Rabu, 30 Juli 2014

Prinsip Bisnis Dari Kerajaan Surga



Kesempatan tidak datang dua kali dalam hidup kita. Oleh sebab itu, kita harus siap saat kesempatan itu datang. Allah mempercayakan kekayaan bangsa-bangsa kepada setiap kita. Kita harus siap dan bisa mengolahnya dengan baik karena kita adalah orang-orang kepercayaan Allah. Saat kita menerima Yesus dalam hidup kita. Ada dua hal yang Tuhan sediakan buat setiap kita.
A.      Divine Power (Kekuatan Ilahi)
“Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.” Ulangan 8:17-18. Ada kekuatan yang diberikan Tuhan kepada setiap kita untuk mengelolah kekayaan bangsa-bangsa. Menjadi kaya itu tidak dosa tetapi kalau hidup kita dikuasai kekayaan adalah dosa karena akar dari kejahatan adalah cinta uang. Saat diberkati berkelimpahan tetaplah cinta Tuhan.
B.      Divine Protection (Perlindungan Ilahi)
“Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya.” Wahyu 6:5 Berbicara tentang kegoncangan ekonomi yang akan melanda bangsa-bangsa. Kegoncangan akan terjadi agar tersisa yang tak tergoncangkan. “Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu." Wahyu 6:6. Ada perlindungan dari Allah saat kita hidup di dalam Tuhan. Minyak bicara tentang pengurapan dan anggur berbicara tentang gereja Tuhan (Kita orang-orang yang percaya Yesus).
Saat hidup kita sesuai dengan Firman Tuhan maka Tuhan akan memberkati bisnis dan usaha kita sampai ke generasi berikutnya dan Tuhan telah berjanji saat kita pegang perintah Tuhan dan hidup dalam Tuhan maka anak cucu kita tidak akan meminta-minta. Ada 4 Prinsip Bisnis dari Kerajaan Surga.
1.       Prinsip Prioritas
“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Matius 6:33. Berbicara mengenai perekonomian. Perekonomian adalah hal yang dicari bangsa-bangsa saat ini. Tetapi Tuhan mengajarkan carilah dahulu kerjaan surga dan kebenarannya maka semuanya akan diberikan kepada setiap kita. “Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.” Matius 6:20. Tuhan tidak hanya mati di kayu salib untuk menebus dosa kita tetapi Tuhan juga memberi kelimpahan kepada setiap kita. Investasikan dahulu harta kita untuk pekerjaan Tuhan, baik perpuluhan atau yang lain. Karena saat kita melakukan bagian kita maka Tuhan akan melakukan bagian-Nya yaitu memberkati kita dan menyertai kita. Berkat Tuhan akan tercurah saat kita memiliki ‘obey’ penundukan diri yang total tanpa syarat (Ulangan 28:1-2).
Dalam Maleakhi 3:10 berbicara tentang prinsip prioritas dalam bisnis, yaitu mengembalikan perpuluhan. Saat kita mengembalikan perpuluhan ke rumah Tuhan maka ada proteksi dari Tuhan kepada harta kekayaan kita, “Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam.” Malekahi 3:11. Perlindungan Tuhan bukan bicara soal uang yang kita kembalikan ke rumah Tuhan tetapi berbicara soal ketaatan kita melakukan perintah Tuhan. Perpuluhan juga berbicara tentang mendeklarasikan bahwa hidup kita tidak dikuasai oleh mammon.
“Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.” Amsal 3:9-10. Saat kita memuliakan Tuhan dengan harta kita maka lumbung-lumbung kita akan diisi Tuhan penuh.
2.       Prinsip Tabur Tuai
“Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam." Kejadian 8:22. Itu adalah hukum yang berlaku di bumi. “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya…Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.” Galatia 6:7,9. Ada waktu menabur dan menuai. Jika kita menabur kebaikan kita akan menuai kebaikan, jika kita menabur doa kita akan menerima doa, jika kita menabur uang kita akan menerima uang. Saat kita menabur maka kita akan diberkati Tuhan sampai berlebih dan orang sekitar akan menikmati apa yang kita dapat dari Tuhan. Lukas 6:38.
“Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan.” Amsal 11:24. Itulah Hukum yang berlaku di dalam Tuhan. Menyebar harta bukan berarti boros mengunakan uang tetapi kita harus smart menggunakan uang. Sebarlah harta dengan didasari kebenaran, menyebar harta tanpa kebenaran Firman Tuhan itu sama saja menggali lubang sendiri. Kalau kita menyerbar harta sesuai kebenaran Firman Tuhan maka harta kita tidak akan habis. “Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu;” 2 Korintus 9:10.
3.       Prinsip Urapan
“It shall come to pass in that day [That] his burden will be taken away from your shoulder, And his yoke from your neck, And the yoke will be destroyed because of the anointing oil.” Yesaya 10:27 KJV. “Pada waktu itu beban yang ditimpakan mereka atas bahumu akan terbuang, dan kuk yang diletakkan mereka atas tengkukmu akan lenyap." Kitab Yesaya 10 berbicara tentang dominasi asyur kepada Isarel. Kuk berbicara tentang perbudakan, perbudakan hutang. Yang menghancurkan kuk adalah anointing , urapan. Kita perlu urapan Allah untuk berhasil dalam usaha kita. Saat ada urapan bukan sekedar keberhasilan biasa saja tetapi keberhasilan yang luar biasa.
4.       Prinsip Kerja
Kita akan belajar dari semut untuk mencapai keberhasilan bisnis dan usaha. Ada 4 hal yang bisa kita pelajari dari semut ‘ANTS’. A=Attitude of initiative (semut tidak perlu diperintah untuk memulai pekerjaannya), N=Nature of Integrity (Semut bekerja denganm setia dan penuh integritas, tidak perlu pengawas untuk memastikan semua pekerjaannya dengan baik), T=Thirst for Industry (Semut akan bekerja keras dan akan segera membangun rumahnya kembali jika runtuh), S=source of Insight (Semut akan menyimpan makanan pada musim panas).  “Orang malas tidak akan menangkap buruannya, tetapi orang rajin akan memperoleh harta yang berharga.” Amsal 12:27. Kerjakan apa yang bisa dikerjakan sekarang jangan menunggu hari esok.

Kasih Karunia Tuhan



“Aku akan mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu dan akan menghalau orang Kanaan, orang Amori, orang Het, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus” Keluaran 33:2. Pada awalnya Allah mengutus malaikat membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir ke tanah Kanaan. Tuhan Allah menyuruh malaikat berjalan di depan bangsa Israel dan menyertai mereka sampai tanah perjanjian. Tetapi dalam Keluaran 33:14, “Lalu Ia berfirman: "Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu." Seolah-olah ada kontradiksi antara pernyataan Allah pada ayat 2 dan pada ayat 14. Pertama Allah hanya mengutus seorang malaikat untuk menyertai bangsa Israel karena ketegar tengkukan bangsa itu, tetapi ada sesuatu yang luar biasa yang membuat Allah sendiri yang menyertai bangsa Israel. Inilah yang disebut kasih karunia Allah sehingga bangsa Israel memperoleh anugerah dari Allah. tidak hanya menyertai sampai Kanaan tetapi juga Allah akan memberi ketentraman kepada bangsa ini.
Apa yang terjadi pada bangsa Israel hampir sama dengan apa yang kita alami hari-hari ini. Hari-hari ini kita membutuhkan kemurahan dari Allah dalam hidup kita. Banyak masalah, pergumulan dan proses yang hari-hari ini silih berganti kita hadapi. Kita membutuhkan kemurahan dari Allah dalam setiap proses yang kita hadapi. Dari kisah bangsa Israel ini kita akan belajar alasan yang membuat Allah berubah hatinya dan menurunkan kasih karunia-Nya kepada bangsa Israel.
1.       Menyentuh Hati dan Perasaan Tuhan
“Ketika bangsa itu mendengar ancaman yang mengerikan ini, berkabunglah mereka dan seorangpun tidak ada yang memakai perhiasannya. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Katakanlah kepada orang Israel: Kamu ini bangsa yang tegar tengkuk. Jika Aku berjalan di tengah-tengahmu sesaatpun, tentulah Aku akan membinasakan kamu. Oleh sebab itu, tanggalkanlah perhiasanmu, maka Aku akan melihat, apa yang akan Kulakukan kepadamu." Keluaran 33:4-5. Tuhan yang kita sembah adalah Pribadi. Ia memiliki pikiran, perasaan dan kehendak. Jika pikiran kita ‘match’ dengan pikiran-Nya Tuhan dan hati kita ‘match’ dengan hati-Nya Tuhan maka Tuhan akan menurunkan kasih karunianya kepada setiap kita.
Saat bangsa Israel keluar dari Mesir mereka sangat kaya karena mereka membawa perhiasan, lembu, kambing, domba selama perjalanan mereka. Tetapi dalam keluaran 33:1-9, saat Tuhan memerintahkan untuk menanggalkan perhiasan mereka semua bangsa Israel menanggalkan perhiasan mereka. Bangsa Israel yang tegar tengkuk itu tiba-tiba taat melakukan perintah Tuhan Allah. Saat melihat hal itu,  hati Tuhan tersentuh dan tidak tahan untuk menurunkan kasih karunia-Nya.
Seperti kisah Lazarus yang dibangkitkan, Martha mendatangi Tuhan Yesus dan terjadi percakapan diantara mereka. Tetapi kasih karunia belum turun saat Martha mendatangi Tuhan. Tetapi saat Yesus ke rumah mereka dan melihat Maria yang bercucuran air mata hati yesus tersentuh dengan apa yang dilakukan Maria. Tuhan Yesus melihat hati Maria sehingga hatinya tersentuh dan akhirnya kasih karunia turun sehingga Lazarus dibangkitkan.
Tidak ada seorangpun yang bisa memegahkan diri tanpa kasih karunia Allah. Kita harus mampu menyentuh hati Tuhan dengan memberi hati kita ke Tuhan. Dalam kisah Keluaran 33, perhiasan berbicara tentang hasrat, kegarangan masa muda. Mari kita tanggalkan itu semua seperti yang bangsa Israel lakukan. Untuk membuka pintu kasih karunia Allah belajarlah untuk memberi hati kepada Tuhan. Beri apa yang kita punya kepada Tuhan maka anugerah Tuhan tercurah dalam hidup kita.
2.       Mengenal dan Memiliki Hubungan Intim dengan Allah
“Maka sekarang, jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau, supaya aku tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu. Ingatlah, bahwa bangsa ini umat-Mu." Keluaran 33:13. Bisakah kita mengenal Allah kita secara benar. Atau pengenalan kita hanya sekedar tahu kalau Yesus yang kita sembah adalah sekedar Tuhannya orang Kristen. Tetapi hendaklah kita jauh lebih dalam lagi mengenal siap Tuhan yang kita sembah. Jika kita ingin mengenal Tuhan kita lebih dalam lagi kita harus sering bertemu dan berjumpa dengan Tuhan. Dekatkan diri kita dengan Tuhan sehingga kita bisa mengenal Tuhan dengan baik. Saat kita memiliki hubungan intim yang baik dengan Tuhan maka kita akan tahu siapa Tuhan kita. tuhan kita adalah Tuhan yang Baik buat setiap kita.
Jika kita ingin menerima kasih karunia Allah kenalilah Allah kita dengan benar. Seperti kisah bangsa Israel yang terus disertai Tuhan bahkan saat di padang gurun pun penyertaan Tuhan sempurna buat bangsa Israel demikian juga setiap kita. Apapun masalah dan pergumulan setiap kita dekatkan diri kita dengan Tuhan dan kita akan menerima kasih karunia dari Allah.
3.       Suka Menyembah dan Mencari Tuhan
“Sesudah itu Musa mengambil kemah dan membentangkannya di luar perkemahan, jauh dari perkemahan, dan menamainya Kemah Pertemuan. Setiap orang yang mencari TUHAN, keluarlah ia pergi ke Kemah Pertemuan yang di luar perkemahan. Apabila Musa keluar pergi ke kemah itu, bangunlah seluruh bangsa itu dan berdirilah mereka, masing-masing di pintu kemahnya, dan mereka mengikuti Musa dengan matanya, sampai ia masuk ke dalam kemah. Apabila Musa masuk ke dalam kemah itu, turunlah tiang awan dan berhenti di pintu kemah dan berbicaralah TUHAN dengan Musa di sana. Setelah seluruh bangsa itu melihat, bahwa tiang awan berhenti di pintu kemah, maka mereka bangun dan sujud menyembah, masing-masing di pintu kemahnya.” Keluaran 33:7-10. miliki gaya hidup suka menyembah dan mencari Tuhan. Karena Kasih karunia akan turun kepada setiap kita yang mau menyembah dan mencari Tuhan dengan benar. Sesibuk apapun pekerjaan kita jangan pernah meninggalkan ibadah kita. Menyembah Tuhan tidak harus di gereja atau di kamar sambil menutup pintu, tetapi dimanapun kita, kita bisa menyembah Tuhan Allah kita. Carilah wajah Tuhan dimana pun kita berada. Carilah wajah-Nya dan carilah petunjuk dari Tuhan karena hari-hari ini kita membutuhkan kasih karunia Tuhan dalam hidup kita. 

Orang Kepercayaan Tuhan



Menjadi orang kepercayaan seseorang yang penting merupakan suatu kebanggaan buat setiap kita. Apalagi menjadi orang kepercayaan Tuhan. Bukan sekedar suatu kebanggaan tetapi suatu kehormatan yang luar biasa bagi setiap kita untuk menjadi orang kepercayaan-Nya Tuhan. “Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah. Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.” 1 Korintus 4:1-2. Penulis kitab Korintus adalah rasul Paulus. Sebelum menjadi Rasul-Nya Tuhan dahulu ia adalah seorang penganiaya jemaat Tuhan.  Tetapi Tuhan memilih dia sebagai Rasul dan mengubah hidup Paulus. Dalam 1 Korintus 1, Kata Hamba disini biasanya dipakai untuk orang-orang suruhan yang kerjanya bekerja mendayung sebuah kapal. Paulus menepatkan dirinya sebagai orang suruhan Tuhan meskipun ia adalah seorang Rasul yang besar. Hamba adalah sebutan yang paling rendah. Tetapi ia tahu sebagai hamba Tuhan ia dipercayakan Tuhan untuk menjadi pengelolah-Nya Tuhan. Seperti kita tahu yang namanya seorang pengelolah adalah seseorang yang hanya mengolah saja tetapi bukan pemilik. Pemilik segala yang ada dan kita miliki adalah Tuhan. Tuhan menginginkan agar setiap kita bisa mengelolah segala yang dipercayakan kepada kita dengan baik. Bukan kita nikmati sendiri tetapi kita bisa jadi berkat buat sekitar. Orang kepercayaan Tuhan mengatur segala kepunyaan Tuhan. Apa yang kita miliki miliki adalah kepunyaan Tuhan yang dipercayakan kepada setiap kita untuk kita kelolah. Kita adalah orang-orang kepercayaannya Tuhan. Ada beberapa kriteria orang kepercayaan Tuhan  dalam 1 Korintus 4:1-2.
1.       Setia
Orang yang setia adalah orang yang berpegang teguh terhadap janji Tuhan. Apa yang Tuhan katakan itu yang ia lakukan dan ia imani setiap perkataan Tuhan. Orang setia adalah orang yang akan tetap memilih Tuhan apapun keadaan dan kondisi orang tersebut. Setia adalah ciri orang kepercayaan Tuhan. Seperti kisah talenta, orang yang menerima satu talenta adalah orang yang tidak setia karena ia tidak bisa mempertanggungjawabkan apa yang sudah tuannya beri saat tuannya datang. Teruslah belajar setia dalam segala perkara yang Tuhan sudah berikan buat setiap kita. Setialah dalam perkara-perkara kecil dan dianggap orang itu sepele, karena orang yang setia dalam perkara kecil maka Tuhan akan memberikan perkara yang besar buat setiap orang yang setia. Kesetiaan itu tidak dimulai dari sesuatu yang besar tetapi kesetiaan itu dimulai dari hal yang kecil dan bahkan tidak dianggap oleh orang apa yang kita lakukan. “"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.” Lukas 16:10. Kesetiaan kita diukur dari hal yang kecil.
2.       Bertanggung Jawab
Setia bukan berarti kita melakukan dengan asal-asalan. Tetapi kita dikatakan setia jika kita mengerjakan segala sesuatunya dengan tanggung jawab. Kerjakan segala sesuatu yang Tuhan beri dan percayakan buat setiap kita dengan penuh tanggung jawab. Jangan pernah menganggap suatu perkerjaan sepele dan tidak berguna. Lakukan hal yang dianggap orang sepele dengan penuh tanggung jawab.
3.       Taat
Selain setia dan tanggung jawab, Tuhan juga menginginkan setiap kita untuk taat. Taat adalah melakukan apa yang tuhan mau. Taatlah melakukan apa yang Roh Kudus katakan, apa yang Roh Kudus minta lakukanlah itu. Seperti halnya kisah Rasul Paulus ia setia dan taat sampai ajal menjemputnya. Terkadang setiap kita melakukan ketaatan sesuai dengan keinginan kita. Kita melakukan apa yang enak buat setiap kita. Tetapi orang kepercayaan Tuhan harus taat melakukan apa yang Tuhan mau. seperti kata Rasul Paulus, “Bagiku hidup adalah Kristus”. hidup kita adalah untuk melakukan setiap kehendak-Nya. kita perlu  merenungkan masing-masing dalam hati kita, sudahkah kita melakukan apa yang Tuhan telah Firmankan. Sudahkan kita tahu dan membaca Firman Tuhan. Sudahkah Firman itu kita renungkan dan kita lakukan dalam hidup kita. Ketaatan bukan berbicara berapa banyak ayat Firman Tuhan yang sudah kita baca tiap hari tetapi seberapa banyak Firman Tuhan yang kita hidupi dan kita lakukan. seorang hamba kepercayaan Tuhan adalah orang yang setia, bertanggung jawab dan taat melakukan kehendak Tuhan. Saat kita sudah bisa menjadi orang-orang kepercayaan Tuhan maka Tuhan akan memberitahukan rahasia-Nya kepada setiap kita. “Orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat, tetapi orang yang ingin cepat menjadi kaya, tidak akan luput dari hukuman.” Amsal 28:20. Jadilah orang yang dapat dipercaya bukan orang yang ingin cepat kaya. biarlah semakin hari kita menjadi orang yang bisa dipercaya oleh Tuhan. 

Orang Yang Beriman



“dan supaya kami terlepas dari para pengacau dan orang-orang jahat, sebab bukan semua orang beroleh iman.” 2 Tesalonika 3:1-11. Tidak semua orang punya iman dalam hidup ini. “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” Ibrani 11:1. Ukuran hidup orang percaya diukur lewat iman yang mereka miliki. Mujizat yang terjadi dalam hidup kita tidak lepas dari iman setiap kita. Milikilah iman dalam hidup ini sehingga hidup kita menjadi teladan dan tidak menjadi batu sandungan. Orang beriman selalu berusaha dalam hidupnya dan tidak sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna karena keberadaan orang beriman selalu berguna dan menjadi berkat buat orang lain. Orang beriman “pistis” adalah orang yang bisa dipercaya. Apa yang sudah dipercayakan kepada setiap kita, jaga kepercayaan itu.
Kata “pistis” ini sama seperti “piston” kendaraan. Piston berada di dalam sebuah mesin, bergerak terus dan menimbulkan tenaga sehingga ia bisa menggerakan sesuatu. Demikian juga halnya orang beriman, ia ada untuk menjadi penggerak dalam kehidupannya dan kehidupan orang lain disekitarnya. Piston akan terus bergerak walau setiap usahanya tidak dilihat orang. Tetapi ia tetap teguh dan setia sehingga walau tidak dilihat tetapi dampak yang ditimbulkan besar. Demikian halnya iman, saat hidup kita memiliki iman seperti piston ini, apapun masalah dan badai hidup yang kita hadapi pasti keberadaan kita tidak akan tergoyahkan dan keberadaan kita pasti bisa jadi berkat buat sekitar.
“dan supaya kami terlepas dari para pengacau dan orang-orang jahat, sebab bukan semua orang beroleh iman.” 2 Tesalonika 3:1-11. Saat kita memiliki iman maka kita akan “terlepas dari para pengacau dan orang-orang jahat”. “Kahina” berupaya lepas dari pengacau. Yang dimaksud pengacau adalah orang yang membuat hidup kita berjalan tidak sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Baik itu orang lain atau bahkan diri kita sendiri yang menjadi pengacau dalam hidup kita masing-masing. Saat kita punya iman maka kita tidak dapat disimpangkan. “Atopos” karena saat hidup kita disimpangkan maka makin hari kita akan makin rugi dan bahkan setiap kita rela menjual iman kita. Jangan biarkan pengacau merusak hidup kita. Ada tiga hal yang dikatakan Firman Tuhan tentang pengacau dan orang jahat.
1.       Orang Yang Hidup Bermegah Diri
Yang dimaksud dengan orang jahat adalah “poneros”. “Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah.” Yakobus 4:16. Orang jahat yang dimaksud adalah orang yang suka bermegah diri. Tuhan tidak suka orang seperti itu, karena orang yang congkak jahat di mata Tuhan. Tuhan kita tidak punya sifat congkak. Hal ini dialami oleh Lucifer yang bermegah diri dan ingin menyamai Tuhan. Karena ia bermegah diri maka Tuhan membuang Lucifer. Tinggi hati adalah awal dari sebuah kejatuhan. Tetapi saat kita “barakh” berlutut maka akan ada berkat yang datangnya dari Tuhan buat setiap kita. Berkat yang tak terkatakan dan berkat yang tak pernah kita pikirkan. Seperti kisah Ayub yang berlutut sama Tuhan saat proses datang, akhirnya ia diberkati dua kali lipat dari keadaan sebelumnya. Begitu juga halnya dengan Daud yang selalu berlutut kepada tuhan saat badai hidup datang.
Jangan menjadi orang yang bermegah diri “poneros” karena saat kita hidup bermegah diri ada saat nya Tuhan sendiri yang akan membuat setiap kita yang bermegah diri untuk berlutut kepada Tuhan dengan teguran yang hebat. 
“Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.” Matius 12:35. Orang jahat ditentukan dari apa yang masuk dalam hidup kita. Karena apa yang masuk dalam hidup kita itu yang mengisi perbendaharaan hati kita dan apa yang akan kita ucapkan. Saat kita mengisi hidup kita dengan pengampunan maka yang keluar adalah pengampunan. Saat kita mengisi Firman dalam hidup kita maka yang akan keluar dalam hidup kita adalah Firman. Tetapi orang yang jahat adalah orang yang suka menghina, suka mengeluarkan kutuk, caci maki dalam setiap perkataan dalam hidupnya kepada orang yang tidak mampu. Jangan pernah menghina orang lain karena kejadian setiap orang dahsyat dan ajaib.“dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.” Efesus 5:16. Orang yang jahat adalah orang yang tidak bisa menggunakan waktu dengan baik. Gunakanlah waktu yang ada dengan baik. Siapapun kita sekarang gunakan waktu dengan baik untuk menjadi berkat buat sekitar.
2.       Orang Yang menghasilkan Buah Yang Busuk
Orang jahat yang dimaksud berikutnya adalah “sapros”. “Sapros” memiliki arti membusuk yang berasal dari kata “sepo” sudah busuk sebelumnya. “Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.” Matius 7:17. “Pohon yang tidak baik” disini memakai kata “sepo”. Saat suatu pohon tidak baik dari semula maka buah yang dihasilkan akan tidak baik pula “sapros” busuk. Untuk menjadi pohon yang baik kita harus dekat dengan Tuhan karena Tuhan adalah sumber kehidupan buat setiap kita. Saat kita jauh dengan Tuhan maka kita akan seperti pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang busuk dan tidak berguna buat sekitar. Seperti halnya kisah 12 pengintai, 10 pengintai membawa kabar yang tidak baik dan membuat yang lain ragu-ragu. Tetapi Kaleb dan Yosua membawa kabar yang menyegarkan.  “Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah dimakan ngengat!” Yakobus 5:2. Kekayaan pun bisa busuk dan dimakan ngengat saat kekayaan itu dihasilkan dari hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan.
3.       Orang Yang Hidupnya Menghambakan Kepada roh Dunia
Selain “poneros” dan “sapros” orang jahat yang dimaksud dalam 2 Tesalonika 3:2 adalah “ponos”. “Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai memperhambakan diri lagi kepadanya?” Galatia 4:9. Orang jahat yang dimaksud dalam nats tersebut adalah orang yang hidupnya mengabdikan diri kepda roh-roh dunia yang lemah dan miskin. Roh yang ada dalam diri kita lebih kuat dari pada roh-roh dunia. Jangan menjadi orang yang jahat di mata Tuhan yang mengabdi kepada roh dunia tapi terus fokus sama tuhan karena ada Roh Kudus yang selalu menyertai dan menolong hidup kita.