Orang yang mengalami kepenuhan Allah akan melakukan
segala sesuatu lebih dari apa yang ia tahu. “Bagi Dialah, yang dapat melakukan
jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang
ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,” Efesus 3:20. Saat orang
kepenuhan Allah maka ia akan mengerjakan sesuatu sesuai dengan keinginan Allah
bukan keinginannya sendiri. Begitu juga dalam kehidupan keluarga, saat setiap
keluarga memiliki pola Keluarga Allah maka berkat Tuhan akan tercurah dalam
keluarga tersebut. “Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa,” Efesus 3:14. Rasul
Paulus sujud kepada Allah untuk memahami dan mengerti sesuatu yang melebihi apa
yang ia pikirkan dan mengerjakan sesuatu diluar apa yang ia pikirkan dengan
iman. Saat kita mengerjakan segala sesuatu diluar apa yang kita pikirkan, maka kita
akan mendapat lebih dari apa yang kita doakan. Ada tiga kebenaran yang akan
kita pelajari agar setiap kita mengalami kepenuhan Allah di dalam keluarga kita
dan keluarga kita memiliki pola keluarga Allah.
1.
Peran
Allah Bapa
Bapa memiliki peran
sebagai perencana dan pencetus segala sesuatu. Di dalam kehidupan rumah tangga
peran seorang kepala keluarga sangat penting, fungsi suami/bapa adalah memberi
gagasan, merencanakan sesuatu, mengambil keputusan, bertanggung jawab dalam
keluarga dan hidup dalam perencanaan. Tugas Bapa harus ada di dalam setiap
keluarga Kristen. Seseorang akan berhasil di dalam pekerjaan dan setiap aspek
kehidupannya saat ia memiliki sebuah rencana. Begitu juga di dalam sebuah
keluarga.
“Setiap orang yang
mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang
bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.” Matius 7:24. Seorang suami/bapa
harus menjadi orang yang bijaksana dalam keluarga. Seorang yang bijak memiliki
rencana yang kuat. Tidak hanya sebuah rencana tetapi seorang suami/bapa harus
juga punya solusi-solusi di tengah-tengah keluarganya. Untuk jadi suami/bapa
yang baik perlu adanya proses. Saat seorang laki-laki menikah, ia tidak
langsung mendapat sebutan bapa tetapi seorang laki-laki bisa disebut bapa saat
ia melahirkan seorang anak dan dari mulut anak itu terdengar panggilan papa.
Jadilah suami/bapa yang memiiki fungsi seperti Allah Bapa yang memiliki rencana
yang tepat buat keluarganya.
2.
Peran
Allah Roh Kudus
“Aku berdoa supaya
Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya
di dalam batinmu,” Efesus 3:16. Peran Allah Roh Kudus adalah menguatkan dan
meneguhkan. Demikian juga istri-istri, tugas istri adalah meneguhkan suaminya.
Istri /ibu memiliki tugas yang penting di tengah-tengah keluarganya. Jujur atau
tidaknya seorang anak dipengaruhi oleh ibunya. Begitu juga dengan kepandaian
anak. Seorang istri/ibu harus takut akan Allah agar anak-anak yang dilahirkan
dan dibimbing punya rasa takut akan Allah. Istri/Ibu adalah penolong dalam
kehidupan keluarga.
“Yesus, yang penuh
dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke
padang gurun.” Efesus 4:1. Demikian juga Roh Kudus membawa Yesus ke padang
gurun dan menguatkan Yesus saat dicobai dipadang gurun. Roh kudus melatih Yesus
agar tidak menggunakan otoritas dengan kebutuhan Lukas 4:1-13. Seorang ibu
tidak berbicara tentang otoritas tetapi seorang ibu akan membekali anak dengan
sifat hati yang benar. Peran ibu adalah melatih anak untuk menjadi anak yang
benar.
3.
Peran
Allah Anak
Tugas Yesus adalah
melaksanakan rencana Bapa di Surga. Yesus berkata kepada orang-orang bahwa Ia
datang bukan untuk meniadakan Hukum Taurat tetapi Yesus datang untuk menggenapi
Hukum Taurat. Yesus datang ke dunia adalah rencana Bapa. Sebagai seorang anak
kita harus dengar-dengaran dengan orang tua. Peran anak adalah pelaksana
kehendak bapanya. Yesus tidak
mengutamakan kehendakNya tetapi Yesus tahu bahwa kehendak Bapa adalah yang
terbaik. Yesus adalah figure anak yang luar biasa yang bisa jadi teladan buat
setiap kita anak-anak. Belajarlah dari Yesus agar setiap kita berhasil. Yesus
datang bukan karena kehendaknya tetapi kehendak BapaNya, Yesus datang untuk
memuliakan BapaNya. Nyaris hilang anak-anak seperti Yesus, karena setiap anak
banyak yang tidak mau seperti bapanya. Belajarlah jadi anak yang hormat dengan
orang tua. Kalau kita ingin punya masa depan hormatilah kedua orang tua kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar