Senin, 01 Desember 2014

Berkat di Tengah Sebuah Keluarga



 “Dan sekarang, ya TUHAN, diteguhkanlah untuk selama-lamanya janji yang Kau ucapkan mengenai hamba-Mu ini dan mengenai keluarganya dan lakukanlah seperti yang Kaujanjikan itu.” 1 Tawarikh 17:23. Daud tahu bahwa Tuhan yang ia sembah adalah Tuhan yang memberkati keluarga. Bahkan mujizat pertama yang dilakukan Yesus saat Yesus hidup di dunia adalah Mujizat di tengah sebuah keluarga yang mengadakan pesta perkawinan. Oleh karena itu, Daud memberanikan diri berdoa buat keluarga di hadapan Tuhan. “Sebab Engkau, ya Allahku, telah menyatakan kepada hamba-Mu ini, bahwa Engkau akan membangun keturunan baginya. Itulah sebabnya hamba-Mu ini telah memberanikan diri untuk memanjatkan doa ke hadapan-Mu.” 1 Tawarikh 17:25.
Bagaimana kita bisa hidup di tengah-tengah keluarga yang penuh damai sejahtera?
1.       Menjadi Hamba Tuhan di tengah-tengah Keluarga
 “Kiranya Engkau sekarang berkenan memberkati keluarga hamba-Mu ini, supaya tetap ada di hadapan-Mu untuk selama-lamanya. Sebab apa yang Engkau berkati, ya TUHAN, diberkati untuk selama-lamanya." 1 Tawarikh 17:27. Daud merendahkan diri di hadapan Tuhan, “Kiranya Engkau sekarang berkenan memberkati keluarga hamba-Mu ini, …” Daud menyebut dirinya hamba, ‘ebed’ yang memiliki arti seorang hamba yang memiliki tugas penting. Saat Daud berkata bahwa ia adalah hamba maka turunlah kasih karunia Allah kepada keluarga Daud. ‘Ebed’ adalah seorang hamba yang memiliki tugas penting dan seseorang yang bisa membawa serta berjanji dan memiliki kerinduan membawa keluarganya datang menyembah Tuhan. Daud menghadirkan Ibadah di tengah-tengah keluarganya. Biarlah Ibadah kita tidak hanya di Gereja saja tetapi biarlah ada ibadah, ‘abudah’ di tengah-tengah keluarga dan tempat tinggal kita.
‘Ebed’ juga memiliki arti menjadi seorang pejabat, orang penting yang dipercayakan hal-hal yang penting oleh Tuhan. Saat daud berkata kepada Tuhan bahwa ia adalah seorang hamba, maka di mata Tuhan Daud adalah seorang pejabatnya Tuhan. Seorang pejabat memiliki fasilitas yang terbaik dan pengamanan yang terbaik dari atasannya. Daud menjadi hamba di tengah-tengah keluarganya dan sekaligus menjadi pejabat di mata Tuhan. Seorang pejabat pasti memiliki kuasa, bahkan setiap perkataannya pun selalu diperhatikan orang karena mengandung janji dan kuasa.
2.       Tidak membuang-buang waktu yang ada
Selain itu seorang pejabat juga tidak pernah membuang-buang waktunya. “Kiranya Engkau sekarang …” Sekarang, ‘ata’ berbicara sekarang bukan besok atau lusa. Apa yang akan terjadi sekarang saat kita menjadi pejabat Tuhan?
a.       Bertemu dengan Tuhan
“Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.” Ayub 42:5. Saat kita menjadi seorang ;pejabat maka kita akan bisa bertemu dengan orang yang memberi kuasa kepada setiap kita. Dalam kehidupan  kita pun saat kita menjadi pejabatnya Tuhan maka kita akan bisa bertemu dengan Tuhan. Tidak hanya mendengar dari kata orang tetapi kita akan melihat dan bisa memandang Tuhan. Jadilah hamba Tuhan di tengah-tengah keluarga kita dan bawa keluarga kita untuk datang mengenal dan menyembah Tuhan.
b.      Terbebas dari setiap belenggu
“Sekarang, Aku akan mematahkan gandarnya yang memberati engkau, dan akan memutuskan belenggu-belenggu yang mengikat engkau." Nahum 1:13. Saat kita menjadi hamba Tuhan maka Tuhan akan melepas setiap belenggu yang mengikat setiap kita. Kita akan menjadi orang yang merdeka di hadapan Tuhan. Kuasa Tuhanlah yang akan memutuskan belenggu-belenggu yang mengikat setiap kita. Bahkan hal-hal yang memberatkan setiap kita, tuhan akan melepaskan itu semua.
3.       Memberanikan diri agar kita mengetahui jalan Tuhan
“…. Itulah sebabnya hamba-Mu ini telah memberanikan diri untuk memanjatkan doa ke hadapan-Mu.” 1 Tawarikh 17:25. Memberanikan diri, ‘yaal’ memiliki arti berkenan di hadapan Tuhan serta memberanikan diri untuk mengetahui jalan-jalan Tuhan. Karena Daud berkenan di mata Tuhan maka Tuhan menjagai dan memulihkan keluarga Daud. Untuk menjadi seseorang yang baik kita perlu memberanikan diri kita tampil berbeda di tengah-tengah dunia. Bahkan untuk memulai sebuah keluarga pun kita harus siap dan memberanikan diri untuk menjadi ayah dan ibu.
“Lalu aku berpikir: "Itu hanya orang-orang kecil; mereka adalah orang-orang bodoh, sebab mereka tidak mengetahui jalan TUHAN, hukum Allah mereka.” Yeremia 5: 4. Kita akan menjadi seorang yang bodoh jika kita tidak memberanikan diri untuk mengetahui jalan-jalan Tuhan. Jangan takut dengan masalah karena lewat setiap masalah kita, kita akan mengetahui jalan Tuhan dan mengenal pribadinya.
4.       Berlutut kepada Tuhan
Berlututlah di hadapan Tuhan dan  berdoa agar keluarga setiap kita penuh kebahagiaan dan damai sejahtera. “Sebab Engkau, ya Allahku, telah menyatakan kepada hamba-Mu ini, bahwa Engkau akan membangun keturunan baginya. Itulah sebabnya hamba-Mu ini telah memberanikan diri untuk memanjatkan doa ke hadapan-Mu.” 1 Tawarikh 17:25. Berdoa, barakh memiliki arti berlutut di hadapan Tuhan. Saat kita tidak mau berlutut di hadapan tuhan maka Tuhan sendirilah yang akan membuat setiap kita berlutut di hadapan-Nya. Saat kita berlutut maka berkat itu akan turun di tengah-tengah keluarga kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar