Selasa, 05 April 2016

Belajar Dari Yesus



Injil tanpa kebangkitan bukanlah suatu Injil karena tanpa kebangkitan Yesus Injil hanya akan menjadi sebuah informasi. Tidak mungkin Yesus bangkit jika Ia tidak mati, Tidak mungkin ada kematian jika Yesus tidak hidup dan di lahirkan ke dalam dunia. Banyak orang bersukacita mendengar kabar kelahiran Yesus dan banyak yang bersedih saat kematianNya. Yesus mati buat setiap kita dan setiap orang percaya akan lebih bersukacita saat mendengar kabar kebangkitan Yesus. Sebagai orang percaya kita tidak belajar siapa Yesus tetapi kita orang percaya belajar dari Yesus. Banyak orang ingin tahu siapa dan darimana Yesus serta mencari tahu bukti-bukti tentang siapa Yesus. Sebenarnya yang Yesus inginkan adalah belajar dari Yesus.
                Paskah berbicara tentang salib Yesus. Salib berbicara tentang hubungan Allah dan manusia yang dipulihkan melalui pengorbanan Yesus, selain itu Salib juga berbicara tentang pemulihan hubungan suami dan istri, dan juga Salib berbicara tentang Hubungan Bapa dan Anak.  Kedatangan Yesus tidak berbicara tentang siapa Bapa tetapi ia datang agar kita belajar bagaimana menjadi seorang anak. Ada tiga hal yang Yesus ajarkan tentang peran seorang anak kepada Bapanya.
1.       Yesus Tahu Siapa BapaNya
Seorang anak harus tahu siapa Bapanya. Saat kita tidak tahu siapa orang tua kita berarti kita tidak tahu siapa kita. Sebagai seorang anak kita harus tahu siapa bapa kita. Seberapa jelek, kuno bapa kita mereka tetap bapa kita. Saat manusia lahir ke dalam dunia, ia bukan seperti lembaran yang kosong tetapi saat manusia lahir ke dalam dunia ia sudah memiliki warna masing-masing dari orang tuanya. Sebagai anak kita harus tahu bahwa kita adalah generasi penerus bapa kita. Terkadang banyak anak laki-laki yang sering bermasalah dengan bapanya. Disaat anak lelaki itu dewasa ia ingin menunjukan kuasanya dan bapa ingin mempertahankan kuasanya di tengah-tengah sebuah keluarga. Itulah yang terjadi di dunia, tetapi Yesus mengajarkan kita agar kita tahu bapa kita dan mengutamakan kepentingan bapa kita.
2.       Semakin Dewasa Yesus Semakin Bergantung Pada Bapa
Tugas seorang anak adalah membantu bapanya. Setiap kali dalam pewartaanNya Yesus selalu membawa nama BapaNya. Orang Farisi tidak senang saat Yesus berkata bahwa Ia adalah Anak Bapa di surga. Yesus tahu siapa BapaNya dan apa yang menjadi kehendak BapaNya. Yesus mengutamakan apa yang menjadi mau BapaNya. Kehidupan manusia seperti benang lurus yang saling memiliki hubungan disetiap generasinya. Saat orang tua mendapat visi dari Allah maka sebagai anak kita harus meneruskannya. Kenapa harus anak yang meneruskannya? “Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.” Matius 11:27. Hanya anak yang mengetahui kehendak bapanya.
“Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku,” Yohanes 10:37. Seorang anak ada untuk melanjutkan visi bapanya. Kisah Raja Daud yang menyiapkan segala keperluan pembangunan Bait Suci Allah dan anaknya Salomo yang menyelesaikannya adalah contoh anak yang meneruskan visi bapanya. Tugas anak adalah melakukan apa yang bapanya rencanakan dan memuliakan bapanya. Saat seorang anak berhasil maka kebanggan itu akan bapa rasakan dan bapa dimuliakan. “Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.” Lukas 23:46. Yesus menyelesaikan tugasnya sebagai seorang Anak. “Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: "Sungguh, orang ini adalah orang benar!"” Lukas 23:47. Allah Bapa dimuliakan ketika Yesus yang sebagai anak menjalankan tugas yang Bapa berikan. Saat seorang anak mematikan egonya maka seorang bapa akan dimuliakan. Selain Bapa dimuliakan karena pengorbanan Yesus, Yesus diberikan Nama diatas segala nama oleh Bapanya. “Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,” Filipi 2:9.
Dalam Perjanjian Lama kita bisa belajar dari Kisah Abraham yang disuruh Allah untuk mengorbankan Ishak anaknya. Ishak mematuhi dan mengikuti apa yang disuruh Abraham pada waktu itu, ia rela melakukan apa yang menjadi maunya Abraham dan akhirnya Tuhan menyediakan domba untuk korban menggantikan Ishak. Saat Ishak melakukan apa yang menjadi kehendak Abraham maka seorang bapa akan dimuliakan. Akhirnya Abraham disebut Bapa orang beriman dan Berkat Allah tercurah untuk Abraham, Ishak, Yakub dan semua keturunannya.
3.       Salib Yesus Membawa Pemulihan
Saat Yesus mati di atas kayu Salib maka hal itu membawa pemuliahan antara Allah dengan manusia. Saat seorang anak melakukan tugasnya maka pemulihan akan terjadi ditengah-tengah keluarga itu. Saat setiap anggota keluarga mengerti tugas masing-masing maka berkat yang diterima Abraham dan keluarganya akan kita terima di dalam keluarga kita juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar