Saat berbicara soal kepenuhan
Allah, kita juga akan berbicara tentang wadah yang harus disiapkan karena untuk
menerima sesuatu yang besar kita harus menyiapkan wadah yang besar. Tempat yang
Allah mau adalah hati kita. Allah mau agar kita mempersiapkan hati kita untuk
menerima kepenuhan Allah. Hati adalah sesuatu di dalam tubuh manusia yang
dianggap sebagai tempat segala perasaan manusia. Marilah setiap kita mengoreksi
hati kita, apakah kita siap untuk menerima kepenuhan Allah atau belum? “Jagalah
hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.”
Amsal 4:23. Mengapa kita harus menjaga hati kita? Karena hati adalah pusat
kehidupan dan tempat kediaman roh. Hati menentukan hidup dan mati seseorang.
Hati memang ada di dalam tubuh manusia tetapi hati erat dengan apa yang terjadi
di luar tubuh. Karena apa yang masuk dan diterima dari luar itulah yang akan
dikelolah oleh hati kita. Bagaimana kita harus menjaga hati agar kepenuhan
Allah terjadi di dalam hidup kita? Ada empat hal yang dapat kita lakukan untuk
mempersiapkan hati kita bagar kepenuhan Allah terjadi di dalam kita.
1. Jaga Telinga
“Karena itu harus lebih teliti kita
memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa
arus.” Ibrani 2:1. Hati kita dipengaruhi oleh apa yang kita dengar. Hati bisa
kesal, bisa kecewa karena apa yang kita dengar. Jangan mendengar sembarangan
dan selektiflah dalam hal mendengar. Saring setiap informasi yang kita dengar
karena kita tidak bisa mengahalangi orang untuk berbicara sesuatu kepada setiap
kita, tetapi kita bisa menyaring setiap informasi yang kita dengar. Jangan
fokus dengan apa yang kita dengar karena hal itu bisa mempengaruhi hidup setiap
kita saat apa yang kita dengar adalah sesuatu yang buruk. “Jadi, iman timbul
dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” Roma 10:17. Oleh sebab
itu, isi telinga kita dengan kabar-kabar baik tentang Firman Tuhan. “Setiap
pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.”
Yesaya 50:4b. Hubungan pribadi seseorang dengan Tuhan yang menjadi tuntunan
hidup kita agar kita terus kuat di dalam menjalani hidup kita. Kita tidak bisa
mengubah apa yang sudah terjadi tetapi kita bisa merespon dengan baik apa yang
sudah terjadi. “Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada
korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara
TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan,
memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.” 1 Samuel 15:22. Mendengar
Firman Tuhan adalah hal yang baik di mata Tuhan. Di tengah kesibukan kita
adakah waktu untuk kita diam dan mendengarkan Firman Tuhan?
2. Jaga Mata
“Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu
baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu.
Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.” Matius
6:22-23. Jaga apa yang kita lihat. Hati-hati menggunakan mata kita karena tidak
sedikit orang yang jatuh ke dalam dosa karena mata. Raja Daud jatuh ke dalam
dosa perzinahan karena tidak menjaga mata. Jangan fokus dengan mata rohani kita
tetapi lebih banyak gunakan mata rohani dalam hidup ini. “Bukankah kamu
mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu:
Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan
matang untuk dituai. Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia
mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama
bersukacita. Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan
yang lain menuai. Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan;
orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka."
Yohanes 4:35-38. Lihatlah segala sesuatu dengan mata rohani kita. Saat kita
bisa melihat dengan mata rohani kita maka kita bisa jadi berkat dimana kita
ada. Saat Daud menghadapi Goliath, Daud melihat dengan mata imannya. Demikian
juga dalam hidup kita, apapun masalah dan pergumulan hidup kita, gunakan mata
iman kita.
3. Jaga Pikiran
“Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah
hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku
serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!” Mazmur 139:23-24. Mintalah
Allah menyelidiki dan menguji pikiran kita. Pikiran kita adalah medan perang
antara keinginan baik dan keinginan jahat. “Karena itu, kalau kamu dibangkitkan
bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada,
duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di
bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di
dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak,
kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.” Kolose 3:1-4.
Pikirkan perkara-perkara yang ada di atas. Pikirkan apa yang Tuhan pikirkan dan
bukan memikirkan perkara-perkara yang sementara. “Jadi akhirnya, saudara-saudara,
semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua
yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut
dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang
telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat
padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.”
Filipi 4:8-9. Pikirkan hal-hal yang baik
di dalam hidup kita.
4. Jaga Pergaulan
“Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang
buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” 1 Korintus 15:33. Jagalah pergaulan
hidup kita. Saat kita bergaul dengan orang-orang yang tidak benar, sedikit
banyaknya kita pasti akan terpengaruh. “padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN
telah berfirman kepada orang Israel: "Janganlah kamu bergaul dengan mereka
dan merekapun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan
mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka." Hati Salomo telah terpaut
kepada mereka dengan cinta.” 1 Raja-Raja 11:2. Miliki komunitas yang benar
untuk mengalami kepenuhan Allah. “Berbahagialah orang yang tidak berjalan
menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan
yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat
TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang
ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang
tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” Mazmur 1:1-3. Hindari
Nasihat orang-orang fasik dan jalan-jalan orang berdosa. Untuk mengalami kepenuhan Allah siapkanlah
hati kita dengan cara menjaga telinga, menjaga mata, menjaga pikiran dan
menjaga pergaulan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar