Senin, 15 Februari 2016

Mempersiapkan Hati Untuk Meraih Kepenuhan Allah



Saat berbicara soal kepenuhan Allah, kita juga akan berbicara tentang wadah yang harus disiapkan karena untuk menerima sesuatu yang besar kita harus menyiapkan wadah yang besar. Tempat yang Allah mau adalah hati kita. Allah mau agar kita mempersiapkan hati kita untuk menerima kepenuhan Allah. Hati adalah sesuatu di dalam tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan manusia. Marilah setiap kita mengoreksi hati kita, apakah kita siap untuk menerima kepenuhan Allah atau belum? “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” Amsal 4:23. Mengapa kita harus menjaga hati kita? Karena hati adalah pusat kehidupan dan tempat kediaman roh. Hati menentukan hidup dan mati seseorang. Hati memang ada di dalam tubuh manusia tetapi hati erat dengan apa yang terjadi di luar tubuh. Karena apa yang masuk dan diterima dari luar itulah yang akan dikelolah oleh hati kita. Bagaimana kita harus menjaga hati agar kepenuhan Allah terjadi di dalam hidup kita? Ada empat hal yang dapat kita lakukan untuk mempersiapkan hati kita bagar kepenuhan Allah terjadi di dalam kita.
1.       Jaga Telinga
“Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus.” Ibrani 2:1. Hati kita dipengaruhi oleh apa yang kita dengar. Hati bisa kesal, bisa kecewa karena apa yang kita dengar. Jangan mendengar sembarangan dan selektiflah dalam hal mendengar. Saring setiap informasi yang kita dengar karena kita tidak bisa mengahalangi orang untuk berbicara sesuatu kepada setiap kita, tetapi kita bisa menyaring setiap informasi yang kita dengar. Jangan fokus dengan apa yang kita dengar karena hal itu bisa mempengaruhi hidup setiap kita saat apa yang kita dengar adalah sesuatu yang buruk. “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” Roma 10:17. Oleh sebab itu, isi telinga kita dengan kabar-kabar baik tentang Firman Tuhan. “Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.” Yesaya 50:4b. Hubungan pribadi seseorang dengan Tuhan yang menjadi tuntunan hidup kita agar kita terus kuat di dalam menjalani hidup kita. Kita tidak bisa mengubah apa yang sudah terjadi tetapi kita bisa merespon dengan baik apa yang sudah terjadi. “Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.” 1 Samuel 15:22. Mendengar Firman Tuhan adalah hal yang baik di mata Tuhan. Di tengah kesibukan kita adakah waktu untuk kita diam dan mendengarkan Firman Tuhan?
2.       Jaga Mata
“Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.” Matius 6:22-23. Jaga apa yang kita lihat. Hati-hati menggunakan mata kita karena tidak sedikit orang yang jatuh ke dalam dosa karena mata. Raja Daud jatuh ke dalam dosa perzinahan karena tidak menjaga mata. Jangan fokus dengan mata rohani kita tetapi lebih banyak gunakan mata rohani dalam hidup ini. “Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita. Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain menuai. Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka." Yohanes 4:35-38. Lihatlah segala sesuatu dengan mata rohani kita. Saat kita bisa melihat dengan mata rohani kita maka kita bisa jadi berkat dimana kita ada. Saat Daud menghadapi Goliath, Daud melihat dengan mata imannya. Demikian juga dalam hidup kita, apapun masalah dan pergumulan hidup kita, gunakan mata iman kita.
3.       Jaga Pikiran
“Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!” Mazmur 139:23-24. Mintalah Allah menyelidiki dan menguji pikiran kita. Pikiran kita adalah medan perang antara keinginan baik dan keinginan jahat. “Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.” Kolose 3:1-4. Pikirkan perkara-perkara yang ada di atas. Pikirkan apa yang Tuhan pikirkan dan bukan memikirkan perkara-perkara yang sementara. “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.” Filipi 4:8-9.  Pikirkan hal-hal yang baik di dalam hidup kita.
4.       Jaga Pergaulan
“Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” 1 Korintus 15:33. Jagalah pergaulan hidup kita. Saat kita bergaul dengan orang-orang yang tidak benar, sedikit banyaknya kita pasti akan terpengaruh. “padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang Israel: "Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka." Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta.” 1 Raja-Raja 11:2. Miliki komunitas yang benar untuk mengalami kepenuhan Allah. “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” Mazmur 1:1-3. Hindari Nasihat orang-orang fasik dan jalan-jalan orang berdosa.  Untuk mengalami kepenuhan Allah siapkanlah hati kita dengan cara menjaga telinga, menjaga mata, menjaga pikiran dan menjaga pergaulan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar