Rabu, 15 Oktober 2014

Perkataan Iman



Kita akan belajar dari kisah Raja Daud saat berperang dengan Goliat. Kemenangan yang Tuhan beri kepada Raja Daud bukan kemenangan yang biasa-biasa saja. Daud bisa menang melawan Goliat karena ada Allah yang menolongnya. Satu hal yang bisa kita teladani dari Raja Daud adalah Daud selalu memperkatakan kata-kata Iman saat melawan Goliat. Saat masalah ada ia tidak takut tetapi ia menghadapi masalah itu dengan kata-kata iman. Ada 3 hal yang bisa kita pelajari dari Raja Daud saat ia menghadapi Goliat.
1.       Jangan Bicara Tentang Masalahmu Tetapi Bicaralah Kepada Masalahmu
Kebanyakan setiap orang senang berbicara tentang masalah mereka yang mereka alami dalam hidup mereka. Tetapi belajarlah seperti Raja Daud yang berbicara kepada masalahnya bahwa Allah yang ia sembah lebih besar dari setiap masalahnya. “Ketika semua orang Israel melihat orang itu, larilah mereka dari padanya dengan sangat ketakutan. Berkatalah orang-orang Israel itu: "Sudahkah kamu lihat orang yang maju itu? Sesungguhnya ia maju untuk mencemoohkan orang Israel!” 1 Samuel 17 : 24-25a. Orang Israel terus menerus berbicara tentang masalah yang mereka hadapi. “Orang Filistin itu maju mendekat pada pagi hari dan pada petang hari. Demikianlah ia tampil ke depan empat puluh hari lamanya.” 1 Samuel 17:16. Selama 40 hari lamanya orang Israel berbicara mengenai Goliat. Berbeda dengan Daud, Daud tidak membicarakan Goliat tetapi Daud berbicara kepada Goliat bahwa Allah yang ia sembah lebih besar dari Goliat yang ia hadapi.  Berhenti berbicara tentang masalahmu tetapi berbicaralah kepada masalah bahwa Allahmu lebih besar dari masalahmu. “1 Samuel 17 : 45. “Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kau tantang itu.
Kata-katamu dapat memberkatimu dan mengutukimu. Amsal 18:21. “Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.”. Dalam Alkitab BIS “Lidah mempunyai kuasa untuk menyelamatkan hidup atau merusaknya; orang harus menanggung akibat ucapannya.” Hidup dan mati seseorang dikuasai oleh lidah mereka. Survei membuktikan bahwa orang lebih banyak kena serangan jantung setiap hari senin. Karena banyak orang mengatakan “I Hate Monday” dalam hidup mereka.
Dr. Masaru Emoto dari Universitas Yokohama melakukan percobaan terhadap air dan mempresentasikan ke depan PBB pada tahun 2005. Ia melakukan percobaan terhadap air yang diberi musik Heavy Metal, Klasik, dan berbagai Jenis musik lainnya. Selain itu air tersebut juga diberi kata-kata baik positif maupun negatif. Hasil percobaannya membuktikan bahwa partikel air yang diberi musik Klasik dan kata-kata positif mejadi indah. Sedangkan partikel air yang diberi musik Heavy Metal dan kata-kata negatif menjadi jelek dan rusak. Demikian juga halnya tubuh manusia, tubuh manusia terdiri dari 80% air. Saat kita sering mengucapkan kata negatif maka itu akan menjadi kutuk dalam hidup kita, sebaliknya jika kata positif yang kita ucapkan maka itu akan menjadi berkat dalam hidup kita.
Tidak cukup hanya mempercayainya tapi hidupkanlah imanmu dengan mengucapkannya. Yosua 1:8a, “Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam,”. Bukan sekedar percaya tapi ucapkanlah. Ms. Dodle Osteen pada tahun 1981 divonis dokter mengidap penyakit kangker metastatis hati, tetapi dalam kesehariannya ia mengucapkan janji-janji Allah tentang kesembuhan pada Mazmur 118:17, 1 Petrus 2:2a, Mazmur 19:16 dan ayat kesembuhan lainnya. Karena sering diucapkan maka sampai sekarang ia masih tetap hidup.  Bilangan 14:28, Seperti apa yang kita katakan di hadapan Tuhan demikian Tuhan akan melakukannya kepada kita. Jangan ucapkan kata-kata yang tidak bermakna dan tidak berguna dalam hidup kita tetapi terus ucapkan kata-kata berkat dalam hidupmu.
2.       Jangan Ucapkan Kekalahan Atas Hidupmu Tetapi Ucapkan Kemenangan Dalam Hidupmu
1 Samuel 17:46a, “Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu;”. Daud mengucapkan kata-kata kemenangan dalam hidupnya. Bagaimanapun keadaan kita setiap hari terus ucapkan kata-kata kemenangan di dalam hidup kita. Daud percaya bahwa Allah akan berperang bersama dia. Kalau kita melihat keadaan Goliat yang tingginya 2,92 Meter, Baju zirahnya memiliki berat 57 Kg dan mata tombaknya 6,84 Kg mungkin setiap kita takut dan gentar saat melihatnya. Tetapi Daud tidak mengucapkan kata-kata kekalahan dalam hidupnya tetapi ia terus mengucapkan kata kemenangan.  Apapun yang terjadi dalam hidup kita hari ini terus ucapkan kata-kata kemenangan dan lihatlah pekerjaan Allah yang luar biasa dalam hidup kita.
1 Samuel 46c, “supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah,” Allah ada di pihak Daud. Raja Daud percaya bahwa Allah yang ada dalam hidupnya adalah Allah yang besar yang sanggup menolongnya. Begitu juga dalam hidup kita, Allah sanggup membawa kita keluar dan menyelesaikan setiap masalah kita. Jika hari ini kita merasa tidak ada jalan keluar di dalam setiap masalah kita teruslah berdoa dan percaya bahwa Allah akan menjawab doa-doa kita tepat pada waktunya. Markus 11:24, “Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.
3.       Jangan Batalkan Janji-Janji allah Dalam hidupmu Dengan Perkataan Negatifmu
1 Samuel 17:47b, “Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran dan Ia pun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami.” Tuhan ingin setiap kita mengucapkan janji Allah di dalam hidup kita dan jangan membatalkan janji Allah dengan perkataan negatif kita. Percayalah bahwa Allah kita akan mencukupkan segala kebutuhan kita. Roma 8:32, “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?” Anak-Nya sendiri saja Ia beri buat setiap kita apalagi segala kebutuhan kita, pasti Allah akan cukupkan semuanya.

Memiliki Kepribadian Yang Utuh



“Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” Mazmur 119:105. Mazmur seorang raja yang luar biasa yang mau merendahkan diri di hadapan Tuhan. Dari Mazmur ini kita mengetahui bahwa sang penulis memiliki kepribadian yang utuh dan hidup sesuai dengan ketetapan Tuhan. Salah satu keinginan penulis Mazmur ini adalah terus dekat dengan Tuhan dan menyenangkan hati Tuhan. Bagaimana dengan hidup kita? Sudahkah kita benci akan dosa dalam hidup ini? Biarlah hidup kita terus menyenangkan hati Tuhan seperti raja Daud yang menulis kitab Mazmur.
Tuhan sangat mengasihi raja Daud meskipun raja Daud pernah berbuat dosa di hadapan Tuhan. Mengapa Tuhan sangat mengasihi raja Daud? Itu semua karena raja Daud memiliki Kepribadian yang Utuh. Ia memiliki konsistensi dalam hati, pikiran dan perbuatan. Ia jujur di hadapan Tuhan. Orang yang memiliki kepribadian yang utuh adalah orang yang memiliki integritas, kejujuran dan memiliki hati yang tidak serong. Raja Daud percaya bahwa janji Tuhan manis bagaikan madu, “Betapa manisnya janji-Mu itu bagi langit-langitku, lebih dari pada madu bagi mulutku.” Mazmur 119:103.
Kepribadian yang utuh juga berbicara soal tampil apa adanya dan tidak memakai topeng. Apa yang dilakukan itulah yang ada dalam hati. Saat ditegur oleh Nabi Nathan, ia tidak marah tetapi ia merendahkan diri dan minta maaf kepada Tuhan atas semua kesalahannya. Saat ditegur oleh Nabi Nathan raja Daud melihat kebenaran karena tujuan teguran adalah menunjukan kebenaran Allah kepada seseorang yang ditegur.
Orang yang memiliki kepribadian yang utuh mau menjauhi segala macam kejahatan. Kejahatan adalah sesuatu yang melanggar perintah Allah. Tidak ada yang namanya berbuat jahat untuk kebaikan. Teruslah hidup sesuai dengan perintah Allah. Seperti kisah Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego, Ia terus memegang ketetapan Allah walau pun Raja menitahkan untuk menyembah patung kepada seluruh rakyatnya. Daniel dan teman-temannya memiliki kepribadian yang utuh dan mereka tampil berbeda dengan lingkungan sekitarnya. Apapun tawaran yang diberikan dunia kepada kita tetaplah berpegang pada perintah Allah dan jadilah pribadi yang berbeda dengan sekitar. Milikilah kepribadian yang utuh dalam hidup ini. Apapun masalah dan pergumulan kita, peganglah terus janji dan ketetapan Tuhan dalam hidup kita. Janji Tuhan ya dan amin, janji Tuhan lebih manis dari madu. Terus hidup berfokus kepada Tuhan dan teladani kehidupan Tuhan Yesus dalam hidup kita. Jadilah seseorang yang memiliki kepribadian yang utuh dalam hidup ini. Miliki pergaulan yang baik dalam hidup ini. “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” 1 Korintus 15:33. Dengan siapa kita bergaul itu akan menentukan kepribadian setiap kita. Pergaulan yang buruk bisa merusak dan membuat hidup kita menyimpang dari kebenaran Firman Tuhan. Milikilah komunitas yang benar dalam hidup ini.

Sudahkah kita memiliki kepribadian yang utuh dalam hidup ini? Ciri-ciri orang yang memiliki kepribadian yang utuh adalah sebagai berikut:
1.       Melakukan kebenaran di tengah-tengah ketidakbenaran.
Di tengah-tengah dunia ini banyak orang yang melakukan hal-hal yang tidak benar dan mengutamakan kepentingan dirinya sendiri. Bagi orang-orang yang memiliki integritas yang tinggi dan ketulusan hati maka ia akan melakukan kebenaran di tengah-tengah ketidak benaran. Meskipun orang-orang di sekitar kita melakukan hal yang tidak benar kita harus tetap bisa hidup benar di hadapan Tuhan. Kita harus bisa hidup berbeda dengan dunia.
2.       Melakukan kebenaran walau ada kesempatan untuk berbuat tidak benar.
Di dalam melakukan kebenaran kita harus tahu siapa yang kita takuti. Kita takut dengan Tuhan atau kita takut dengan manusia? Walaupun ada kesempatan dan kita diberi izin untuk melakukan ketidakbenaran tetaplah melakukan kebenaran dan miliki hati yang utuh dalam hidup ini. Walaupun tidak ada orang yang tahu terus lakukan kebenaran dan jangan sekali-kali hidup tidak benar karena Tuhan melihat apa yang kita lakukan. 
3.       Melakukan kebenaran walau di dalam tekanan.
Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.” Daniel 3:17-18. Tetaplah melakukan kebenaran walapun masalah hidup menekan keadaan setiap kita. Jadilah Daniel-Daniel akhir zaman yang berbeda dengan dunia ini.
4.       Melakukan kebenaran walaupun orang lain tidak tahu.
Dimanapun kita berada lakukan kebenaran meskipun orang lain tidak tahu. Lakukan kebenaran karena itulah yang Tuhan ajarkan buat setiap kita. Bukan manusia yang menilai kita tetapi Tuhanlah yang melihat apapun yang kita lakukan.

Selasa, 14 Oktober 2014

Kuasa Allah di dalam Hidup Kita



Ada 3 ciri orang yang sudah lahir baru di dalam Tuhan Yesus. Pertama, Orang tersebut memiliki kehidupan yang menyangkal diri dan berbalik dari hidupnya yang lama 180o. Perubahan ini ditunjukan baik tubuh, jiwa dan roh orang yang lahir baru tersebut. Kedua, orang yang lahir baru memiliki penundukan diri kepada orang yang berada di atasnya. Ketiga, Orang yang lahir baru adalah orang yang bisa dibentuk.
Sebelum jatuh ke dalam dosa, Adam memiliki gambar diri yang sempurna. Tetapi saat manusia tersebut jatuh ke dalam dosa, gambar itu rusak dan manusia kehilangan kuasa yang sudah diberi Allah kepada manusia. Karena dosa manusia maka kuasa itu hilang. Dosa adalah pelanggaran hukum Allah. Oleh karena itu, Yesus datang ke dunia dan mati buat setiap kita agar gambaran yang rusak itu pulih kembali dan kuasa itu diberikan kembali kepada manusia. “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;” Yohanes 1:12. Ada dua macam kuasa yang diberikan Allah kepada setiap kita yang percaya kepada Yesus.
1.       Kuasa untuk mengampuni dosa
“Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa"* --lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:/"Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Siapa yang bisa mengampuni dosa-dosa kita? Hanya Tuhan yang bisa mengampuni dosa setiap kita. Saat kita lahir baru ada kuasa yang diberi tuhan. Kuasa yang diberi Allah kepada setiap kita adalah kuasa untuk bisa mengampuni dosa saudara-saudara kita seperti Tuhan yang sudah mengampuni dosa-dosa kita. “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." Matius 6:14-15. 
2.       Kuasa untuk mengusir setan 
“Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan.” Matius 10:1. Selain kuasa untuk mengampuni, kita juga diberi kuasa untuk mengusir setan. Saat kita lahir baru, kita menjadi anak-anak Allah yang memiliki kuasa untuk mengusir setan. Bukan hanya pendeta tapi kita semua bisa mengusir setan di dalam nama Yesus. “dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan.” Markus 3:15. Kita punya kuasa untuk mengusir setan tetapi jangan pernah main-main dengan iblis jika kita tidak hidup di dalam Tuhan. Karena orang yang sudah lahir baru tidak akan melakukan dosa. 1 Yohanes 5:18. “Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya.” Saat kita hidup di dalam Tuhan maka si jahat tidak akan bisa menjamah setiap kita.

“tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.” 1 Korintus 1:24. Kuasa Tuhan adalah Yesus di dalam hidup kita. Bagaimana kalau kita tahu kalau Yesus ada di dalam hidup kita? “sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.” Efesus 3:17. Saat Yesus berada di dalam hati kita maka kita akan memiliki kasih Allah di dalam diri kita. Kasih Kristus itulah yang menjadi kuasa di dalam hidup kita. Karena hal yang paling besar yang Tuhan beri di dalam hidup kita adalah Kasih. “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” 1 Korintus 13:13. Kasih itu tidak murahan tetapi kasih kaya akan pengorbanan. Karena kasih-Nya, Allah mengaruniakan Anak-Nya buat setiap kita. Yohanes 3:16. Allah yang tidak bisa mati karena kasih-Nya, Ia rela mati buat setiap kita.
“Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.” 2 Korintus 12:9. Tuhan memberikan kuasa kepada setiap kita yang lemah. “Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.” 2 Korintus 12:10. Saat kita lemah kita akan menjadi kuat di dalam Tuhan. Karena saat kita lemah maka kuasa Tuhan akan masuk ke dalam hidup kita. Dalam Hal apakah kita harus bermegah? 2 Korintus 11:30. “Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku.” Karena saat kita lemah maka kita akan kuat. Kasih karunia adalah tambahan kekuatan Allah dalam hidup kita. Kasih karunia dan kebenaran datangnya dari Yesus. Oleh sebab itu miliki kerendahan hati dan terus datang kepada Tuhan.
“Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.” Yesaya 40:29. Saat kita tidak berdaya maka akan ada kekuatan yang Tuhan berikan buat setiap kita. “Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,” Yesaya 40:30. Selama kita masih hidup dan bisa bernafas terus lakukan sesuatu untuk Tuhan, jangan pernah lelah dan menyia-nyiakan kesempatan yang ada. “tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” Yesaya 40:31. Saat kita menanti-nantikan Tuhan maka kita akan memperoleh kekuatan baru. Mengapa diumpamakan seperti burung rajawali? Apakah rajawali lebih kuat daripada badak atau gajah? Kenapa kuasa yang diberi Tuhan itu diumpamakan seperti burung rajawali? Karena burung rajawali saat berusia 35-37 tahun mereka mengalami transformasi. Dimana rajawali mulai meiliki bulu yang lebat, cakar dan paruh yang mulai bengkok. Oleh karena itu, ia harus ke tebing gunung mencabuti bulu-bulunya dan mengasah cakar dan paruhnya agar tajam lagi. Burung rajawali menunggu 150 hari tanpa perlindungan untuk memulihkan keadaannya. Begitu juga kita, orang yang tinggal dalam Tuhan harus mampu menanggalkan semuanya untuk Tuhan, ekonomi, kedudukan dan semua yang berharga pada kita agar saat badai datang kita bisa terbang di atas badai itu dan melewati badai itu.
Kita adalah penakluk di dalam Tuhan. Perbedaan penakluk dan pemenang adalah pemenang harus berperang untuk meraih kemenangan. Tetapi penakluk tidak perlu perang lagi untuk memperolehnya. Karena Tuhanlah yang sudah berperang buat setiap kita. Kuasa sudah diberikan Tuhan kepada setiap kita, apa yang harus kita lakukan sekarang? “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” Matius 18:18. Ikatlah segala masalah dan pergumulan hidupmu dan taklukkan di dalam nama Yesus. Kuasa itu ada pada kita, sadarilah bahwa setiap kita memiliki kuasa dalam Tuhan. “Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, --maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.” Matius 17:20. Tidak ada sesuatu pun yang dapat memisahkan dari kasih Tuhan. Roma 8:35. Kuasa Tuhan ada di dalam diri kita, terus hidup di dalam Tuhan dan lakukan semua untuk Tuhan.

Berharga Dimata Allah dengan Tidak Menyia-nyiakan Karya Tuhan



“Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu--kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya.” 1 Korintus 15:1-2. Paulus menyampaikan kebenaran dan pengajaran kepada jemaat di Korintus agar mereka tumbuh di dalam Tuhan. “Sebab itu, baik aku, maupun mereka, demikianlah kami mengajar dan demikianlah kamu menjadi percaya.” 1 Korintus 15:11. Seperti hal nya yang di ajarkan Paulus kepada jemaat di Korintus demikianlah seharusnya yang terjadi pada gereja-gereja zaman ini. Gereja adalah tempat pendidikan bukan sekedar tempat orang berkumpul. Jadikan gereja sebagai pusat pendidikan dan pengenalan akan Allah.
Dalam pendidikan kita diajar bagaimana kita mengubah sikap dan tingkah laku manusia ke arah yang baik. Di dalam pendidikan ada kurikulum dan tujuan kurikulum tersebut. Kurikulum dari Tuhan adalah Firman Allah yang penuh kuasa. Tujuan kurikulum dari Tuhan adalah semua orang diselamatkan. Oleh karena itu jadikanlah gereja sebagai tempat belajar seperti halnya orang Israel yang menjadikan sinagoge menjadi tempat belajar. Marilah kita menjadikan gereja yang membuat jemaatnya menjadi dewasa.
“Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” 1 Korintus 15:33.  Dalam bahasa Yunaninya memakai kata “meplano homolia kakos” yang artinya hindarilah pergaulan dunia yang membuat setiap kita kehilangan pegangan. Pilihlah komunitas yang baik karena pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik. Saat pergaulan kita salah maka kita akan kehilangan generasi kita. Perhatikanlah pergaulan kita agar kita tidak kehilangan generasi. “Raja itu mempergunakan tipu daya terhadap bangsa kita dan menganiaya nenek moyang kita serta menyuruh membuang bayi mereka, supaya bangsa kita itu jangan berkembang.” 1 Korintus 7:19. Tanpa pengajaran kita akan kehilangan generasi. Kita dan generasi kita berharga dimata Tuhan oleh sebab itu jangan sia-siakan karya Tuhan dalam hidup kita. Ada 4 hal yang akan kita pelajari untuk menjadi orang yang berharga dan bagaiman cara kita agar kita tidak menyia-nyiakan karya Tuhan:
1.       Sadarlah bahwa setiap kita adalah orang yang berharga di mata Tuhan
“Karena itu,…..” 1 Korintus 15:58. Kata karena itu memiliki hubungan sebab dan akibat. Dalam bahasa Yunani memakai kata “hoste” yang memiliki arti, “Bukankah manusia jauh lebih berharga dari pada domba? Karena itu boleh berbuat baik pada hari Sabat." Matius 12:12. Kita lebih berharga dari semua ciptaan Tuhan, karena itu Yesus mau mati buat setiap kita. “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih,…” 1 Korintus 15:58. Dalam bahasa Yunani “hoste adelpos agapetos”. Siapakah orang yang dipercayakan dalam hidup kita? Siapakah yang dimaksud saudara tersebut? Mereka adalah keluarga yang ditempatkan disisi kita. Sudahkah kita mengasihi mereka yang sudah diberi Tuhan? Jangan sia-siakan kepercayaan yang sudah Tuhan beri dan kasihilah keluarga yang ada pada kita sekarang.
2.       Beranilah dan siaplah untuk menegur dan ditegur
Siapakah saudara yang dimaksud dalam 1 Korintus 15:58, kata “adelpos” ini sama dengan kata dalam Matius 18:15, "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.” Cara kita menjaga kepercayaan Tuhan adalah mengasihi mereka dan menegur mereka saat mereka berbuat salah. Teguran adalah bukti kasih kita kepada saudara-saudara kita. Jangan segan-segan menegur saudara kita yang salah karena itu adalah bukti kasih kita dan juga kita menyelamatkan jiwa mereka dan mendapatkan mereka kembali. Tidak ada orang tua yang tidak menegur anaknya saat anaknya berbuat salah, karena mereka mengasihi anaknya. Jangan seperti Nabi Samuel dan Imam Eli yang segan menegur anaknya dan juga jangan seperti Ananias yang segan menegur istrinya, karena saat kita membiarkan mereka dalam kesalahan mereka maka ada hal yang buruk yang akan terjadi.
3.       Pasangkan kuk kepada saudara kita dan juga pasangan kita
Kata saudara dalam 1 Korintus 15:58 ini sama dengan kata dalam Matius 11:30, “Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan." Dari sini kita diajarkan sejauh mana kita mau memasang kuk kepada saudara kita bahkan kepada pasangan kita. Kuk dipasang dengan tujuan agar kita dan saudara/pasangan kita berjalan bersama dan memiliki tujuan yang sama. Saat kita tidak memasang kuk kepada orang yang kita kasihi maka kita tidak bisa berjalan bersama dia. Mungkin itu seakan tidak mengenakan pasangan atau saudara kita, tetapi pasanglah kuk itu agar berjalan bersama dan menuju tujuan yang sama. Kuk ada agar bisa seirama dan saling menolong demikian keberadaan suami istri. Biarlah mereka saling seirama dan saling menolong satu dengan yang lainnya.
4.       Miliki tujuan yang benar dan jangan goyah
“…..berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!.....” 1 Korintus 15:58. Jangan pernah goyah dalam pekerjaan Tuhan. Jangan sampai kita bergeser sedikit pun dalam pekerjaan Tuhan. Saat kita giat dalam pekerjaan tuhan yang dipercayakan kepada kita maka berkat Tuhan akan terus turun dalam kehidupan kita. Apapun pekerjaan kita sekarang lakukan dengan baik dan penuh dengan tanggung jawab karena pekerjaan kita adalah ibadah kita kepada Tuhan. Saat pekerjaan itu sudah menjadi “abudan” dalam hidup kita maka kita akan memperoleh “perisos”, berkat yang lebih dalam hidup kita. Jangan sia-siakan pekerjaan yang sudah ada pada kita. 
5.       Percayalah bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita
“…..Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” 1 Korintus 15;58. Saat setiap jerih payah kita kita lakukan semua untuk Tuhan maka Tuhan berkata bahwa jerih payah kita tidak sia-sia, “kopos kenos”. Seberapa banyak tangisan kita untuk sekitar kita, untuk orang-orang yang kita kasihi, Tuhan menampung semua itu dalam kirbat-Nya. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita dan ia memperhatikan setiap kita.