Selasa, 09 Februari 2016

Keluarga Allah



                Orang yang mengalami kepenuhan Allah akan melakukan segala sesuatu lebih dari apa yang ia tahu. “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,” Efesus 3:20. Saat orang kepenuhan Allah maka ia akan mengerjakan sesuatu sesuai dengan keinginan Allah bukan keinginannya sendiri. Begitu juga dalam kehidupan keluarga, saat setiap keluarga memiliki pola Keluarga Allah maka berkat Tuhan akan tercurah dalam keluarga tersebut. “Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa,” Efesus 3:14. Rasul Paulus sujud kepada Allah untuk memahami dan mengerti sesuatu yang melebihi apa yang ia pikirkan dan mengerjakan sesuatu diluar apa yang ia pikirkan dengan iman. Saat kita mengerjakan segala sesuatu diluar apa yang kita pikirkan, maka kita akan mendapat lebih dari apa yang kita doakan. Ada tiga kebenaran yang akan kita pelajari agar setiap kita mengalami kepenuhan Allah di dalam keluarga kita dan keluarga kita memiliki pola keluarga Allah.
1.       Peran Allah Bapa
Bapa memiliki peran sebagai perencana dan pencetus segala sesuatu. Di dalam kehidupan rumah tangga peran seorang kepala keluarga sangat penting, fungsi suami/bapa adalah memberi gagasan, merencanakan sesuatu, mengambil keputusan, bertanggung jawab dalam keluarga dan hidup dalam perencanaan. Tugas Bapa harus ada di dalam setiap keluarga Kristen. Seseorang akan berhasil di dalam pekerjaan dan setiap aspek kehidupannya saat ia memiliki sebuah rencana. Begitu juga di dalam sebuah keluarga.
“Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.” Matius 7:24. Seorang suami/bapa harus menjadi orang yang bijaksana dalam keluarga. Seorang yang bijak memiliki rencana yang kuat. Tidak hanya sebuah rencana tetapi seorang suami/bapa harus juga punya solusi-solusi di tengah-tengah keluarganya. Untuk jadi suami/bapa yang baik perlu adanya proses. Saat seorang laki-laki menikah, ia tidak langsung mendapat sebutan bapa tetapi seorang laki-laki bisa disebut bapa saat ia melahirkan seorang anak dan dari mulut anak itu terdengar panggilan papa. Jadilah suami/bapa yang memiiki fungsi seperti Allah Bapa yang memiliki rencana yang tepat buat keluarganya.
2.       Peran Allah Roh Kudus
“Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu,” Efesus 3:16. Peran Allah Roh Kudus adalah menguatkan dan meneguhkan. Demikian juga istri-istri, tugas istri adalah meneguhkan suaminya. Istri /ibu memiliki tugas yang penting di tengah-tengah keluarganya. Jujur atau tidaknya seorang anak dipengaruhi oleh ibunya. Begitu juga dengan kepandaian anak. Seorang istri/ibu harus takut akan Allah agar anak-anak yang dilahirkan dan dibimbing punya rasa takut akan Allah. Istri/Ibu adalah penolong dalam kehidupan keluarga.
“Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun.” Efesus 4:1. Demikian juga Roh Kudus membawa Yesus ke padang gurun dan menguatkan Yesus saat dicobai dipadang gurun. Roh kudus melatih Yesus agar tidak menggunakan otoritas dengan kebutuhan Lukas 4:1-13. Seorang ibu tidak berbicara tentang otoritas tetapi seorang ibu akan membekali anak dengan sifat hati yang benar. Peran ibu adalah melatih anak untuk menjadi anak yang benar.
3.       Peran Allah Anak
Tugas Yesus adalah melaksanakan rencana Bapa di Surga. Yesus berkata kepada orang-orang bahwa Ia datang bukan untuk meniadakan Hukum Taurat tetapi Yesus datang untuk menggenapi Hukum Taurat. Yesus datang ke dunia adalah rencana Bapa. Sebagai seorang anak kita harus dengar-dengaran dengan orang tua. Peran anak adalah pelaksana kehendak  bapanya. Yesus tidak mengutamakan kehendakNya tetapi Yesus tahu bahwa kehendak Bapa adalah yang terbaik. Yesus adalah figure anak yang luar biasa yang bisa jadi teladan buat setiap kita anak-anak. Belajarlah dari Yesus agar setiap kita berhasil. Yesus datang bukan karena kehendaknya tetapi kehendak BapaNya, Yesus datang untuk memuliakan BapaNya. Nyaris hilang anak-anak seperti Yesus, karena setiap anak banyak yang tidak mau seperti bapanya. Belajarlah jadi anak yang hormat dengan orang tua. Kalau kita ingin punya masa depan hormatilah kedua orang tua kita.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar