“Dan
siapakah yang Ia murkai empat puluh tahun lamanya? Bukankah mereka yang berbuat
dosa dan yang mayatnya bergelimpangan di padang gurun? Dan siapakah yang telah
Ia sumpahi, bahwa mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Nya? Bukankah mereka
yang tidak taat?” Ibrani 3:17-18. Mengapa hanya ada dua orang dari bangsa
Israel yang bisa masuk ke tanah perjanjian? Bangsa Israel tidak masuk ke tanah
perjanjian karena mereka tidak taat kepada Allah. Tanah perjanjian yang
dimaksud bukan berbicara tentang keselamatan. Tetapi tanah perjanjian yang
dimaksud adalah warisan. Selama 40 tahun Tuhan memelihara bangsa Israel. Mereka
disediakan makan setiap hari, mereka tidak terkena sakit penyakit, pakaian
mereka tidak rusak, penyertaan Tuhan nyata dalam hidup mereka, tiang awan dan
tiang api selalu menyertai mereka, itu semua bukti bahwa Tuhan memelihara
Bangsa Israel. Mengapa mereka berputar-putar selama 40 tahun? Mereka
berputar-putar selama 40 tahun karena mereka tidak punya tujuan hidup. Mereka
hidup tanpa progress yang jelas dan tidak punya tujuan. Mereka di bawa Tuhan
keluar dari tanah Mesir karena Tuhan mau memberi warisan kepada mereka. Hanya
ada dua orang saja yang masuk ke tanah perjanjian karena mereka memiliki roh
yang berbeda dari yang lain. Mereka adalah Yosua dan Kaleb. “Demikianlah kita
lihat, bahwa mereka tidak dapat masuk oleh karena ketidakpercayaan mereka.”
Ibrani 3:19. Saat di padang gurun, bangsa Israel melihat mana yang datang dari
surga, mereka juga melihat laut terbelah, tetapi walaupun mereka melihat
mujizat Tuhan dan kedasyatan Tuhan tetapi mereka tidak percaya. Hati Bapa
sungguh sangat mengasihi mereka, tetapi apa yang mereka lakukan? Mereka tidak
percaya dan meragukan kebaikan Tuhan Allah.
“Maka
ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak
kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.”
Maleakhi 4:6. Semua tentang hati Bapa dan hati kita sebagai anak-Nya. Seperti
kisah bangsa Israel, Tuhan mengasihi bangsa Israel. Hati Bapa sungguh luar
biasa melakukan pembelaan bagi bangsa Israel, saat Firaun tidak mau membebaskan
bangsa Israel maka Tuhan memberi tulah kepada bangsa Mesir sampai tulah yang
ke-10 yaitu kematian anak sulung. Hanya rumah orang mesir yang pada tiangnya
dibubuhi darah anak domba yang luput dari tulah itu. Tuhan tidak pernah
main-main untuk menyelamatkan umat kepunyaan-Nya. Israel adalah anak sulung
Tuhan. Tuhan membayar mahal untuk kebebasan bangsa Israel. Tuhan Allah Bapa
membayar dengan darah Putera-Nya yang dilambangkan dengan darah anak domba yang
dibubuhkan pada tiang pintu tersebut. Yang nantinya akan digenapi saat kematian
Yesus di atas kayu salib. Mengapa Tuhan Allah Bapa melakukan itu semua? Karena
Bapa sangat mengasihi bangsa Israel. Begitu juga dengan hidup setiap kita, Bapa
sangat mengasihi kita karena kita sudah diangkat menjadi anak-Nya.
Tuhan
sangat mengasihi bangsa Israel. Hati Bapa ada buat bangsa Israel. Tetapi bangsa
Israel selalu bersungut-sungut dan menggerutu kepada Tuhan. Tuhan disakiti karena omelan bangsa Israel.
Mengapa Tuhan bisa disakiti? Karena Tuhan sudah cinta dan sayang kepada bangsa
Israel. Mengapa Bangsa Israel tidak bisa percaya kepada Tuhan padahal mereka
melihat kedasyatan pekerjaan Tuhan dalam pembebasan mereka dari tanah Mesisr?
Itu semua disebabkan karena bangsa Israel tidak memiliki mental seorang anak,
mereka memiliki mental budak dan selalu merasa dikambing hitamkan. Mereka
trauma menjadi budak selama 400 tahun di Mesir. Begitu juga dengan hidup kita,
hati Bapa ada buat setiap kita. Tuhan mengasihi kita dan mengangkat setiap kita
menjadi anak-Nya. Tetapi apakah setiap kita memiliki hati seorang Anak?
Sebagian besar anak Tuhan tidak mengalami berkat Tuhan karena mereka tidak
memiliki hati seorang anak. Terus
milikilah rasa percaya kepada Tuhan sebab Dia adalah Bapa yang baik buat setiap
kita. Siapa yang ingin menikmati kerajaan surga dan menerima berkat dari Tuhan
harus bisa membereskan masa lalunya. Buang semua akar pahit dan beri
pengampunan kepada setiap orang yang menyakiti kita. Kita adalah anak Allah,
jangan memiliki mental sebagai budak.
Mengapa
bangsa Israel tidak bisa masuk ke dalam tanah perjanjian? Karena mereka gagal
percaya. Janji Tuhan harus diambil dengan iman. Seperti kisah anak sulung dan
bungsu. Mereka sama-sama terhilang. Si bungsu terhilang dan keluar dari rumah, dia
minta warisan karena ia tidak percaya kalau bapanya akan memberikan warisan
kepada mereka masing-masing, sedangkan si sulung masih berada di rumah tetapi
tidak mengerti tentang kasih karunia, si sulung tinggal di dalam rumah tetapi
tidak pernah merasakan kebaikan Tuhan. “Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya:
Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah
bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk
bersukacita dengan sahabat-sahabatku.” Lukas 15:29. “Kata ayahnya kepadanya:
Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah
kepunyaanmu.” Lukas 15:31. Mereka berdua sama-sama tidak percaya akan kebaikan bapanya. Sebagian anak Tuhan
sering terjebak dan memiliki mental sebagai pegawai Tuhan. Sebagai seorang
pegawai, jika kerja ia akan mendapat upah tetapi jika tidak kerja maka ia tidak
akan mendapat upah. Tetapi milikilah mental sebagai anak Tuhan, jika kita
bekerja maka kita akan mendapat upah, tetapi jika tidak belerja kita tidak
dapat upah tetapi kita akan dipelihara Tuhan karena kita adalah anak-Nya.
Bangsa
Israel tidak percaya kalau Bapanya baik, mereka tidak memiliki hati seorang
anak yang terus percaya kepada Bapanya. Bagaimana perasaan seorang Bapa jika
anak-Nya tidak percaya sama Dia? Bapa sudah baik kepada anak-Nya, tetapi bangsa
Israel selalu bersungut-sungut dan berkata Tuhan tidak baik kepada mereka. Hati
Tuhan tersakiti karena orang yang Ia kasihi tidak pernah menganggap setiap
kebaikan-Nya. Tuhan sangat mengasihi setiap kita dan sudah menggangkat setiap
kita menjadi anak-Nya. “Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat
kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu
anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"” Roma
8:15.
Anak
adalah seorang yang dicintai oleh Bapanya bukan karena anak itu hebat tetapi
karena dia adalah anak. Bagian yang Tuhan mau adalah agar setiap kita percaya
kalau Tuhan Allah Bapa kita adalah Tuhan yang baik. Tetapi sebagian orang tidak
percaya kalau Tuhan itu baik. Banyak orang yang berpikir kalau Tuhan itu kadang
baik kadang tidak. Tetapi yang namanya Hati Anak adalah selalu percaya Bapanya
baik. Seperti kisah Abraham yang akan
mengorbankan Ishak. Lewat kejadian itu, Tuhan Allah ingin curhat kepada Abraham
bagaimana persaan seorang Bapa yang ingin mengorbankan anak-Nya. Sedih dan
sungguh sangat berat melakukannya. Tetapi Allah sungguh kagum akan iman seorang
Abraham, saat Ishak bertanya kepadanya mana korban bakarannya? Abraham menjawab
nanti Tuhan akan sediakan. Dan peajaran yang kita dapat dari Ishak adalah, ia
percaya kepada Abraham, bapanya. Begitu juga halnya dengan Yesus, Ia taat
kepada Bapa-Nya dan mau mati di kayu salib. Ia percaya apa yang Ia alami semua
untuk kebaikan. Hati seorang anak adalah Patuh dan Percaya kalau Bapa selalu
memberi yang terbaik buat hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar