Selasa, 21 Juni 2016

Hikmat dari Tuhan (1 Raja-Raja 12:6-15)


Ketika Rehabeam naik tahta menggantikan raja Salomo, Rehabeam meminta nasihat dari para tua-tua yang selama hidup Salomo mendampingi Salomo, ayahnya dan ia juga meminta nasihat orang-orang muda sebayanya. Tetapi dalam pengambilan keputusan Rehabeam tidak mendengar apa yang menjadi nasihat para tua-tua tapi ia mendengar nasihat orang mudah sebayanya. Akhirnya selalu terjadi peperangan dan perpecahan di dalam kepemimpinannya selama Rehabeam hidup. Begitu juga di dalam kehidupan setiap kita, disaat persoalan datang kita biasanya dihadapkan dengan dua keputusan yang berbeda. Jangan sampai kita salah mengambil tindakan ditengah permasalahan dan persoalan hidup kita. Kegoncangan semakin kerap terjadi, tetapi saat kita berada di dalam Tuhan maka sebesar apapun masalah dan goncangan yang terjadi, masalah dan goncangan itu tidak akan menghancurkan setiap kita.
“Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya.” Amsal 22:15. “Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan.” Amsal 19:20. Jangan hidup di dalam kebodohan, kita harus pandai-pandai dalam menyingkapi setiap masalah dan goncangan yang terjadi. Tugas kita menjadi murid dan memuridkan, sebagai seoranmg murid kita harus mendengar nasihat guru kita.
Jangan hidup di dalam kebodohan. “Dengan sangat malu aku harus mengakui, bahwa dalam hal semacam itu kami terlalu lemah. Tetapi jika orang-orang lain berani membanggakan sesuatu, maka akupun--aku berkata dalam kebodohan--berani juga!” 2 Korintus 11:21. Tinggalkan kebodohan hidup ini. “Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?” Galatia 3:3. Kebodohan yang dimaksud adalah sesuatu yang dimulai dari Roh dan di akhiri dengan daging. Jangan hidup dalam daging, pesta pora dan mengikuti nafsu dunia. “sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.” Efesus 3:17. Miliki dasar yang benar agar kita tidak tinggal dalam kebodohan. Apapun masalah yang terjadi ada rencana Tuhan dalam hidup kita. Kita harus pandai secara rohani dan mengerti kehendak Allah. Saat kita mengerti kehendak Tuhan maka masalah tidak akan menghancurkan kita.
“Bodohlah yang menyatakan sakit hatinya seketika itu juga, tetapi bijak, yang mengabaikan cemooh.” Amsal 12:16. Jangan cepat marah saat sakit hati, karena orang bijak mengabaikan cemoohan. Jangan sakit hati dan akar pahit dengan sekitar. “"Sungguh, bodohlah umat-Ku itu, mereka tidak mengenal Aku! Mereka adalah anak-anak tolol, dan tidak mempunyai pengertian! Mereka pintar untuk berbuat jahat, tetapi untuk berbuat baik mereka tidak tahu." Yeremia 4:22. Orang yang bodoh adalah orang yang tidak mengenal Allah. Dunia sekarang ini dipenuhi orang-orang seperti itu maka jadilah bijak dan pintar.
Kita perlu hikmat untuk menyingkapi setiap masalah yang ada. Peluang akan muncul saat masalah datang. Saat masalah datang Rehabeam kurang hikmat seperti Salomo, Ayahnya. Miliki himat dan jadilah bijak. Bagamana cara agar kita berhimat dan bijak dalam menghadapi setiap masalah yang ada.
1.       Hidup Takut Akan Tuhan
“Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.” Amsal 1:7. Kita perlu hidup takut akan Tuhan karena taklut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan. Buktikan imanmu lewat perbuatanmu. Percaya selalu ada pertolongan dan penyertaan Tuhan saat kita hidup takut akan Tuhan. Apa yang ada di tangan kita, saat kita hidup takut akan Tuhan maka itu akan menjadi berkat banyak orang. Jangan bertindak gegabah tapi berhikmatlah menghadapi masalah dan kegoncangan yang terjadi. Hukum dari sebuah proses Tuhan adalah diam dan nikmati proses itu. Karena proses membawa setiap kita kepada pembaharuan. Terus berpaut kepada Tuhan karena ada pembelaan dan pertolongan Tuhan.
2.       Mendengar Didikan dan Nasihat Orang Tua
“Dengarkanlah, hai anak-anak, didikan seorang ayah, dan perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian,” Amsal 4:1. “Anak yang bijak mendengarkan didikan ayahnya, tetapi seorang pencemooh tidak mendengarkan hardikan.” Amsal 13:1. Dengarlah didikan oran tua kita. Karena mereka lebih dulu mengalami proses dari Tuhan. Amsal 5:12-23 berkata bahwa tidak hanya orang tua tetapi dengarlah nasihat guru-guru, hamba-hamba Tuhan, Gembala dan orang-orang yang ada di atas setiap kita. Saat kita bosan mendengar nasihat maka berkat akan tertutup dan langit akan menjadi tembaga. Dengarkan nasihat orang-orang tua karena orang bodoh mengabaikan didikan tetapi orang yang bijaksana mendengarkan didikan Tuhan.
“Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN sama seperti keluarga Ahab, sebab sesudah ayahnya mati mereka menjadi penasihat-penasihatnya yang mencelakakannya.” 2 Tawarikh 22:4. Sebagai orang tua kita juga jangan cuek dengan anak kita. Didiklah anak-anak dan generasi muda yang ada. Jangan sibuk sendiri tetapi perhatikan generasi kita. Sebagai anak-anak dengarlah didikan orang tua dan jangan abaikan didikan itu.
3.       Harus ada Harga yang Dibayar

“Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian.” Amsal 23:23. Ada harga yang harus dibayar untuk menjadi berhikmat dan berpengertian. Proses mengajarkan banyak hal dalam hidup ini. Lewat proses yang ada harga yang harus dibayar dan dari setiap proses yang ada kita akan memperoleh hikmat, didikan dan pengertian. Apapun masalah yang terjadi dalam hidup ini, hadapi itu semua. Ujian kehidupan datangnya tiba-tiba dan tidak bisa kita perediksikan. Oleh sebab itu berjaga-jagalah kalau ujian hidup datang. Dengarkan didikan Tuhan dan ada harga yang harus dibayar agar hidup kita bisa jadi berkat untuk orang lain. “Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;” Ibrani 12:5. Jangan anggap enteng didikan Tuhan dan berhati-hatilah dalam bertindak dan mengambil keputusan saat goncangan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar