Rasul Paulus begitu bangga punya murid seperti
Timotius. Apakah yang menyebabkan Paulus begitu bangga kepada Timotius? Ada
alasan mengapa Rasul Paulus bangga kepada Timotius, “Sebab aku teringat akan
imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu
Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.”
2 Timotius 1:5. Timotius memiliki iman yang tulus iklas dari ibunya Eunike dan
neneknya Lois. Timotius bisa seperti itu karena warisan teladan dari sebuah
keluarga. Keluarga Timotius memberikan teladan yang baik kepadanya sehingga ia
pun memiliki kepribadian dan teladan yang baik juga.
Teladan adalah sesuatu yang patut ditiru atau
dicontoh. Meneladani adalah meniru atau mencontoh perilaku seseorang. Teladan
berasal dari bahasa Ibrani ‘parakone’, dalam bahasa Inggris teladan diambil
dari kata ‘paragon’ yang artinya contoh atau teladan yang sempurna untuk
ditiru. Untuk menjadi teladan kita harus menjadi sempurna. Teladan yang
sempurna bisa kita lihat dari kehidupan Yesus.
Dalam kehidupan berkeluarga, apapun yang
diperintahkan orang tua ke anak pasti akan ditiru oleh anak itu suatu kelak.
Keteladanan adalah perilaku seseorang yang sengaja atau tidak sengaja yang akan
dicontoh oleh orang yang melihatnya, baik itu teladan baik ataupun teladan
buruk. Yang paling berpengaruh dalam kehidupan seorang anak adalah orang tua
anak tersebut. Apa yang dilakukan orang tua di depan anak pasti akan terserap
dalam memori anak itu. Oleh karena itu beri teladan yang baik kepada anak-anak
mulai sejak kecil. Seorang guru pasti memberi teladan yang baik kepada anak
didiknya. Bagaimana kita bisa berfungsi menjadi teladan baik dikeluarga kita?
1. Memberikan teladan yang baik
“dan jadikanlah dirimu sendiri suatu
teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam
pengajaranmu, sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu sehingga lawan
menjadi malu, karena tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka sebarkan tentang
kita.” Titus 2:7-8.
Anak tidak suka mendengar perkataan
orang tua mereka tetapi anak-anak suka melihat contoh-contoh yang nyata yang
dilakukan oleh orang tua mereka. Hal-hal sederhana seperti berdoa sebelum makan
dan tidur. Saat orang tua memulai segala sesuatu dengan doa pasti anak-anak
mereka akan mencontoh dan meneladani kehidupan mereka.
Teladan kasih sayang dan memberi rasa
aman. Anak-anak suka jika saat dekat
orang tua mereka ia merasa mendapat kasih sayang dan rasa aman. Jangan sampai
rasa aman anak berganti kepada orang lain. Orang tua harus memberi teladan
dalam hal rasa aman kepada anak. Penting buat orang tua untuk memberi teladan
rasa aman karena suatu kelak nanti anak-anak akan menir apa yang kita lakukan.
Rasa Hormat. Sekarang ini anak-anak
kurang bisa menghormati orang-orang yang lebih tua dari mereka. Mulailah dari
keluarga untuk hidup saling menghormati yang lain. Istri hormat kepada suami
dan suami hormat kepada istri. Karena apapun yang dilakukan orang tua di rumah
itu akan menjadi role model buat anak-anak. Baik teladan yang baik ataupun
teladan yang buruk. Teladan seharusnya adalah sesuatu yang baik yang bisa
dicontoh. Terkadang orang tua lupa saat marah meraka melakukan adu mulut di
depan anak-anak mereka. Hati –hati akan hal itu karena anak bisa mencontoh apa
yang dilakukan orang tua di rumah mereka.
Hal-hal baik yang bisa kita lakukan
antara lain adalah memiliki perkataan yang lembut dan santun satu dengan yang
lain, melakukan sentuhan-sentuhan fisik yang perlu kepada anggota keluarga
contoh orang tua memeluk anaknya, saat orang tua melakukan sentuhan-sentuhan
fisik seperti halnya memeluk anak itu akan membuat ikatan cinta kasih antara
orang tua dan anak, selain itu perlu juga adanya waktu untuk orang tua dan
anak-anak berkumpul bersama.
2. Menanamkan dasar-dasar Firman Tuhan
“Ingatlah
juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi
hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus
Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar,
untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang
dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi
untuk setiap perbuatan baik.” 2 Timotius 3:15-17.
Tanamkan dasar-dasar Firman Tuhan dalam
kehidupan anak-anak. Ajar setiap anak untuk berdoa kepada Tuhan dan beriman
kepada Tuhan. Seperti halnya berdoa saat sakit, cukup sederhana tetapi pasti
ada mujizat Tuhan yang terjadi dalam hidup anak-anak. Saat kita mengajarkan dan
menanamkan dasar-dasar firman Tuhan pasti itu akan terus turun ke generasi
berikutnya. Memberi teladan kepada anak-anak itu berarti kita memberi kehidupan
kepada anak-anak tersebut.
3. Mendisiplinkan anak
“Tongkat dan teguran mendatangkan
hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya. Jika orang fasik
bertambah, bertambahlah pula pelanggaran, tetapi orang benar akan melihat
keruntuhan mereka. Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman
kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.” Amsal 29:15-17.
Perlu adanya kerjasama yang baik antara
ayah dan ibu saat menegur anak-anak mereka yang melakukan salah. Jangan bela
seorang anak saat ia melakukan hal yang salah. Kalau kita mau mendidik anak
kita itu tidak dilarang dalam Firman Tuhan. Disiplin itu perlu, saat anak
melakukan kesalahan disiplinkan anak itu saat itu juga jangan tunggu besok atau
nanti. Selain itu harus ada konsistensi dalam mendisiplinkan seorang anak. Saat
seorang anak melakukan kesalahan yang sama jangan bosan-bosan untuk menegurnya.
Keteladanan orang tua akan menjadi panutan dan acuan masa depan si anak. Anak
adalah titipan Tuhan buat setiap kita oleh sebab itu jadilah teladan buat
mereka.