Minggu, 03 Mei 2015

Dalam Rumah Tuhan



“Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.” Lukas 15:17. Dalam nats tersebut anak bungsu berada dalam suatu titik dimana ia baru menyadari ia memiliki seorang bapa yang berlimpah makanan di rumah bapanya. Setiap kita mungkin sering mengalami keadaan seperti anak bungsu. Keluar dari rumah dan teringat kembali kepada Bapa di Surga saat kita berada dalam kondisi yang menyedihkan. Ada waktunya setiap kita dalam keadaan paling rendah tetapi ingatlah kita punya Bapa yang baik, sehingga saat kita dekat dengan-Nya kita akan diangkat oleh-Nya. Sudahkah kita mengalami janji-janji Tuhan hari-hari ini? Khotbah demi khotbah mungkin sudah sering kita dengar di dalam gereja tetapi terkadang kita belum menerima janji Tuhan. Sadarilah keadaan kita dan miliki kemauan untuk menikmati janji Tuhan. Masa depan yang penuh harapan sudah Tuhan beri buat setiap kita. Ada sesuatu yang besar yang Tuhan sediakan buat setiap kita, temukan masa depan kita dan bangkitlah! “Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,” Lukas 15:18.
Dalam Yohanes pasalnya yang ke 5, dikisahkan tentang seorang lumpuh yang 38 tahun mengalami kelumpuhan di dekat kolam Betesda. Betesda adalah pusat kesembuhan tetapi ironis sekali seorang lumpuh ini menderita lumpuh selama 38 tahun di tengah-tengah pusat kesembuhan. Tetapi saat Yesus datang, Yesus menyuruh orang ini bangkit dan berjalan sehingga ia pun sembuh dari sakit lumpuhnya. Begitu juga dalam hidup kita, kita tahu bahwa Tuhan telah menyiapkan hari depan yang penuh harapan buat setiap kita, jadi sadarilah dan bangkitlah di dalam Tuhan. Kita harus hidup di dalam berkat Tuhan. Dengan cara apa? Dengan cara bangkit seperti orang lumpuh tersebut.
Kita adalah anak-anak Tuhan. Pegang identitas itu dimana pun kita berada. Seperti halnya anak bungsu yang menyadari keadaannya dan kembali ke rumah bapanya. Identitas dan budaya kita makin hari makin dikikis oleh perkembangan zaman. Jangan sampai identitas kita diubah oleh zaman ini. Kita adalah anak-anak Tuhan, kita adalah biji mata Tuhan dan kita adalah umat kesayanagn Tuhan. Sadari itu semua dan bangkitlah. Saat seorang anak meminta kepada bapanya pasti bapa akan memberikan yang terbaik buat anak tersebut. Begitu juga dengan Bapa di surga, ia akan memberi yang terbaik buat setiap kita. Ia akan memberikan kepada kita apa yang kita perlukan di dalam hidup kita. Yakinlah saat kita datang dan meminta sesuatu kepada Bapa, yakinilah Bapa akan berkata “Ya” kepada setiap permintaan kita. Kita punya bapa yang siap membela setiap kita. Jangan sampai kita kehilangan identitas dalam hidup kita. Teladani Yesus saat Ia dicobai oleh iblis.
Selain kita harus sadar dan bangkit di dalam Tuhan. Yang jadi pertanyaan buat setiap kita adalah apakah kita masih di dalam rumah atau kita berada di luar rumah Bapa seperti kisah anak  bungsu tersebut. Ada tiga hal yang bisa membuat kita berada di luar seperti kisah dalam Lukas 15:
1.       Mencintai Berkat Tuhan
“Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.” Lukas 15:12. Siapakah yang kita cintai dalam hidup kita. Kita cinta Tuhan atau kita mencintai berkat Tuhan. “Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.” Yohanes 6:26. Orang-orang mengikut Tuhan karena dikenyangkan oleh mujizat Tuhan. Banyak orang mengikut Tuhan bukan karena ia percaya kepada Tuhan tetapi mereka mengikut Tuhan karena perbuatan, mujizat serta berkat Tuhan yang mereka terima saat mereka ikut Tuhan. Merek ikut Tuhan karena mereka minta lebih kepada Tuhan. Cintai Tuhan bukan mencintai berkat Tuhan. Cintai Tuhan lebih dari segalanya, emas perak dan permata tiada artinya jika kita memiliki hati yang mencintai Tuhan. Miliki kedewasaan di dalam Tuhan dan kasihi Tuhan setulus hati kita bukan karena kita mau diberkati. Bukan Cuma ikatan status tetapi biarlah ada ikatan kasih kita dengan Tuhan.
2.       Meragukan Kasih Tuhan
“Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.” Lukas 15:18-19. Anak bungsu ini meragukan kasih bapanya. Ia berkata bahwa ia tidak layak jadi anak bapanya. Seberapa besar kesalahan kita saat kita kembali kepada Bapa, yakin dan percayalah bahwa Bapa di surga tetap menganggap kita sebagai anak-anak-Nya bukan sebagai orang upahan. Kasih Tuhan sudah teruji di kayu salib. Jangan pernah ragukan kasih Tuhan. Kasih Tuhan pun tidak hanya berbicara saat kita mendapat hal yang baik dari Tuhan tetapi saat kita ditegur Tuhan pun itu merupakan kasih Tuhan buat setiap kita. Begitu juga dalam hidup kita, jika kita mengasihi orang yang kita kasihi jangan enggan untuk menegurnya saat ia melakukan kesalahan. Siapkan generasi yang kuat lewat didikan yang benar. Identitas kita adalah anak, maka seorang anak harus memiliki hati yang mudah ditegur. Kalau kita punya hati yang mudah ditegur maka kita akan menjadi lebih baik dalam hidup kita. Diam dan dengarlah teguran dari Allah, jangan banyak membantah dan berargumentasi. Diam dan temukan cinta Tuhan disetiap apa pun yang Tuhan lakukan.
3.       Marah Dengan Tuhan
“Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.” Lukas 15:28. Anak sulung marah saat melihat bapanya membuat jamuan buat adiknya. Tetapi saat anak sulung marah bapa keluar dan menghampirinya. Beda dengan saat anak bungsu yang keluar rumah. Bapa tidak mencarinya tetapi anak bungsu itu kembali lagi kepada bapa. Anak sulung marah dengan cara Tuhan menolong orang lain. Kita tidak berhak mengatur Tuhan. Tuhan kita berdaulat dan kedaulatan Tuhan melakukan apapun juga. Yang bisa kita lakukan adalah percaya apapun yang Tuhan lakukan itu mendatangkan kebaikan buat setiap kita dan memberikan kepada setiap kita hari depan yang penuh harapan. Banyak orang datang kepada Tuhan dengan pemahaman yang salah. Miliki pemahaman yang benar dalam hidup setiap kita. “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Yeremia 29:11.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar