Ketika Rehabeam naik tahta
menggantikan raja Salomo, Rehabeam meminta nasihat dari para tua-tua yang
selama hidup Salomo mendampingi Salomo, ayahnya dan ia juga meminta nasihat
orang-orang muda sebayanya. Tetapi dalam pengambilan keputusan Rehabeam tidak
mendengar apa yang menjadi nasihat para tua-tua tapi ia mendengar nasihat orang
mudah sebayanya. Akhirnya selalu terjadi peperangan dan perpecahan di dalam
kepemimpinannya selama Rehabeam hidup. Begitu juga di dalam kehidupan setiap
kita, disaat persoalan datang kita biasanya dihadapkan dengan dua keputusan
yang berbeda. Jangan sampai kita salah mengambil tindakan ditengah permasalahan
dan persoalan hidup kita. Kegoncangan semakin kerap terjadi, tetapi saat kita berada
di dalam Tuhan maka sebesar apapun masalah dan goncangan yang terjadi, masalah
dan goncangan itu tidak akan menghancurkan setiap kita.
“Kebodohan melekat pada hati
orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya.” Amsal
22:15. “Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak
di masa depan.” Amsal 19:20. Jangan hidup di dalam kebodohan, kita harus
pandai-pandai dalam menyingkapi setiap masalah dan goncangan yang terjadi.
Tugas kita menjadi murid dan memuridkan, sebagai seoranmg murid kita harus
mendengar nasihat guru kita.
Jangan hidup di dalam kebodohan.
“Dengan sangat malu aku harus mengakui, bahwa dalam hal semacam itu kami
terlalu lemah. Tetapi jika orang-orang lain berani membanggakan sesuatu, maka
akupun--aku berkata dalam kebodohan--berani juga!” 2 Korintus 11:21. Tinggalkan
kebodohan hidup ini. “Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh,
maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?” Galatia 3:3. Kebodohan
yang dimaksud adalah sesuatu yang dimulai dari Roh dan di akhiri dengan daging.
Jangan hidup dalam daging, pesta pora dan mengikuti nafsu dunia. “sehingga oleh
imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam
kasih.” Efesus 3:17. Miliki dasar yang benar agar kita tidak tinggal dalam
kebodohan. Apapun masalah yang terjadi ada rencana Tuhan dalam hidup kita. Kita
harus pandai secara rohani dan mengerti kehendak Allah. Saat kita mengerti
kehendak Tuhan maka masalah tidak akan menghancurkan kita.
“Bodohlah yang menyatakan sakit
hatinya seketika itu juga, tetapi bijak, yang mengabaikan cemooh.” Amsal 12:16.
Jangan cepat marah saat sakit hati, karena orang bijak mengabaikan cemoohan.
Jangan sakit hati dan akar pahit dengan sekitar. “"Sungguh, bodohlah
umat-Ku itu, mereka tidak mengenal Aku! Mereka adalah anak-anak tolol, dan
tidak mempunyai pengertian! Mereka pintar untuk berbuat jahat, tetapi untuk
berbuat baik mereka tidak tahu." Yeremia 4:22. Orang yang bodoh adalah
orang yang tidak mengenal Allah. Dunia sekarang ini dipenuhi orang-orang
seperti itu maka jadilah bijak dan pintar.
Kita perlu hikmat untuk
menyingkapi setiap masalah yang ada. Peluang akan muncul saat masalah datang.
Saat masalah datang Rehabeam kurang hikmat seperti Salomo, Ayahnya. Miliki
himat dan jadilah bijak. Bagamana cara agar kita berhimat dan bijak dalam
menghadapi setiap masalah yang ada.
1. Hidup Takut Akan Tuhan
“Takut akan TUHAN adalah permulaan
pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.” Amsal 1:7. Kita
perlu hidup takut akan Tuhan karena taklut akan Tuhan adalah permulaan
pengetahuan. Buktikan imanmu lewat perbuatanmu. Percaya selalu ada pertolongan
dan penyertaan Tuhan saat kita hidup takut akan Tuhan. Apa yang ada di tangan
kita, saat kita hidup takut akan Tuhan maka itu akan menjadi berkat banyak
orang. Jangan bertindak gegabah tapi berhikmatlah menghadapi masalah dan
kegoncangan yang terjadi. Hukum dari sebuah proses Tuhan adalah diam dan
nikmati proses itu. Karena proses membawa setiap kita kepada pembaharuan. Terus
berpaut kepada Tuhan karena ada pembelaan dan pertolongan Tuhan.
2. Mendengar Didikan dan Nasihat Orang Tua
“Dengarkanlah, hai anak-anak, didikan
seorang ayah, dan perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian,” Amsal 4:1.
“Anak yang bijak mendengarkan didikan ayahnya, tetapi seorang pencemooh tidak
mendengarkan hardikan.” Amsal 13:1. Dengarlah didikan oran tua kita. Karena
mereka lebih dulu mengalami proses dari Tuhan. Amsal 5:12-23 berkata bahwa
tidak hanya orang tua tetapi dengarlah nasihat guru-guru, hamba-hamba Tuhan,
Gembala dan orang-orang yang ada di atas setiap kita. Saat kita bosan mendengar
nasihat maka berkat akan tertutup dan langit akan menjadi tembaga. Dengarkan
nasihat orang-orang tua karena orang bodoh mengabaikan didikan tetapi orang
yang bijaksana mendengarkan didikan Tuhan.
“Ia melakukan apa yang jahat di mata
TUHAN sama seperti keluarga Ahab, sebab sesudah ayahnya mati mereka menjadi
penasihat-penasihatnya yang mencelakakannya.” 2 Tawarikh 22:4. Sebagai orang
tua kita juga jangan cuek dengan anak kita. Didiklah anak-anak dan generasi
muda yang ada. Jangan sibuk sendiri tetapi perhatikan generasi kita. Sebagai
anak-anak dengarlah didikan orang tua dan jangan abaikan didikan itu.
3. Harus ada Harga yang Dibayar
“Belilah kebenaran dan jangan menjualnya;
demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian.” Amsal 23:23. Ada harga
yang harus dibayar untuk menjadi berhikmat dan berpengertian. Proses
mengajarkan banyak hal dalam hidup ini. Lewat proses yang ada harga yang harus
dibayar dan dari setiap proses yang ada kita akan memperoleh hikmat, didikan
dan pengertian. Apapun masalah yang terjadi dalam hidup ini, hadapi itu semua.
Ujian kehidupan datangnya tiba-tiba dan tidak bisa kita perediksikan. Oleh
sebab itu berjaga-jagalah kalau ujian hidup datang. Dengarkan didikan Tuhan dan
ada harga yang harus dibayar agar hidup kita bisa jadi berkat untuk orang lain.
“Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada
anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan
janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;” Ibrani 12:5. Jangan
anggap enteng didikan Tuhan dan berhati-hatilah dalam bertindak dan mengambil
keputusan saat goncangan datang.