupa akan kuasa Tuhan yang sudah ia alami saat Izebel mengintimidasinya. Saat ia tidur dalam persembunyiannya, malaikat Tuhan datang menghampirinya. “Sesudah itu ia berbaring dan tidur di bawah pohon arar itu. Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia serta berkata kepadanya: "Bangunlah, makanlah!" Ketika ia melihat sekitarnya, maka pada sebelah kepalanya ada roti bakar, dan sebuah kendi berisi air. Lalu ia makan dan minum, kemudian berbaring pula. Tetapi malaikat TUHAN datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia serta berkata: "Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu." Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.” 1 Raja-Raja 19:5-9. Apapun yang kita alami hari-hari ini jangan takut, ada roti hidup yang menguatkan setiap kita dan air hidup yang menyegarkan kehidupan kita seperti kisah Elia yang bertemu dengan malaikat Tuhan. Masih banyak pelayanan malaikat lainnya yang dilakukan Allah buat setiap kita lewat malaikat-malaikatNya. Seperti dalam Kisah Para Rasul 27:1-37. Apapaun keadaan kita hari-hari ini jangan takut.
“….. Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu. Engkau hanya menontonnya dengan matamu sendiri dan melihat pembalasan terhadap orang-orang fasik. Sebab TUHAN ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu, malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu; sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu…. ” Mazmur 91

Selasa, 12 Januari 2016

Doa Paulus



“Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa,” Efesus 3:14.  Berbicara kepenuhan Allah adalah sesuatu yang tidak mudah. Oleh sebab itu, tidak hanya berdoa kepada Allah dengan biasa tetapi Paulus sujud sambil berdoa dan memanjatkan setiap doanya. Ada empat hal yang Paulus minta di dalam doanya:
1.       Menguatkan dan Meneguhkan Batin Setiap Kita Orang yang Percaya.
“Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu,” Efesus 3:16. Hal pertama yang diminta oleh Rasul Paulus adalah agar Tuhan menguatkan dan meneguhkan batin setiap kita. Percuma saja kapasitas kita sudah diperbesar tetapi batin kita tidak kuat. Saat Berkat dan kuasa Allah dicurahkan dalam hidup kita sudahkah wadah itu besar dan kuat? Kenapa Paulus berdoa agar batin setiap kita dikuatkan? Karena kekuatan manusia tidak terletak dari ototnya tetapi pada batinnya. Orang yang memiliki tubuh yang sehat belum tentu ia kuat. Seorang Penginjil dan motivator Nick Vujicic adalah seseorang yang memiliki pengaruh yang besar dan jadi berkat buat orang banyak, tetapi ia tidak memiliki tubuh yang kuat. Dan banyak orang-orang yang memiliki tubuh yang sehat tetapi mereka tidak kuat di dalam kehidupan mereka, sebab kekuatan manusia terletak pada batinnya. “Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.” 2 Korintus 4:16. Agar kita mengalami kepenuhan Allah di dalam kehidupan setiap kita hal pertama yang harus kita miliki adalah batin yang kuat.
2.       Kristus Diam Di Dalam Kita dan Kita Berakar dan Berdasar di DalamNya.
“sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.” Efesus 3:17. Hanya dengan batin yang kuat kita akan memiliki iman yang kuat. “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.” Wahyu 3:20. Pintu itu akan terbuka dengan iman kita. Batin yang kuat akan menciptakan iman yang kuat. Tidak hanya kita memiliki iman di dalam Tuhan dan Yesus tinggal di dalam hidup kita, tetapi Yesus harus tetap ada dan tinggal secara permanen di dalam hidup kita. Kita harus berakar dan berdasar di dalam kasih Kristus. Dasar berbicara tentang pengharapan dan biarlah kita berpengharapan kepada kasih Allah yang besar di dalam kehidupan setiap kita. Siapkan batin kita, tinggal di dalam Tuhan, berakar dan milikilah dasar yang benar supaya saat kuasa dan berkat Allah dicurahkan kepada setiap kita, kita tidak sombong dan menjauh dari Tuhan.
Kepenuhan Allah berbicara tentang kuasa Tuhan yang tercurah penuh di dalam hidup kita. Saat kepunuhan Allah terjadi di dalam hidup kita maka bukan kita lagi yang mengendalikan hidup kita tetapi Kristus yang diam di dalam hidup kita yang mengendalikan hidup kita. Hati adalah pusat kehidupan, saat orang menerima Yesus maka hati kita adalah untuk Yesus dan segala hal yang kita lakukan untuk kemuliaan Tuhan. Saat hati kita untuk Yesus maka saat kuasa itu dicurahkan buat setiap kita maka kita bisa dengan tepat menggunakan kuasa itu.
3.       Memahami Kasih Kristus Di Dalam Hidup Kita.
“Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus,” Efesus 3:18. Rasul Paulus berdoa agar kita memahami betapa lebarnya ‘platos’, panjangnya ‘mekos’, tingginya ‘hugsos’ dan dalamnya ‘batos’ kasih Kristus. Rasul Paulus berdoa agar kita bersama-sama orang kudus dapat memahami kasih Kristus. Kita tidak bisa memahami kasih Kristus dengan sendiri tetapi kita akan memahami betapa besarnya kasih Kristus secara bersama-sama. Kasih Kristus sungguh besar di dalam hidup kita, oleh sebab itu dengan orang-orang kudus lainnya kita akan memahaminya.
4.       Mengalami Kepenuhan Kasih.
“dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.” Efesus 3:19. Mengenal Allah berarti kita punya hubungan yang intim dengan Allah. Mengenal tidak dilakukan sesaat tetapi butuh proses yang dilakukan secara terus menerus untuk mengenal pribadiNya. Paulus berdoa agar setiap kita mengalami pengenalan dengan Allah, berjalan bersama Allah dan mengetahui satu dengan yang lain antara kita dan Allah. Saat kita mengenal Allah kita harus singkron dengan Allah. Apa yang menjadi maunya Allah itulah yang akan kita lakukan. Kepenuhan akan Allah akan membuat setiap kita kembali ke posisi awal kita. Dan apapun yang kita lakukan semua mendatangkan kemuliaan bagi Allah. “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin.” Efesus 3:20-21.

Kerendahan Hati



Tema Gereja GBI Keluarga Imamat Rajani tahun 2016 adalah Kepenuhan Allah, “The Fullness Of God”. Efesus 3:18-19.“Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.” Setiap kita harus memahami betapa lebar, panjang, tinggi dan dalamnya kasih Kristus. The Fullness of God adalah kerinduhan Tuhan buat setiap kita orang percaya. Mengalami kepenuhan akan Allah dalam hidup kita berarti otoritas Allah menjadi bagian hidup kita, jadi bukan kita lagi tetapi Allah yang bekerja di dalam hidup kita menurut kemauan dan kerelaan Allah. Sebelum kita mengalami kepenuhan Allah kita harus menyiapkan wadah terlebih dahulu. Salah satu hal yang perlu kita siapkan adalah rsifat rendah hati di dalam hidup kita.
“Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.” Matius 11:29. Yesus berkata agar setiap kita belajar dari pribadi Yesus yang lemah lembut dan rendah hati. Kerendahan hati berbicara tentang sikap atau karakter atau perilaku seseorang yang direfleksikan dan bisa dilihat oleh orang lain. Kerendahan hati tidak bisa kita dapat secara instan tetapi harus ada proses yang kita jalani dalam hidup kita. Kerendahan hati berarti mengerti bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah berasal dari Allah. Untuk menjadi seseorang yang rendah hati ada tiga hal yang harus kita lakukan.
1.       Tidak mempertahankan apa yang sudah ada pada kita
yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,” Filipi 2:6. Yesus tidak mempertahankan kesetaraanNya dengan Allah tetapi Ia rela turun ke dunia dan menjadi seorang manusia. Kerendahan hati ‘harpakmos’ memiliki arti tidak menggenggam, Untuk menjadi seorang yang rendah hati jangan pertahankan apa yang ada pada setiap kita. Terkadang setiap kita mempertahankan setiap prinsip-prinsip hidup yang kita punya bertahun-tahun, tradisi-tradisi yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan, dan berupayha dengan segala upaya untuk mempertahankan harga diri yang sudah kita bangun dalam hidup kita. Tinggalkan setiap prinsip hidup kita yang tidak sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan dan hiduplah sesuai dengan prinsip-prinsip Firman Tuhan. Tinggalkan keangkuan hidup dan ego kita masing-masing agar setiap kita bisa memiliki kerendahan hati dalam hidup kita. Tinggalkan itu semua agar setiap kita mengalami kepenuhan Allah. Kikislah dan buanglah apa yang tidak baik dalam hidup kita.
“Carilah TUHAN, hai semua orang yang rendah hati di negeri, yang melakukan hukum-Nya; carilah keadilan, carilah kerendahan hati; mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan TUHAN.” Zefanya 2:3. Kerendahan hati harus kita cari di dalam hidup kita dan bersiaplah untuk menghadapi ujian kerendahan hati.
2.       Menganggap yang lain lebih utama
dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;” Filipi 2:3. Jangan selalu hidup mementingkan diri kita sendiri tetapi belajarlah menganggap yang lain lebih utama dibanding diri kita. Begitu juga dalam keluarga dan dalam kehidupan kita di masyarakat. Saat kita mengutamakan yang lain terlebih dahulu maka orang lain juga akan menghargai setiap kita. Sebagai orang percaya kerendahan hati harus ada di dalam hidup kita.
“Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."” 1 Petrus 5:5. Allah juga mengajarkan setiap kita untuk tunduk kepada orang yang lebih tua. Miliki kerendahan hati dan hormati orang yang lebih tua disbanding kita. Saat ada kerendahan hati maka kepenuhan Allah akan terjadi di dalam hidup setiap kita.
3.       Tidak mementingkan tujuan kita sendiri
karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,” Filipi 2:2. Kita harus hidup satu pikir, satu hati dan satu tujuan oleh sebab itu jangan selalu mementingkan tujuan kita sendiri. Tuhan tidak melihat fisik kita tetapi Ia melihat jauh ke dalam hati kita, apakah kita memiliki kerendahan hati seperti yang diteladankan Tuhan Yesus apa tidak. Sebab dari hatilah terpancar kehidupan, oleh sebab itu milikilah kerendahan hati. “Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.” 1 Petrus 5:6. Miliki kerendahan hati di dalam hidup kita, karena saat kita bisa merendahan hati kita maka akan ada waktunya Tuhan akan meninggikan setiap kita. Promosi datangnya dari Tuhan, bagian kita adalah hidup dengan kerendahhatian.