“Dan
sekarang, ya TUHAN, diteguhkanlah untuk selama-lamanya janji yang Kau ucapkan
mengenai hamba-Mu ini dan mengenai keluarganya dan lakukanlah seperti yang
Kaujanjikan itu.” 1 Tawarikh 17:23. Daud tahu bahwa Tuhan yang ia sembah adalah
Tuhan yang memberkati keluarga. Bahkan mujizat pertama yang dilakukan Yesus
saat Yesus hidup di dunia adalah Mujizat di tengah sebuah keluarga yang
mengadakan pesta perkawinan. Oleh karena itu, Daud memberanikan diri berdoa
buat keluarga di hadapan Tuhan. “Sebab Engkau, ya Allahku, telah menyatakan
kepada hamba-Mu ini, bahwa Engkau akan membangun keturunan baginya. Itulah
sebabnya hamba-Mu ini telah memberanikan diri untuk memanjatkan doa ke
hadapan-Mu.” 1 Tawarikh 17:25.
Bagaimana kita bisa hidup di tengah-tengah keluarga
yang penuh damai sejahtera?
1. Menjadi Hamba Tuhan di tengah-tengah
Keluarga
“Kiranya Engkau sekarang
berkenan memberkati keluarga hamba-Mu ini, supaya tetap ada di hadapan-Mu untuk
selama-lamanya. Sebab apa yang Engkau berkati, ya TUHAN, diberkati untuk selama-lamanya."
1 Tawarikh 17:27. Daud merendahkan diri di hadapan Tuhan, “Kiranya Engkau
sekarang berkenan memberkati keluarga hamba-Mu ini, …” Daud menyebut dirinya
hamba, ‘ebed’ yang memiliki arti seorang hamba yang memiliki tugas penting.
Saat Daud berkata bahwa ia adalah hamba maka turunlah kasih karunia Allah
kepada keluarga Daud. ‘Ebed’ adalah seorang hamba yang memiliki tugas penting
dan seseorang yang bisa membawa serta berjanji dan memiliki kerinduan membawa
keluarganya datang menyembah Tuhan. Daud menghadirkan Ibadah di tengah-tengah
keluarganya. Biarlah Ibadah kita tidak hanya di Gereja saja tetapi biarlah ada
ibadah, ‘abudah’ di tengah-tengah keluarga dan tempat tinggal kita.
‘Ebed’ juga memiliki arti menjadi seorang pejabat,
orang penting yang dipercayakan hal-hal yang penting oleh Tuhan. Saat daud
berkata kepada Tuhan bahwa ia adalah seorang hamba, maka di mata Tuhan Daud
adalah seorang pejabatnya Tuhan. Seorang pejabat memiliki fasilitas yang
terbaik dan pengamanan yang terbaik dari atasannya. Daud menjadi hamba di
tengah-tengah keluarganya dan sekaligus menjadi pejabat di mata Tuhan. Seorang
pejabat pasti memiliki kuasa, bahkan setiap perkataannya pun selalu
diperhatikan orang karena mengandung janji dan kuasa.
2. Tidak membuang-buang waktu yang ada
Selain itu seorang pejabat juga tidak pernah
membuang-buang waktunya. “Kiranya Engkau sekarang …” Sekarang, ‘ata’ berbicara
sekarang bukan besok atau lusa. Apa yang akan terjadi sekarang saat kita
menjadi pejabat Tuhan?
a.
Bertemu dengan Tuhan
“Hanya dari kata orang saja aku
mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.”
Ayub 42:5. Saat kita menjadi seorang ;pejabat maka kita akan bisa bertemu
dengan orang yang memberi kuasa kepada setiap kita. Dalam kehidupan kita pun saat kita menjadi pejabatnya Tuhan
maka kita akan bisa bertemu dengan Tuhan. Tidak hanya mendengar dari kata orang
tetapi kita akan melihat dan bisa memandang Tuhan. Jadilah hamba Tuhan di
tengah-tengah keluarga kita dan bawa keluarga kita untuk datang mengenal dan menyembah
Tuhan.
b.
Terbebas dari setiap belenggu
“Sekarang, Aku akan mematahkan gandarnya
yang memberati engkau, dan akan memutuskan belenggu-belenggu yang mengikat
engkau." Nahum 1:13. Saat kita menjadi hamba Tuhan maka Tuhan akan melepas
setiap belenggu yang mengikat setiap kita. Kita akan menjadi orang yang merdeka
di hadapan Tuhan. Kuasa Tuhanlah yang akan memutuskan belenggu-belenggu yang
mengikat setiap kita. Bahkan hal-hal yang memberatkan setiap kita, tuhan akan
melepaskan itu semua.
3. Memberanikan diri agar kita mengetahui
jalan Tuhan
“…. Itulah sebabnya hamba-Mu ini telah
memberanikan diri untuk memanjatkan doa ke hadapan-Mu.” 1 Tawarikh 17:25.
Memberanikan diri, ‘yaal’ memiliki arti berkenan di hadapan Tuhan serta
memberanikan diri untuk mengetahui jalan-jalan Tuhan. Karena Daud berkenan di
mata Tuhan maka Tuhan menjagai dan memulihkan keluarga Daud. Untuk menjadi
seseorang yang baik kita perlu memberanikan diri kita tampil berbeda di
tengah-tengah dunia. Bahkan untuk memulai sebuah keluarga pun kita harus siap
dan memberanikan diri untuk menjadi ayah dan ibu.
“Lalu aku berpikir: "Itu hanya
orang-orang kecil; mereka adalah orang-orang bodoh, sebab mereka tidak
mengetahui jalan TUHAN, hukum Allah mereka.” Yeremia 5: 4. Kita akan menjadi
seorang yang bodoh jika kita tidak memberanikan diri untuk mengetahui
jalan-jalan Tuhan. Jangan takut dengan masalah karena lewat setiap masalah
kita, kita akan mengetahui jalan Tuhan dan mengenal pribadinya.
4. Berlutut kepada Tuhan
Berlututlah di hadapan Tuhan dan berdoa agar keluarga setiap kita penuh
kebahagiaan dan damai sejahtera. “Sebab Engkau, ya Allahku, telah menyatakan
kepada hamba-Mu ini, bahwa Engkau akan membangun keturunan baginya. Itulah
sebabnya hamba-Mu ini telah memberanikan diri untuk memanjatkan doa ke
hadapan-Mu.” 1 Tawarikh 17:25. Berdoa, barakh memiliki arti berlutut di hadapan
Tuhan. Saat kita tidak mau berlutut di hadapan tuhan maka Tuhan sendirilah yang
akan membuat setiap kita berlutut di hadapan-Nya. Saat kita berlutut maka
berkat itu akan turun di tengah-tengah keluarga kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar