Kamis, 29 Januari 2015

Memperbesar Kapasitas



Berbicara mengenai Kerajaan Allah berarti kita berbicara tentang Kapasitas. Bagaimana setiap kita bisa memperbesar kapasitas kita? Seberapa besar kita mengasihi Tuhan lah yang menentukan seberapa besar kapasitas kita. Tidak ada pekerjaan yang terasa berat jika kita mengasihi Tuhan. Seperti halnya seorang pasangan yang selalu sedia melakukan sesuatu demi pasangannya begitu juga setiap kita. Saat kita mengasihi Tuhan lebih maka kita akan melakukan segala sesuatu dengan sukacita untuk kemuliaan Tuhan. Tuhan memberikan kapasitas yang sama kepada setiap manusia. Besar kecilnya kapasitas kita ditentukan oleh seberapa besar kita mengasihi Tuhan.
 “Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.” Lukas 2:40. Dalam masyarakat Yahudi ada tingkatan yang berbeda-beda dari bayi atau anak sampai seorang anak itu bertumbuh besar. ‘Paidon’ bayi , ‘Paidarion’ anak-anak, ‘Paidiske’ remaja dan ‘Hoyos’ adalah tingkatan anak yang sudah mengenal Tuhan. Dalam Lukas 2:40, dari bayi ‘paidon’ sampai pada tingkatan bertambah besar, kuat dan penuh hikmat ‘hoyos’ perlu adanya suatu proses. Demikian juga untuk memperbesar kapasitas sampai tingkatan ‘hoyos’ perlu yang namanya proses. Orang yang memiliki kapasitas besar pasti tidak akan mengeluh saat memiliki tugas yang banyak. Kapasitas berbicara tentang daya tampung, daya serap, dan kemampuan berproduksi. Kapasitas seperti halnya kapasitor yang berfungsi menghimpun muatan listrik. Ada tiga hal yang bisa kita lakukan untuk memperbesar kapasitas setiap kita.
1.       Berani Berakar
“Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.” Lukas 13:6. Untuk dipercayakan berkat Allah yang besar di dalam hidup kita, kita harus berani berakar. Langkah pertama kita untuk memiliki kapasitas yang besar adalah berakar di dalam Tuhan. Tanaman itu layu karena tidak berakar. Banyak orang-orang akan layu dan roboh saat akar mereka tidak kuat. Untuk dipercayakan berkat Allah di dalam hidup kita, kita harus berakar kuat.
Yang namanya akar pasti tidak tampak karena akar berada di dalam tanah. Saat kita berakar tidak semua orang melihat kita dan kita jarang diperhatikan orang lain. Banyak orang tidak mengerti kita tetapi Tuhan selalu mengerti keadaan kita. Orang Kristen yang berakar tidak akan mencari perhatian orang lain karena ia tahu kalau Tuhan memperhatikan hidupnya. Orang yang berakar selalu berharap kepada Tuhan dan tidak berharap kepada manusia. Berakar berarti beriman kepada Tuhan. Orang beriman berbeda dengan orang berpengalaman, orang berpengalaman selalu berbicara masa lalu dan menunjukan kekuatannya sendiri tetapi orang yang beriman berbicara masa depan dan berharap kepada Tuhan. Orang beriman adalah seorang pemenang bukan pecundang, Karena pecundang selalu bangga dengan masa lalunya tetapi pemenang memikirkan masa depan dan berusaha yang terbaik untuk menang. Orang beriman berbeda tipis dengan orang nekat, orang nekat bekerja tanpa dasar yang jelas tetapi orang beriman bekerja atas dasar kebenaran Firman Tuhan.  Orang beriman juga berbeda tipis dengan orang gila, orang gila mengerjakan sesuatu di luar kemampuan manusianya dan tidak memiliki tujuan tetapi orang beriman mengerjakan segala sesuatu di luar kemampuannya dan mempunyai tujuan yang jelas. Beriman juga berbeda tipis dengan serakah, orang serakah tidak pernah puas untuk kepentingan pribadinya tetapi orang beriman tidak pernah puas untuk kemuliaan Tuhan.
Seberapa berani kah kita berkar dalam Tuhan meski pun kita tahu resiko yang akan kita hadapi? Mungkin banyak orang tidak melihat setiap pekerjaan kita, banyak orang tidak memperhatikan kita tetapi ingat Tuhan melihat dan selalu bersama kita.
2.       Berani Bertumbuh
“Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.” Matius 13:7. Selain berani berakar kita dituntut untuk berani bertumbuh. Untuk berani bertumbuh diperlukan nyali dalam hidup kita. Bertumbuh berarti meninggalkan segala kenyamanan kita. Tujuan dunia adalah agar setiap kita mati. Dunia seperti semak duri yang menghimpit kita saat kita bertumbuh. Kita harus bertumbuh dari Kristen yang biasa-biasa menjadi Kristen yang luar biasa. Walau ada himpitan dari sekitar kita harus tetap kuat karena Allah beserta kita anak-anak-Nya yang mau bertumbuh. Dalam hidupnya pun Yesus di himpit oleh ahli-ahli taurat dan orang-orang Farisi. Kita dihimpit karena dunia dan orang di sekitar kita iri kepada kita.
“Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.” Yakobus 4:2. Iri hati muncul karena tidak tercapainya tujuan seseorang. Dunia iri kepada setiap kita karena kita memiliki masa depan yang penuh harapan di dalam Tuhan. Saat kita bertumbuh kita harus mau dan siap untuk diproses. Jangan bereaksi saat ada himpitan dan mengeluh atas semua masalah yang terjadi tetapi datang dan berserahlah kepada Tuhan atas semua yang kita alami. Karena tidak ada orang yang berhasil tanpa adanya rasa sakit.
Guru yang baik adalah ketika kita mengijinkan proses situ ada dalam hidup kita untuk setiap kita belajar. Belajar sabar dari orang yang suka marah-marah. Belajar memberi dari orang yang suka meminta dan banyak hal yang bisa kita pelajari dari setiap proses yang ada.
3.       Berbuah Buat Sekitar
“Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.” Yohanes 15:2. Kita tidak boleh merasa puas jika kita hanya bertumbuh. Tetapi kita harus berbuah dalam hidup ini. Kita harus berbuah dan berguna buat sekitar kita. Banyak orang sukses tetapi tidak berguna bagi orang lain. Jadilah orang yang berbuah dan hidup kita bisa jadi berkat dan berguna bagi yang lainnya.
Kebanyakan setiap orang melakukan segala sesuatu karena kebiasaan. Kita makan, sikat gigi, pakai baju bahkan ibadah pun kita lakukan karena kebiasaan. Saat kita melakukan sesuatu menurut kebiasaan kita maka hasilnya pun akan biasa-biasa saja. Tetapi untuk memperoleh sesuatu hasil yang luar biasa kita harus bekerja secara luar biasa. Hasil yang luar biasa akan kita dapatkan saat kita memiliki mental yang luar biasa. Kebanyakan pemimpin hanya menggunakan 20% kemampuan akademik mereka dan 80% kemampuan sosial mereka. Berani melakukan hubungan sosial dengan sekitar itulah yang menentukan keberhasilan kita. Kita harus memiliki mental pemenang, terus berjalan dan tidak menyerah dengan keadaan.
Saat kita berbuah lebat, yang menjadi pertanyaannya lagi adalah apakah pohon kita mampu menahan buah yang lebat itu. Untuk dapat menerima buah yang lebat itu kembali lagi kita harus memiliki akar yang kuat agar tidak roboh. Kebanyakan orang Kristen kuat saat ada masalah tetapi saat diberkati mereka lupa akan Tuhan. Itulah gambaran orang yang tidak memiliki akar yang kuat dan tidak berkapasitas. Sehingga saat berkat datang ia menjadi tumbang dan meninggalkan Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar