Kamis, 21 November 2013

“Tongkat Musa”



            Saat menghadapi suatu desakan, terkadang setiap manusia pandai mencari alasan untuk lepas dari desakan tersebut. Begitu juga halnya dengan Musa saat diutus Allah memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Saat di Midian Tuhan Allah sudah berfirman kepada Musa untuk kembali ke Mesir sebab orang-orang yang ingin mencabut nyawanya telah mati. Tetapi Musa masih ragu-ragu atas perintah Tuhan untuk memimpin bangsa Israel. Di dunia ini ada tiga kelompok manusia: Pertama Kelompok orang yang ragu-ragu. Mereka mengetahui kebenaran Firman Tuhan tetapi mereka masih belum percaya dan ragu-ragu akan Firman-Nya. Seperti halnya Musa dalam Keluaran 4:1-20. Kedua, Kelompok orang yang kuatir dan bingung. Mereka sudah melangkah bersama Tuhan tetapi ditengah jalan karena mereka berpikir dengan logika mereka, mereka menjadi kuatir sendiri dan kebingungan. Dan Kelompok yang ketiga, Kelompok orang-orang yang merasa nyaman. Kelompok orang-orang yang suam-suam kuku dan menganggap setiap ibadah mereka adalah rutinitas biasa.

Ada 4 alasan yang diutarakan Musa kepada Tuhan Allah dalam Keluarn 4:1-20
1.      Musa bertanya: Siapakah aku Tuhan? Keluaran 4:11-12
Jangan menjadi orang yang amnesia di dalam Tuhan. Kenali diri kita dan kenalilah Tuhan Allah kita. Jangan melihat keterbatasan kita tetapi lihatlah Tuhan Allah yang terus menyertai dan memampukan kita.
2.      Musa berkata: Aku tidak tahu berkata apa-apa. Keluaran 4:13-14
Musa adalah orang terdidik. Ia bukan orang yang tidak pandai bicara. Ia merasa rendah diri dan ragu-ragu saat Tuhan mengutusnya.
3.      Musa bertanya: Bagaimana kalau bangsa Israel tidak mendengarkannya? Keluaran 4:1
Musa kehilangan otoritas dari Allah.
4.      Musa berkata: Ia berat lidah dan tidak pandai bicara. Keluaran 4:10
Saat kita mau dipakai Tuhan maka Tuhan sendirilah yang akan berbicara lewat bibir dan lidah kita.

            Apakah kita sadar saat Firman Tuhan datang buat setiap kita, kita sering mencari alasan seperti halnya Musa. Kita mencari alasan untuk menghindar dari itu semua. Terkadang setiap kita berfikir bahwa Firman Tuhan yang kita dengar itu cocok untuk saudara kita, teman kita ataupun orang lain. Padahal setiap Firman yang kita dengar, Tuhan ingin berbicara buat setiap kita. Lewat kebenaran Firman Tuhan ini, kita akan belajar Bagaimana Musa bisa berubah dari orang yang mempunyai banyak alasan menjadi orang yang dengar-dengaran dengan Tuhan. Ada tiga hal yang akan kita pelajari dari kisah Musa ini:
1.      TUHAN berfirman kepadanya: "Apakah yang di tanganmu itu?" Keluaran 4:2
Musa memiliki tongkat yang terbuat dari kayu yang ia pakai untuk menuntun dan menjaganya saat ada hewan-hewan buas. Di dalam diri setiap kita punya potensi yang bisa dipakai untuk kemuliaan Tuhan. Kita bisa Berdoa untuk bangsa kita. Kita punya Kesaksian dan Firman Allah untuk membangkitkan semangat orang-orang di sekitar kita, selain itu juga, kita punya kemampuan yang diberikan Tuhan. Kenalilah diri kita. Permasalahannya adalah bukan siapa kita tetapi siapa yang mengutus kita. 1 Korintus 1:27-28.
2.      Tuhan ingin Musa menyerahkan apa yang Ia punya.
Musa pun menyerahkan tongkat yang ada di tanganya.  Di tangan Musa tongkat itu dipakai Tuhan untuk menyatakan mujizat-Nya. Seperti halnya membelah laut Tiberau, mengubah air menjadi darah, membawa kemenangan atas orang Amalek dan juga memberi tulah-tulah pada bangsa Mesir. Saat kita mempertahankan sesuatu, maka kita akan kehilangan sesuatu yang mungkin itu berharga buat setiap kita. Belajarlah menyerahkan kemampuan kita kepada Tuhan. Serahkan apa yang kita punya maka kita akan melihat mujizat Tuhan. seperti halnya, Anak kecil yang mempunyai 5 roti dan 2 ikan yang memberi makan 5.000 orang. Janda di sarfat yang memberi tepung dan minyak untuk Elia. Maria yang memiliki minyak narwastu untuk menyeka kaki Yesus, Seorang janda yang mempunyai 2 keping mata uang dan Tuhan memuji persembahannya itu, dan masih banyak yang lainnya. Tuhan senang saat kita mau menyerahkan apa yang berharga bagi kita untuk kemuliaan Tuhan.
3.      Apa yang kita serahkan kepada Tuhan, itu akan menjadi milik Tuhan Allah.
Saat Musa menyerahkan tongkat tersebut kepada Tuhan maka tongkat Musa menjadi tongkat Allah. Begitu juga halnya saat kita menyerahkan hidup kita kepada Allah maka kita adalah kepunyaan Allah. Kita menjadi milik Allah dan akan dipakai-Nya menjadi berkat untuk orang lain. Hari-hari ini berdoalah untuk generasi ini, karena hal inilah yang dibutuhkan dunia saat ini. Saat kita berdoa maka doa-doa itu akan terikat dengan apa yang kita doakan, terikat dengan diri kita yang berdoa dan terikat pada Yesus yang mendengar doa kita dan menampung doa-doa kita di kirbatNya sampai tercurah dan dijawab doa setiap kita. Teruslah berdoa dan beri hidupmu untuk Tuhan dan serahkan segala kemampuanmu untuk dipakai Tuhan lebih lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar