Selasa, 15 April 2014

Menghitung Berkat / Berkat Yang Tak Terhitung

Dalam sebuah gereja terdapat bermacam-macam orang dengan kepribadian yang berbeda-beda. Untuk menilai banyaknya orang tersebut kita bisa menilai seseorang dari apa yang ia katakan / ucapkan. Cara yang lebih baik dari itu adalah kita bisa menilai seseorang dari apa yang ia lakukan / kerjakan. Cara yang terbaik dari semuanya itu adalah kita bisa menilai seseorang dari apa yang ia berikan kepada Tuhan.
Bangsa Israel adalah bangsa yang dipilih Tuhan untuk menjadi saluran berkat bagi dunia ini. Tetapi saat Yesus datang, Yesus membuat perjanjian baru dan lewat Yesus setiap kita bisa menerima berkat Abraham, Ishak dan Yakub. Ada dua hal yang berhubungan dengan menghitung berkat / berkat tak terhitung:
1.       Memberi Untuk Pekerjaan Tuhan
“Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya? Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” Roma 11:35-36. Kita ada dan dipercayakan Tuhan untuk mengelolah segala sesuatu yang ada. Segala sesuatu yang kita punya adalah dari Tuhan dan biarlah semua kita gunakan untuk hormat kemuliaan Tuhan. Saat kita memberi milikilah motivasi yang benar, kita memberi bukan agar kita diberkati tetapi kita memberi karena Tuhan sudah memberi buat setiap kita.
Hidup kita adalah seperti pipa air yang terus mengalirkan air ke rumah-rumah. Kita ada untuk menjadi saluran berkat buat orang sekitar kita. Seperti halnya sebuah pipa air, ia menyalurkan air ke rumah-rumah penduduk. Demikian juga hidup kita. Jangan jadi pipa air yang tersumbat sehingga tidak bisa menyalurkan air dengan baik. Semua yang ada pada kita, baik kekayaan, kedudukan, kepintaran itu semua adalah kepercayaan yang Tuhan beri buat setiap kita. Yang menjadi pertanyaannya adalah apakah setiap kita bisa bertanggung jawab akan kepercayaan itu dan bisa menjadi saluran berkat dengan setiap hal yang sudah dipercayakan kepada setiap kita.Hidup kita bukan milik kita lagi, semua hanya untuk Dia.
Mengapa berkat yang tak terhitung itu bisa bertahan dalam hidup setiap kita yang percaya, padahal kita sudah salurkan ke sekitar kita? Berkat itu bisa bertahan karena kita bisa dipercaya untuk mengalirkan berkat. Jika pipa itu lancar mengalirkan air ke rumah-rumah maka pipa itu akan terus dipakai dan terus ada air yang mengalir dalam pipa itu. Tetapi jika pipa itu tersumbat dan tidak bisa mengalirkan air ke rumah-rumah maka pipa itu tidak akan dipakai dan tidak dialiri air karena air tidak bisa sampai ke rumah-rumah yang ada. Mungkin segala sesuatu yang kita dapat sepertinya mustahil, tetapi itulah cara Tuhan. Tuhan punya cara yang ajaib untuk memberkati kita karena kita sudah bisa dipercaya untuk menjadi saluran berkat-Nya.
Tanyalah kepada Tuhan apa yang harus kita lakukan dengan segala uang dan kekayaan yang kita punya. Jika hati kita di surga maka harta kita juga akan di surga, kita akan senang memberi pekerjaan Tuhan, tetapi jika hati kita di bumi maka harta kita ada di bumi yang fana ini, fokus kita hanya pada dunia dan diri kita sendiri.
Teruslah berbuat baik dan senanglah memberi untuk pekerjaan Tuhan. Karena orang yang benar dan senang memberi hidupnya tidak akan meminta-minta karena Tuhan menjaga dan memelihara orang yang benar di mata-Nya. Orang yang sering melihat tangan Tuhan  akan memberikan hartanya kepada Tuhan. Ia berani memberi karena ia tahu kalau tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menolong segala sesuatu dalam hidupnya. Kita adalah tangan-tanggan dan kaki-kaki-Nya Tuhan. Kita ada untuk menjadi saluran berkat Tuhan. Jangan pernah hitung-hitungan dengan Tuhan.
2.       Memberikan Diri Di Atas Mezbah
“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” Roma 12:1. Saat tubuh, jiwa dan roh kita, kita serahkan kepada Tuhan maka hidup kita bukan milik kita lagi tetapi apa yang kita punya semua milik Tuhan. Waktu yang kita punya adalah milik Tuhan. serahkan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan karena di dalam Tuhan ada masa depan yang penuh dengan harapan.
Mempersembahkan hidup berarti mengorbankan hidup kita atau menyembelih kedagingan kita. Segala sesuatu harus dipotong dan dipersembahkan kepada Tuhan. Serahkan hidup kita kepada Tuhan agar kuasa Tuhan sempurna dalam hidup kita. Mezbah adalah tempat korban sembelihan, saat hidup kita sudah dikorbankan dan kedagingan kita mati maka apa pun yang Tuhan mau lakukan dalam hidup kita kita tidak bisa memberontak.
Kalau engkau mengakui kalau Yesus adalah jalan, mengapa engkau tidak mengikuti-Nya? Kalau engkau mengakui kalau Yesus adalah terang dunia, mengapa Engkau tidak melihat-Nya? Kalau engkau mengakui Yesus adalah kebenaran, mengapakah engkau tidak percaya pada-Nya?

Saat hidup kita ada di atas mezbah maka apapun akan kita berikan kepada Tuhan. Memberi adalah ujian hati, memberi kepada Tuhan berarti kita menaklukan ketamakan. Memberi tidak dinilai dari apa yang kita keluarkan tetapi memberi dinilai dari apa yang sisa pada kita. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar