Selasa, 07 Januari 2014

Roda Kehidupan

                “Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu.” Lukas 1:14. Ini adalah kisah tentang Yohanes Pembabtis. Kelahiran tokoh ini ditunggu dan dinanti-nantikan oleh orang banyak. Siapakah Yohanes Pembaptis, sehingga ia dinanti-nantikan orang? Yohanes Pembaptis adalah pembuka jalan bagi Yesus. Kelahiran Yohanes Pembaptis mengawali sebuah roda kehidupan. Banyak orang-orang yang menantikan kelahirannya? Kelahiran diambil dari kata ‘genesis’ yang artinya roda kehidupan. Saat Yohanes Pembaptis lahir maka roda kehidupan manusia yang sempat berhenti karena kesalahan manusia pertama, mulai bergulir kembali. Mari kita sejenak memeriksa apakah roda kehidupan kita masih berputar, berhenti atau malah berputar di tempat?
                Roda kehidupan Yohanes pembaptis berputar cepat dan makin cepat. Matius 3:3. “Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: "Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya." Kelahiran Yohanes pembaptis sudah dinubuatkan jauh-jauh hari untuk menyiapkan jalan bagi Yesus. Dalam Matius 3:3. Kata ‘jalan’ dalam kalimat ‘persiapkan jalan bagi Tuhan’ mengunakan kata ‘hodos’ sedangkan kata ‘jalan’ dalam kalimat ‘luruskan jalan bagi-Nya’ menggunakan kata ‘Tribos’ yang memiliki arti yaitu trauma masa lalu. Kalau kita mau berjalan bagi Tuhan maka kita harus meluruskan jalan hidup kita dari sagala macam, trauma hidup kita. Kita harus membereskan trauma-trauma masa lalu kita. Setiap kita pasti memiliki trauma, bahkan seorang Abraham Lincoln saja memiliki trauma / ketakutan jika ia mengalami mati premature. Ia takut mati sebelum waktunya. Oleh karena itu, ia pernah berpesan jika ia sudah meninggal maka secepatnya ia minta dikuburkan karena ia takut bangkit lagi dari kematian.
                Ada sesuatu yang harus kita bebaskan agar roda kehidupan kita bisa berputar.  Ada tiga trauma yang biasanya mengikat setiap manusia yang harus dilepaskan:
1.       Trauma Miskin
Trauma yang pertama adalah ‘Trau’ yang artinya trauma yang paling menindas hidup manusia, yaitu trauma akan miskin. Miskin tidak berbicara tentang banyak tidaknya uang yang kita punya, tetapi miskin berbicara tentang mental seorang manusia mengenai keadaan dirinya. Terkadang banyak orang yang punya uang tetapi ia bilang tidak punya uang agar setiap orang kasihan kepadanya. Ada juga orang yang tidak punya banyak uang tetapi ia suka memberi untuk pekerjaan Tuhan dan juga memberi untuk sekitarnya. "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; …” Lukas 4:18. Tuhan datang ke dunia untuk menyampaikan kabar baik kepada orang miskin. Tuhan mau membebaskan kita dari trauma tersebut. Apakah kita trauma dengan kemiskinan? Kabar baiknya yaitu saat kita berjalan bersama Tuhan maka kita akan kaya dalam Tuhan. Bukan saat kita tidak punya uang kita disebut miskin tetapi miskin berbicara tentang mental. Apakah kita mau memberi dan berbagi dengan sekitar atau tidak.
“Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” Yohanes 10:10. Kelimpahan dalam ayat tersebut memakai kata ‘perisos’ yang artinya kita diberkati sampai kita tidak butuh lagi. Tuhan datang agar kita memperoleh kelimpahan. Agar kita diberkati Tuhan sampai kita tidak butuh lagi dan membagi berkat itu buat sesama kita seperti kejadian saat Petrus dan murid-murid Yesus memperoleh ikan yang banyak sampai mereka memanggil orang disekitar mereka karena ikan yang ia dapat banyak sekali. Beranilah memberi dan lepaskan trauma kemiskinan sehingga roda kehidupan kita bisa berputar.
2.       Trauma Menjadi ‘Kambing Hitam’
Trauma yang kedua adalah ‘Tribos’ yang artinya jalan setapak/kambing janta (tragos). Seberapa banyak kehidupan kita seperti kambing jantan? “Demikianlah kambing jantan itu harus mengangkut segala kesalahan Israel ke tanah yang tandus, dan kambing itu harus dilepaskan di padang gurun.” Imamat 16:22. Dalam tradisi bangsa Yahudi, pada bulan-bulan tertentu mereka mempersembahkan kambing jantan untuk menghapuskan segala dosa mereka. Terkadang setiap kita trauma karena sering dijadikan kambing hitam. Tetapi saat kita berjalan bersama Tuhan maka Tuhan akan membebaskan kita dari trauma tersebut. Jika kita ‘SALAH’ dan kita ‘DISALAHKAN’ itu namanya ‘LUMRAH”. Jika kita ‘BENAR’ dan kita ‘DIPUJI’ itu namanya ‘UPAH’. Tetapi jika kita ‘BENAR’ dan kita ‘DISALAHKAN’ itu namanya ‘PROSES’. Banyak orang yang tidak mau disalahkan dan mencari kambing hitam agar ia tidak salah. Hal inipun sering kita jumpai di dalam sebuah keluarga dimana ayah menyalahkan istri, istri menyalakan anak dan anak menyalahkan orang tuanya. Hal ini bisa mengakibatkan luka hati dan membuat roda kehidupkan setiap kita berhenti. Buang setiap akar pahit dan lihat pribadi Yesus yang dikambing hitamkan karena dosa-dosa kita. Yesus tidak mengeluh karena Ia tau itu semua adalah proses yang harus dijalani. Jangan sampai trauma ini menghentikan roda kehidupanmu.
3.       Trauma akan Keterikatan yang sulit Dilepaskan

Trauma yang ketiga adalah ‘Triso’ yang artinya menangis dengan suara nyaring. Trauma yang membuat tangisan kita tidak berhenti. Apa yang membuat kita sampai menangis? “Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah meminta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat." Markus 9:18. Trauma yang dimaksud adalah trauma akan keterikatan kita akan sesuatu. Roh keterikatan yang membuat kita terbanting dan merobek-robek hidup kita. Jenis trauma seperti ini hanya bisa di usir dengan DOA. Seperti halnya keterikatan dengan rokok, judi, zinah dan hal yang jahat lainnya. Roh-roh seperti itu hanya bisa dikalahkan dengan doa. Saat kita berdoa, Tuhan akan melepaskan itu semua sehingga roda kehidupan setiap kita akan berjalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar