Rabu, 15 Oktober 2014

Memiliki Kepribadian Yang Utuh



“Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” Mazmur 119:105. Mazmur seorang raja yang luar biasa yang mau merendahkan diri di hadapan Tuhan. Dari Mazmur ini kita mengetahui bahwa sang penulis memiliki kepribadian yang utuh dan hidup sesuai dengan ketetapan Tuhan. Salah satu keinginan penulis Mazmur ini adalah terus dekat dengan Tuhan dan menyenangkan hati Tuhan. Bagaimana dengan hidup kita? Sudahkah kita benci akan dosa dalam hidup ini? Biarlah hidup kita terus menyenangkan hati Tuhan seperti raja Daud yang menulis kitab Mazmur.
Tuhan sangat mengasihi raja Daud meskipun raja Daud pernah berbuat dosa di hadapan Tuhan. Mengapa Tuhan sangat mengasihi raja Daud? Itu semua karena raja Daud memiliki Kepribadian yang Utuh. Ia memiliki konsistensi dalam hati, pikiran dan perbuatan. Ia jujur di hadapan Tuhan. Orang yang memiliki kepribadian yang utuh adalah orang yang memiliki integritas, kejujuran dan memiliki hati yang tidak serong. Raja Daud percaya bahwa janji Tuhan manis bagaikan madu, “Betapa manisnya janji-Mu itu bagi langit-langitku, lebih dari pada madu bagi mulutku.” Mazmur 119:103.
Kepribadian yang utuh juga berbicara soal tampil apa adanya dan tidak memakai topeng. Apa yang dilakukan itulah yang ada dalam hati. Saat ditegur oleh Nabi Nathan, ia tidak marah tetapi ia merendahkan diri dan minta maaf kepada Tuhan atas semua kesalahannya. Saat ditegur oleh Nabi Nathan raja Daud melihat kebenaran karena tujuan teguran adalah menunjukan kebenaran Allah kepada seseorang yang ditegur.
Orang yang memiliki kepribadian yang utuh mau menjauhi segala macam kejahatan. Kejahatan adalah sesuatu yang melanggar perintah Allah. Tidak ada yang namanya berbuat jahat untuk kebaikan. Teruslah hidup sesuai dengan perintah Allah. Seperti kisah Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego, Ia terus memegang ketetapan Allah walau pun Raja menitahkan untuk menyembah patung kepada seluruh rakyatnya. Daniel dan teman-temannya memiliki kepribadian yang utuh dan mereka tampil berbeda dengan lingkungan sekitarnya. Apapun tawaran yang diberikan dunia kepada kita tetaplah berpegang pada perintah Allah dan jadilah pribadi yang berbeda dengan sekitar. Milikilah kepribadian yang utuh dalam hidup ini. Apapun masalah dan pergumulan kita, peganglah terus janji dan ketetapan Tuhan dalam hidup kita. Janji Tuhan ya dan amin, janji Tuhan lebih manis dari madu. Terus hidup berfokus kepada Tuhan dan teladani kehidupan Tuhan Yesus dalam hidup kita. Jadilah seseorang yang memiliki kepribadian yang utuh dalam hidup ini. Miliki pergaulan yang baik dalam hidup ini. “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” 1 Korintus 15:33. Dengan siapa kita bergaul itu akan menentukan kepribadian setiap kita. Pergaulan yang buruk bisa merusak dan membuat hidup kita menyimpang dari kebenaran Firman Tuhan. Milikilah komunitas yang benar dalam hidup ini.

Sudahkah kita memiliki kepribadian yang utuh dalam hidup ini? Ciri-ciri orang yang memiliki kepribadian yang utuh adalah sebagai berikut:
1.       Melakukan kebenaran di tengah-tengah ketidakbenaran.
Di tengah-tengah dunia ini banyak orang yang melakukan hal-hal yang tidak benar dan mengutamakan kepentingan dirinya sendiri. Bagi orang-orang yang memiliki integritas yang tinggi dan ketulusan hati maka ia akan melakukan kebenaran di tengah-tengah ketidak benaran. Meskipun orang-orang di sekitar kita melakukan hal yang tidak benar kita harus tetap bisa hidup benar di hadapan Tuhan. Kita harus bisa hidup berbeda dengan dunia.
2.       Melakukan kebenaran walau ada kesempatan untuk berbuat tidak benar.
Di dalam melakukan kebenaran kita harus tahu siapa yang kita takuti. Kita takut dengan Tuhan atau kita takut dengan manusia? Walaupun ada kesempatan dan kita diberi izin untuk melakukan ketidakbenaran tetaplah melakukan kebenaran dan miliki hati yang utuh dalam hidup ini. Walaupun tidak ada orang yang tahu terus lakukan kebenaran dan jangan sekali-kali hidup tidak benar karena Tuhan melihat apa yang kita lakukan. 
3.       Melakukan kebenaran walau di dalam tekanan.
Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.” Daniel 3:17-18. Tetaplah melakukan kebenaran walapun masalah hidup menekan keadaan setiap kita. Jadilah Daniel-Daniel akhir zaman yang berbeda dengan dunia ini.
4.       Melakukan kebenaran walaupun orang lain tidak tahu.
Dimanapun kita berada lakukan kebenaran meskipun orang lain tidak tahu. Lakukan kebenaran karena itulah yang Tuhan ajarkan buat setiap kita. Bukan manusia yang menilai kita tetapi Tuhanlah yang melihat apapun yang kita lakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar