Minggu, 03 Mei 2015

Hidup Menyerahkan Diri Kepada Tuhan



“Secara itu jugalah Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham. Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham: "Olehmu segala bangsa akan diberkati." Galatia 3:6-9
Siapakah Abraham? Abraham adalah orang Ibrani. Ibrani ‘ibric’ memiliki arti sesuatu dari luar. Orang Ibrani adalah orang asing dan bangsa Israel menggunakan bahasa Ibrani dalam negaranya. Orang dunia tahu bahwa orang Israel adalah bangsa yang tidak memiliki daerah dan tanah buat mereka, tetapi bangsa ini berperang dan merebut tanah dari Negara orang lain. Dalam Firman Tuhan memang bangsa Ini tidak memiliki tanah tetapi Tuhan Allah menjanjikan tanah perjanjian kepada bangsa ini. Sebagai bangsa asing pasti selalu ditekan oleh bangsa-bangsa disekitarnya. Demikian juga hidup kita, kita bukan berasal dari dunia ini tetapi kita berasal dari Allah. Kita adalah warga kerajaan Allah dan dunia bukan rumah kita. Mungkin banyak orang sekitar menekan hidup setiap kita, tetapi terus hidup menyerahkan diri kepada Tuhan. Seperti Tuhan Allah menyertai bangsa Israel, Tuhan Allah pun akan menyertai setiap kita yang hidup meyerahkan diri kepada Tuhan. Begitu juga halnya dengan Abraham, Abraham adalah orang biasa yang hidup menyerahkan diri kepada Allah. Manusia kita memiliki keterbatasan, tetapi saat kita menyerahkan hidup kita kepada Tuhan maka kapasitas kita akan diperbesar Tuhan. Bagaimana agar kapasitas kita diperbesar Tuhan? Kita bisa meneladani sikap bapa Abraham agar kapasitas kita diperbesar oleh Tuhan.
1.       Dipisahkan Dari Tera
“Kata Imam Besar: "Benarkah demikian?" Jawab Stefanus: "Hai saudara-saudara dan bapa-bapa, dengarkanlah! Allah yang Mahamulia telah menampakkan diri-Nya kepada bapa leluhur kita Abraham, ketika ia masih di Mesopotamia, sebelum ia menetap di Haran, dan berfirman kepadanya: Keluarlah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Maka keluarlah ia dari negeri orang Kasdim, lalu menetap di Haran. Dan setelah ayahnya meninggal, Allah menyuruh dia pindah dari situ ke tanah ini, tempat kamu diam sekarang;” Lukas  7:1-4.  Untuk memperbesar kapasitasnya akhirnya Abraham dipisahkan dari bapanya Tera. Mengapa Abraham dipisahkan dari Tera? Tera adalah zona nyaman buat Abraham. Saat Firman Tuhan datang kepada Abraham, Abraham selalu berharap kepada Tera dan Terapun mengerjakannya. Abraham tidak taat kepada Firman Allah yang datang kepadanya. Ia merasa nyaman saat bersama bapanya. Tuhan tidak bisa memperbesar kapasitas kita saat kita masih tinggal dalam zona nyaman. Tuhan mengijinkan persoalan demi persoalan untuk kita alami agar kita keluar dari zona nyaman kita dan terus hidup menyerahkan diri dan berharap kepada Tuhan.  Dalam perjalanan Abraham pun, Tuhan ingin membawa dia dari Mesopotamia ke tanah perjanjian. Tetapi di tengah jalan ia singgah di Haran selama 15 tahun. Ketidaktaatan Abraham menyebabkan berkat Allah tertunda dalam hidupnya. Tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi ketidaktaatan kita kepada Allah bisa membuat penderitaan orang lain disekitar kita. Ketidaktaatan Abraham membuat Tera meninggal, Firman Tuhan yang Abraham terima adalah keluar dari negeri dan sanak saudaramu, tetapi Abraham membawa keluarganya. Selain Tera meninggal, ketidaktaatan Abraham membuat binasa seluruh keluarga Lot.
2.       Dipisahkan Dari Lot
Kata Lot ‘loti’ memiliki arti penutup, tirai, orang yang berjalan dengan mata jasmani bukan dengan mata rohaninya. Lot berjalan dengan mata jasmaninya, saat memilih padang untuk mengembalakan dombanya pun ia memilih padang yang secara jasmani kelihatan subur dan hijau. Tetapi akhirnya daerah yang dipilih Lot itu dibinasakan oleh Tuhan. Karena orang-orang yang tinggal ditempat itu tidak hidup menurut jalannya Tuhan. Lot adalah lambang jasmaniah, melihat segala sesuatu dengan mata jasmani. Belajarlah melihat dengan mata rohani kita. Jangan melihat janji dan pertolongan Tuhan dengan mata yang terbatas. Lihatlah janji Tuhan dengan mata rohani kita.
3.       Dipisahkan Dari Hagar dan Ismail
Hagar dan Ismail adalah gambaran dari inisiatif Abraham dan Sara untuk menolong rencana Tuhan. Mereka berpikir dengan akal mereka dan berusaha membantu Allah agar Abraham memiliki keturunan dan menjadi bangsa yang besar. Cara yang dilakukan Abraham ini adalah cara yang salah dan tidak benar di mata Tuhan. Menolong Tuhan itu baik tetapi tidak benar, Tuhanlah yang akan menolong setiap kita bukan kita yang menolong Tuhan.
"Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.” Yohanes 15:1-3. Kita adalah ranting dari pokok anggur. Ranting tidak akan berbuah jika tidak tinggal dalam pokok anggur. Ranting tidak mungkin bisa menolong pokok anggur, jangan hidup menyalahi kodrat setiap kita.  Kita akan berfungsi maksimal saat kita tahu kodrat kita. Ikan akan bergerak dengan baik saat ikan itu ada di dalam air, begitu juga burung akan bergerak dengan baik saat ada di udara. Burung tidak mungkin bisa bergerak bebas saat ada di dalam air, begitu juga dengan ikan yang tidak mungkin bisa bergerak bebas saat ada di udara. Petinju akan menghasilkan piala saat ia bertinju di atas ring, perenang akan berprestasi saat ia berenang di dalam kolam renang. Tidak mungkin petinju akan juara dalam kolam renang atau seorang perenang juara di atas ring tinju. Saat kita tahu posisi kita, kita akan menerima segala janji-janji Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar