Rabu, 23 November 2016

Yesus Penyembuh



Hari Sabat adalah sakral bagi orang Yahudi. Tidak ada aktifitas yang mereka lakukan paa hari Sabat. Begitu juga kisah dalam Lukas 13:10-17. Ada seorang wanita yang menderita dan dirasuki roh jahat selama delapan belas tahun sehingga ia menderita sakit punggung yang luar biasa sakit. Meskipun sakit, wanita ini tetap pergi ke rumah ibadah setiap hari Sabat. Saat itu ada Yesus di rumah Ibadah, apa yang dilakukan Yesus kepada wanita ini? Ada tiga kebenaran yang akan kita pelajari dari kisah Yesus menyembuhkan wanita pada hari Sabat.
1.       Yesus Peduli
“Ketika Yesus melihat perempuan itu, …” Lukas 13:12. Yesus peduli dan memperhatikan wanita yang sakit punggung ini. Yesus mengetahui apa yang ia alami dan rasakan. Demikian juga dalam kehidupan setiap kita. Apapun masalah dan pergumulan kita, mungkin sakit penyakit, masalah ekonomi dan masalah yang lain ingatlah ada Yesus yang terus memperhatikan setiap kita. Saat sekitar tidak mempedulikan kita tetaplah percaya ada sepasang mata Tuhan yang peduli dan memerhatikan apa yang kita rasakan. Yesus tahu apa yang kita alami dan Yesus peduli atas apa yang kita alami.
2.       Yesus Menyapa
“… Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: “Hai Ibu, penyakitmu telah sembuh.” Lukas 13:12. Tidak hanya memerperhatikan wanita ini, tetapi Yesus menyapa wanita ini dengan sapaan yang luar biasa. Yesus menunjukan kepedulianNya. Yesus kita adalah Tuhan yang luar biasa, apapun yang kita alami sekarang, seberat apapun masalah dan pergumulan kita ingatlah ada Yesus yang menyapa kita dan bertanya apa yang kita gumulkan hari-hari ini, apa masalah dan pergumulan yang kita hadapi? Yesus menyapa dengan penuh kasih, lemah lembut dan penuh hormat di dalam hidup kita.   
3.       Yesus Menjamah
“Lalu Ia meletakan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah.” Lukas 13:13. Yesus tidak sekedar peduli, Yesus tidak sekedar menyapa, tetapi Yesus melakukan sesuatu kepada perempuan ini. Yesus menumpangkan tangan atas Ibu yang sakit punggung ini dan kesembhakn terjadi. Yesus sanggup melepaskan kita dari yang jahat. Yesus sanggup memulihkan keadaan kita.Ingatlah seberat papun pergumulan dan masalah kita ada Yesus yang sanggup melakukan segala sesuatu yang baik untuk kita. Yesus siap meletakan tangan-Nya di atas kita. Apapun masalah kita datanglah kepada Yesus karena di dalam Yesus ada mujizat.

Belajar dari Habakuk



“Aku mau berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara, aku mau meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku, dan apa yang akan dijawab-Nya atas pengaduanku.” Habakuk 2:1. Fenomena-fenomena yang terjadi hari-hari ini sering membuat kita bertanya-tanya masih adakah Tuhan hari-hari ini. Seakan-akan Allah tidak ada dan tidak memihak setiap perkara kita. Seperti halnya kitab Habakuk, kitab ini hanya terdiri dari tiga pasal tetapi apa yang Habakuk tulis terjadi hari-hari ini. Di pasal yang pertama seolah-olah Allah tidak ada dipihaknya, pasal kedua proses mulai terjadi dalam kehidupan Habakuk dan pasal ketiga menceritakan tentang respon hati Habakuk. “Lalu TUHAN menjawab aku, demikian: "Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya.” Habakuk 2:2. Apa yang kita alami hari-hari ini itu juga yang Habakuk alami da ia tuliskan di dalam Kitabnya. Apa yang Habakuk lakukan saat proses dan pergumulan terjadi?
1.      Mencari Tuhan dengan Segenap Hatinya
“Aku mau berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara, aku mau meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku, dan apa yang akan dijawab-Nya atas pengaduanku.” Habakuk 2:1. Apapun yang terjadi hari-hari ini, seolah-olah kita ditekan, seolah-olah apa yang terjadi tidak adil, teruslah hidp di dalam kasih dan tetap carilah Tuhan. Carilah Tuhan dengan sungguh-sungguh dan berdoalah kepadaNya. Apapu yang terjadi percayalah masih ada Tuhan dipihak kita.
2.      Tidak Beranjak dan Tetap Berdiri
“Aku mau berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara, …” Habakuk 2:1. Habakuk tidak beranjak dan tetap berdiri di hadapan Tuhan apapun masalah yang terjadi. Seberat apapun yang ia alami Habakuk memiliki iman yang kuat seperti sauh. Imannya tidak tergoyahkan oleh masalah dan pergumulan yang ia hadapi. Begitu juga dengan setiap kita, tetaplah berdiri dan jangan beranjak dari Tuhan apapun yang kita alami hari-hari ini. Miliki iman yang kuat di dalam Tuhan.
3.      Menantikan Jawaban Tuhan
“ … aku mau meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku, dan apa yang akan dijawab-Nya atas pengaduanku.” Habakuk 2:1. Terus nantikan jawaban Tuhan seperti Habakuk. Saat Habakuk menantikan jawaban Tuhan, Tuhan memperlihatkan penglihatan-penglihatan kepada Habakuk dalapat diprm Habakuk pasal ketiga. “TUHAN, telah kudengar kabar tentang Engkau, dan pekerjaan-Mu, ya TUHAN, kutakuti! Hidupkanlah itu dalam lintasan tahun, nyatakanlah itu dalam lintasan tahun; dalam murka ingatlah akan kasih sayang! … Mendahului-Nya berjalan penyakit sampar dan demam mengikuti jejak-Nya.” Habakuk 3:2,5. Habakuk melihat penyakit –penyakit akan Tuhan berikan, demikian juga yang terjadi hari-hari ini. Tidak hanya penyakit bencana dan fenomena-fenomena alam terjadi dimana-mana. “Ia berdiri, maka bumi dibuat-Nya bergoyang; Ia melihat berkeliling, maka bangsa-bangsa dibuat-Nya melompat terkejut, hancur gunung-gunung yang ada sejak purba, merendah bukit-bukit yang berabad-abad; itulah perjalanan-Nya berabad-abad. … Ia berdiri, maka bumi dibuat-Nya bergoyang; Ia melihat berkeliling, maka bangsa-bangsa dibuat-Nya melompat terkejut, hancur gunung-gunung yang ada sejak purba, merendah bukit-bukit yang berabad-abad; itulah perjalanan-Nya berabad-abad. … melihat Engkau, gunung-gunung gemetar, air bah menderu lalu, samudera raya memperdengarkan suaranya dan mengangkat tangannya.” Habakuk 3:6-10. Gempa bumi, tsunami dan berbagai macam bencana terjadi, bahkan banjir terjadi dimana-mana karena cuaca tidak dapat diprediksikan hari-hari ini. Apapun yang terjadi tetaplah nantikan Tuhan.
4.      Menjaga Hati, Menjaga Sikap dan Menjaga Respon
“Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya. Orang sombong dan khianat dia yang melagak, tetapi ia tidak akan tetap ada; ia mengangakan mulutnya seperti dunia orang mati dan tidak kenyang-kenyang seperti maut, sehingga segala suku bangsa dikumpulkannya dan segala bangsa dihimpunkannya." Habakuk 2:4-5. Apapun yang terjadi hari-hari ini jangan mengandalkan kekuatan kita. Mari kita periksa kembali dimana kita menaruh harapan dan kekuatan kita, pada kekayaan, kepintaran, kedudukan atau kah kita menaruh harapan dan kekuatan kita kepada Tuhan? Terus jadikan Tuhan kekuatan kita. Jaga hati kita saat masalah datang dan jangan menyalahkan Tuhan. Jaga sikap kita saat masalah dan pergumulan datang dan jangan sampai kita salah respon. Jangan salah merespon saat masalah datang tetapi teruslah bersukacita.
Apapun kesusahan yang terjadi, Habakuk tetap berfokus kepada Tuhan. “Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.” Habakuk 3:17-19. Habakuk tetap memilih untuk bersorak sorai sebab ia tahu Tuhanlah yang menjadi kekuatannya.

Mencari Tuhan dengan Segenap Hati



Zakheus adalah kepala pemungut cukai yang kaya di kota Yerikho dan ia memiliki badan pendek (Lukas 19:2-3). Pada zaman itu banyak orang Yahudi tidak suka dengan pemungut cukai karena pemungut cukai suka memeras orang miskin.  “Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa." Lukas 19:7. Pekerjaan pemungut cukai bukanlah pekerjaan berdosa, tetapi kebanyakan pemungut cukai dicap berdosa karena suka memeras orang miskin.
Dalam Lukas 19:1-10, Yesus tidak pernah berpikir untuk singgah d kota Yerikho. “Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu.” Lukas 19:1. Yesus hanya ingin melintasi kota Yeriko dan berjalan terus melintasi kota itu. Tetapi dalam Lukas 19:5. “Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." Yesus memutuskan singgah di Yerikho dan menumpang di ruah Zakheus karena ada Zakheus yang mencari Tuhan dengan segenap hatinya. Saat kita mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh maka Tuhan memperhitungkan kesungguhan hati kita. Ada koneksi antara hati Zakhesus yang mencari Tuhan yang membuat Yesus akhirnya melihat Zakheus dan menumpang di rumahnya.
“Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.” Lukas 19:2-4. Ada banyak alasan yang bisa membuat Zakheus mengurungkan diri bertemu Yesus, sebab badannya pendek, banyak orang yang mengerumumi Yesus yang menghalanginya bertemu Yesus. Tetapi ia mencari cara untuk bertemu dengan Yesus dan mencari solusi di tengah-tengah keterbatasannya. Ada usaha yang ekstra dan kekuatan yang ekstra yang dilakukan Zakheus untuk bisa bertemu Yesus. Mari kita koreksi kehidupan kita masing-masing! Sudahkah kita seperti Zakheus yang mencari Tuhan dengan segenap hatinya? Terkadang saat ada halangan sedikit saja kita sudah malas bertemu Yesus, saat hujan turun pada hari minggu, kita malas pergi ke gereja, saat tidak ada kendaraan atau jemputa kita tidak jadi pergi ke gereja, dan banyak alasan lainnya. Apapun halangan yang menghalangi kita untuk bertemu Yesus belajarlah dari Zakheus yang mencari Tuhan dengan segenap hatinya. Apa saja yang akan kita terima saat kita mencari Tuhan dengan segenap hati dan penuh kesungguhan?
1.       Segala Usaha akan Berhasil
“Ia mencari Allah selama hidup Zakharia, yang mengajarnya supaya takut akan Allah. Dan selama ia mencari TUHAN, Allah membuat segala usahanya berhasil.” 2 Tawarikh 26:5. Tuhan membuat segala usaha Raja Uzia berhasil sebab ia mencari Tuhan selama hidupnya. Raja Uzia tahu sumber berkat sesungguhnya adalah Tuhan. “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Matius 6:33. Carilah Tuhan dengan segenap hati kita dan terus melekat kepada Tuhan seperti ranting yang terus melekat pada pokok anggur. Sebab diluar Tuhan kita tidak bisa berbuat apa-apa. Kata mencari memiliki arti mencari secara teliti, mencari pertolongan Tuhan dan mencari petunjuk Tuhan. Kebanyakan orang percaya salah melangkah karena mereka melangkah sendiri, melangkahlah bersama Tuhan dan carilah petunjuk Tuhan. Itulah yang dilakukan oleh Zakheus, ia berusaha ‘tsaeteo’, mencari, meminta kepada Tuhan. Terus cari Tuhan dengan sungguh-sungguh agar segala usaha kita dijadikan Tuhan berhasil.
2.       Dilindungi Oleh Tuhan
"Tangan Allah kami melindungi semua orang yang mencari Dia demi keselamatan mereka, tetapi kuasa murka-Nya menimpa semua orang yang meninggalkan Dia." Ezra 8:22b. Orang yang mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh akan mendapat perlindungan dari Tuhan. Kemanapun kita pergi, mintalah perlindungan dari Tuhan. Saat kita benar-benar mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh maka Tuhan akan melindungi kita dari segala macam kecelakaan (Mazmur 121), Tuhan akan menjagai kita dari segala macam penyakit (Mazmur 191), Tuhan menjagai dari segala yang jahat dan penghulu-penghulu diudara (Efesus 6) dan Perlindungan Tuhan juga terhadap orang-orang yang mau berbuat jahat kepada kita, “Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya: "Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes." Mazmur 8:15.
3.       Tidak Ditinggalkan
“Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN.” Mazmur 9:11. Saat kita mengenal orang dengan baik, pasti kita akn percaya dengan orang itu. Begitu juga dengan Tuhan. Saat kita mengenal Tuhan dengan baik dan terus mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh pasti kita percaya kepada Tuhan dan percaya bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan setiap kita.
4.       Diselamatkan Oleh Tuhan
“Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham.” Lukas 19:9. Rumah berbicara tentang keluarga kita. Saat kita mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh maka Tuhan akan menjaga keselamatan keluarga kita.

Alasan Orang Meninggalkan Tuhan



“karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia.” 2 Timotius 4:10. Dikatakan bahwa Demas lebih cinta akan dunia. Tekadang setiap kita orang Kristen juga memiliki sifat seperti Demas dalam 2 Timotius 4:10, kita terkadang lebih cinta dunia dibandingkan pikul salib dan sangkal diri. Sebagai orang Kristen jangan sampai kita meninggalkan iman percaya kita, sehingga kita meninggalkan Tuhan Yesus. Ada jaminan yang Tuhan beri saat kita mengikut-Nya. “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." Kisah Para Rasul 4:12. Terkadang kita lupa akan jaminan yang Tuhan beri saat kita melihat kemeriahan dunia dan hati kita terbuai seakan kita bisa memilikinya tanpa Kristus. Jangan fokuskan hidup kita untuk memikirkan hal-hal yang dunia saja tetpi fokuslah pada Kerajaan Allah dan KebenaranNya. Sebab hidup Kristen adalah sebuah perjanjian dengan Tuhan. Saat kita memegang perjanjian itu maka Tuhan akan memberikan janji-Nya. Tetapi masih banyak kita temukan orang-orang yang meninggalkan Tuhan. Mengapa banyak orang meninggalkan Tuhan?
1.       Takut Mati
“Akan tetapi semua ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi." Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.” Matius 26:56. Banyak murid-murid Yesus meninggalkan Yesus saat Yesus ditangkap. Ketakutan mulai menghampiri murid-murid Yesus dan mereka takut mati. “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.” Matius 10:28. Jangan takut kepada manusia tetapi takutlah pada Dia yang memberi hidup. “Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga." Matius 10:33. Jangan menyangkal Yesus di depan umum tetapi akuilah Dia sebagai Tuhan. Jangan takut mati tetapi percayalah ada kehidupan kekal yang Yesus janjikan buat setiap kita. 
2.       Takut Miskin
“Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.” Matius 19:22. Banyak orang Kristen meninggalkan Yesus karena takut miskin. Orang yang mengerti kebenaran tidak takut miskin saat Tuhan menyuruh untuk menabur pekerjaan Tuhan. Orang yang mengerti kebenaran juga akan tahu bahwa persepuluhan adalah haknya Tuhan jadi saat kita mengembalikannya kita tidak akan kekurangan sebab Allah menjaga apa yang sisa pada kita dari belalang pelahap. Saat kita mengembalikan apa yang menjadi haknya Tuhan, berkat Tuhan pun akan tercurah. “Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah keluar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” Lukas 6:38. Belajarlah memberi dalam segala keadaan dan jangan takut miskin.
3.       Diberkati
“Rehabeam beserta seluruh Israel meninggalkan hokum TUHAN, ketika kerajaannya menjadi kokoh dan kekuasaannya menjadi teguh” 2 Tawarikh 12:1. Banyak anak-anak Tuhan meninggalkan Tuhan karena sudah diberkati Tuhan. Seringkali manusia lupa ada kehidupan setelah kematian, manusia lupa bahwa berkat yang ia dapat di dunia tidak dibawa saat mati dan tidak dapat menolong manusia saat sudah dipanggil Tuhan. Banyak orang percaya lupa akan Tuhan saat diberkati, mereka mulai focus kepada berkat dan lupa beribadah. “Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barang siapa hendak menjadi sahabat bagi dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.” Yakobus 4:4.