Saat menghadapi suatu desakan,
terkadang setiap manusia pandai mencari alasan untuk lepas dari desakan
tersebut. Begitu juga halnya dengan Musa saat diutus Allah memimpin bangsa
Israel keluar dari tanah Mesir. Saat di Midian Tuhan Allah sudah berfirman
kepada Musa untuk kembali ke Mesir sebab orang-orang yang ingin mencabut
nyawanya telah mati. Tetapi Musa masih ragu-ragu atas perintah Tuhan untuk
memimpin bangsa Israel. Di dunia ini ada tiga kelompok manusia: Pertama Kelompok
orang yang ragu-ragu. Mereka mengetahui kebenaran Firman Tuhan tetapi mereka
masih belum percaya dan ragu-ragu akan Firman-Nya. Seperti halnya Musa dalam
Keluaran 4:1-20. Kedua, Kelompok orang yang kuatir dan bingung. Mereka sudah
melangkah bersama Tuhan tetapi ditengah jalan karena mereka berpikir dengan
logika mereka, mereka menjadi kuatir sendiri dan kebingungan. Dan Kelompok yang
ketiga, Kelompok orang-orang yang merasa nyaman. Kelompok orang-orang yang
suam-suam kuku dan menganggap setiap ibadah mereka adalah rutinitas biasa.
Ada
4 alasan yang diutarakan Musa kepada Tuhan Allah dalam Keluarn 4:1-20
1.
Musa
bertanya: Siapakah aku Tuhan? Keluaran
4:11-12
Jangan
menjadi orang yang amnesia di dalam Tuhan. Kenali diri kita dan kenalilah Tuhan
Allah kita. Jangan melihat keterbatasan kita tetapi lihatlah Tuhan Allah yang
terus menyertai dan memampukan kita.
2.
Musa
berkata: Aku tidak tahu berkata apa-apa. Keluaran
4:13-14
Musa
adalah orang terdidik. Ia bukan orang yang tidak pandai bicara. Ia merasa
rendah diri dan ragu-ragu saat Tuhan mengutusnya.
3.
Musa
bertanya: Bagaimana kalau bangsa Israel tidak mendengarkannya? Keluaran 4:1
Musa
kehilangan otoritas dari Allah.
4.
Musa
berkata: Ia berat lidah dan tidak pandai bicara. Keluaran 4:10
Saat
kita mau dipakai Tuhan maka Tuhan sendirilah yang akan berbicara lewat bibir
dan lidah kita.
Apakah
kita sadar saat Firman Tuhan datang buat setiap kita, kita sering mencari
alasan seperti halnya Musa. Kita mencari alasan untuk menghindar dari itu
semua. Terkadang setiap kita berfikir bahwa Firman Tuhan yang kita dengar itu
cocok untuk saudara kita, teman kita ataupun orang lain. Padahal setiap Firman
yang kita dengar, Tuhan ingin berbicara buat setiap kita. Lewat kebenaran
Firman Tuhan ini, kita akan belajar Bagaimana Musa bisa berubah dari orang yang
mempunyai banyak alasan menjadi orang yang dengar-dengaran dengan Tuhan. Ada
tiga hal yang akan kita pelajari dari kisah Musa ini:
1. TUHAN
berfirman kepadanya: "Apakah yang di tanganmu itu?" Keluaran 4:2
Musa
memiliki tongkat yang terbuat dari kayu yang ia pakai untuk menuntun dan
menjaganya saat ada hewan-hewan buas. Di dalam diri setiap kita punya potensi
yang bisa dipakai untuk kemuliaan Tuhan. Kita bisa Berdoa untuk bangsa kita. Kita punya Kesaksian dan Firman Allah
untuk membangkitkan semangat orang-orang di sekitar kita, selain itu juga, kita
punya kemampuan yang diberikan
Tuhan. Kenalilah diri kita. Permasalahannya adalah bukan siapa kita tetapi
siapa yang mengutus kita. 1 Korintus
1:27-28.
2. Tuhan
ingin Musa menyerahkan apa yang Ia punya.
Musa
pun menyerahkan tongkat yang ada di tanganya.
Di tangan Musa tongkat itu dipakai Tuhan untuk menyatakan mujizat-Nya.
Seperti halnya membelah laut Tiberau, mengubah air menjadi darah, membawa
kemenangan atas orang Amalek dan juga memberi tulah-tulah pada bangsa Mesir. Saat
kita mempertahankan sesuatu, maka kita akan kehilangan sesuatu yang mungkin itu
berharga buat setiap kita. Belajarlah menyerahkan kemampuan kita kepada Tuhan.
Serahkan apa yang kita punya maka kita akan melihat mujizat Tuhan. seperti
halnya, Anak kecil yang mempunyai 5 roti dan 2 ikan yang memberi makan
5.000 orang. Janda di sarfat yang
memberi tepung dan minyak untuk
Elia. Maria yang memiliki minyak narwastu untuk menyeka kaki
Yesus, Seorang janda yang mempunyai 2 keping mata uang dan Tuhan memuji
persembahannya itu, dan masih banyak yang lainnya. Tuhan senang saat kita mau
menyerahkan apa yang berharga bagi kita untuk kemuliaan Tuhan.
3. Apa
yang kita serahkan kepada Tuhan, itu akan menjadi milik Tuhan Allah.
Saat
Musa menyerahkan tongkat tersebut kepada Tuhan maka tongkat Musa menjadi
tongkat Allah. Begitu juga halnya saat kita menyerahkan hidup kita kepada Allah
maka kita adalah kepunyaan Allah. Kita menjadi milik Allah dan akan dipakai-Nya
menjadi berkat untuk orang lain. Hari-hari ini berdoalah untuk generasi ini,
karena hal inilah yang dibutuhkan dunia saat ini. Saat kita berdoa maka doa-doa
itu akan terikat dengan apa yang kita doakan, terikat dengan diri kita yang
berdoa dan terikat pada Yesus yang mendengar doa kita dan menampung doa-doa
kita di kirbatNya sampai tercurah dan dijawab doa setiap kita. Teruslah berdoa
dan beri hidupmu untuk Tuhan dan serahkan segala kemampuanmu untuk dipakai Tuhan
lebih lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar