Senin, 29 Desember 2014

Menjadi Teladan



Rasul Paulus begitu bangga punya murid seperti Timotius. Apakah yang menyebabkan Paulus begitu bangga kepada Timotius? Ada alasan mengapa Rasul Paulus bangga kepada Timotius, “Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.” 2 Timotius 1:5. Timotius memiliki iman yang tulus iklas dari ibunya Eunike dan neneknya Lois. Timotius bisa seperti itu karena warisan teladan dari sebuah keluarga. Keluarga Timotius memberikan teladan yang baik kepadanya sehingga ia pun memiliki kepribadian dan teladan yang baik juga.
Teladan adalah sesuatu yang patut ditiru atau dicontoh. Meneladani adalah meniru atau mencontoh perilaku seseorang. Teladan berasal dari bahasa Ibrani ‘parakone’, dalam bahasa Inggris teladan diambil dari kata ‘paragon’ yang artinya contoh atau teladan yang sempurna untuk ditiru. Untuk menjadi teladan kita harus menjadi sempurna. Teladan yang sempurna bisa kita lihat dari kehidupan Yesus.
Dalam kehidupan berkeluarga, apapun yang diperintahkan orang tua ke anak pasti akan ditiru oleh anak itu suatu kelak. Keteladanan adalah perilaku seseorang yang sengaja atau tidak sengaja yang akan dicontoh oleh orang yang melihatnya, baik itu teladan baik ataupun teladan buruk. Yang paling berpengaruh dalam kehidupan seorang anak adalah orang tua anak tersebut. Apa yang dilakukan orang tua di depan anak pasti akan terserap dalam memori anak itu. Oleh karena itu beri teladan yang baik kepada anak-anak mulai sejak kecil. Seorang guru pasti memberi teladan yang baik kepada anak didiknya. Bagaimana kita bisa berfungsi menjadi teladan baik dikeluarga kita?
1.       Memberikan teladan yang baik
“dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu, sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu sehingga lawan menjadi malu, karena tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka sebarkan tentang kita.” Titus 2:7-8.
Anak tidak suka mendengar perkataan orang tua mereka tetapi anak-anak suka melihat contoh-contoh yang nyata yang dilakukan oleh orang tua mereka. Hal-hal sederhana seperti berdoa sebelum makan dan tidur. Saat orang tua memulai segala sesuatu dengan doa pasti anak-anak mereka akan mencontoh dan meneladani kehidupan mereka.
Teladan kasih sayang dan memberi rasa aman.  Anak-anak suka jika saat dekat orang tua mereka ia merasa mendapat kasih sayang dan rasa aman. Jangan sampai rasa aman anak berganti kepada orang lain. Orang tua harus memberi teladan dalam hal rasa aman kepada anak. Penting buat orang tua untuk memberi teladan rasa aman karena suatu kelak nanti anak-anak akan menir apa yang kita lakukan.
Rasa Hormat. Sekarang ini anak-anak kurang bisa menghormati orang-orang yang lebih tua dari mereka. Mulailah dari keluarga untuk hidup saling menghormati yang lain. Istri hormat kepada suami dan suami hormat kepada istri. Karena apapun yang dilakukan orang tua di rumah itu akan menjadi role model buat anak-anak. Baik teladan yang baik ataupun teladan yang buruk. Teladan seharusnya adalah sesuatu yang baik yang bisa dicontoh. Terkadang orang tua lupa saat marah meraka melakukan adu mulut di depan anak-anak mereka. Hati –hati akan hal itu karena anak bisa mencontoh apa yang dilakukan orang tua di rumah mereka.
Hal-hal baik yang bisa kita lakukan antara lain adalah memiliki perkataan yang lembut dan santun satu dengan yang lain, melakukan sentuhan-sentuhan fisik yang perlu kepada anggota keluarga contoh orang tua memeluk anaknya, saat orang tua melakukan sentuhan-sentuhan fisik seperti halnya memeluk anak itu akan membuat ikatan cinta kasih antara orang tua dan anak, selain itu perlu juga adanya waktu untuk orang tua dan anak-anak berkumpul bersama.
2.       Menanamkan dasar-dasar Firman Tuhan
Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” 2 Timotius 3:15-17.
Tanamkan dasar-dasar Firman Tuhan dalam kehidupan anak-anak. Ajar setiap anak untuk berdoa kepada Tuhan dan beriman kepada Tuhan. Seperti halnya berdoa saat sakit, cukup sederhana tetapi pasti ada mujizat Tuhan yang terjadi dalam hidup anak-anak. Saat kita mengajarkan dan menanamkan dasar-dasar firman Tuhan pasti itu akan terus turun ke generasi berikutnya. Memberi teladan kepada anak-anak itu berarti kita memberi kehidupan kepada anak-anak tersebut.
3.       Mendisiplinkan anak
“Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya. Jika orang fasik bertambah, bertambahlah pula pelanggaran, tetapi orang benar akan melihat keruntuhan mereka. Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.” Amsal 29:15-17.
Perlu adanya kerjasama yang baik antara ayah dan ibu saat menegur anak-anak mereka yang melakukan salah. Jangan bela seorang anak saat ia melakukan hal yang salah. Kalau kita mau mendidik anak kita itu tidak dilarang dalam Firman Tuhan. Disiplin itu perlu, saat anak melakukan kesalahan disiplinkan anak itu saat itu juga jangan tunggu besok atau nanti. Selain itu harus ada konsistensi dalam mendisiplinkan seorang anak. Saat seorang anak melakukan kesalahan yang sama jangan bosan-bosan untuk menegurnya. Keteladanan orang tua akan menjadi panutan dan acuan masa depan si anak. Anak adalah titipan Tuhan buat setiap kita oleh sebab itu jadilah teladan buat mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar