Berbicara mengenai Kerajaan Allah berarti kita
berbicara tentang Kapasitas. Bagaimana setiap kita bisa memperbesar kapasitas
kita? Seberapa besar kita mengasihi Tuhan lah yang menentukan seberapa besar
kapasitas kita. Tidak ada pekerjaan yang terasa berat jika kita mengasihi
Tuhan. Seperti halnya seorang pasangan yang selalu sedia melakukan sesuatu demi
pasangannya begitu juga setiap kita. Saat kita mengasihi Tuhan lebih maka kita
akan melakukan segala sesuatu dengan sukacita untuk kemuliaan Tuhan. Tuhan
memberikan kapasitas yang sama kepada setiap manusia. Besar kecilnya kapasitas
kita ditentukan oleh seberapa besar kita mengasihi Tuhan.
“Anak itu
bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada
pada-Nya.” Lukas 2:40. Dalam masyarakat Yahudi ada tingkatan yang berbeda-beda
dari bayi atau anak sampai seorang anak itu bertumbuh besar. ‘Paidon’ bayi ,
‘Paidarion’ anak-anak, ‘Paidiske’ remaja dan ‘Hoyos’ adalah tingkatan anak yang
sudah mengenal Tuhan. Dalam Lukas 2:40, dari bayi ‘paidon’ sampai pada
tingkatan bertambah besar, kuat dan penuh hikmat ‘hoyos’ perlu adanya suatu
proses. Demikian juga untuk memperbesar kapasitas sampai tingkatan ‘hoyos’
perlu yang namanya proses. Orang yang memiliki kapasitas besar pasti tidak akan
mengeluh saat memiliki tugas yang banyak. Kapasitas berbicara tentang daya
tampung, daya serap, dan kemampuan berproduksi. Kapasitas seperti halnya
kapasitor yang berfungsi menghimpun muatan listrik. Ada tiga hal yang bisa kita
lakukan untuk memperbesar kapasitas setiap kita.
1. Berani Berakar
“Tetapi sesudah matahari terbit, layulah
ia dan menjadi kering karena tidak berakar.” Lukas 13:6. Untuk dipercayakan
berkat Allah yang besar di dalam hidup kita, kita harus berani berakar. Langkah
pertama kita untuk memiliki kapasitas yang besar adalah berakar di dalam Tuhan.
Tanaman itu layu karena tidak berakar. Banyak orang-orang akan layu dan roboh
saat akar mereka tidak kuat. Untuk dipercayakan berkat Allah di dalam hidup
kita, kita harus berakar kuat.
Yang namanya akar pasti tidak tampak
karena akar berada di dalam tanah. Saat kita berakar tidak semua orang melihat
kita dan kita jarang diperhatikan orang lain. Banyak orang tidak mengerti kita
tetapi Tuhan selalu mengerti keadaan kita. Orang Kristen yang berakar tidak
akan mencari perhatian orang lain karena ia tahu kalau Tuhan memperhatikan
hidupnya. Orang yang berakar selalu berharap kepada Tuhan dan tidak berharap
kepada manusia. Berakar berarti beriman kepada Tuhan. Orang beriman berbeda
dengan orang berpengalaman, orang berpengalaman selalu berbicara masa lalu dan
menunjukan kekuatannya sendiri tetapi orang yang beriman berbicara masa depan
dan berharap kepada Tuhan. Orang beriman adalah seorang pemenang bukan pecundang,
Karena pecundang selalu bangga dengan masa lalunya tetapi pemenang memikirkan
masa depan dan berusaha yang terbaik untuk menang. Orang beriman berbeda tipis
dengan orang nekat, orang nekat bekerja tanpa dasar yang jelas tetapi orang
beriman bekerja atas dasar kebenaran Firman Tuhan. Orang beriman juga berbeda tipis dengan orang
gila, orang gila mengerjakan sesuatu di luar kemampuan manusianya dan tidak
memiliki tujuan tetapi orang beriman mengerjakan segala sesuatu di luar
kemampuannya dan mempunyai tujuan yang jelas. Beriman juga berbeda tipis dengan
serakah, orang serakah tidak pernah puas untuk kepentingan pribadinya tetapi
orang beriman tidak pernah puas untuk kemuliaan Tuhan.
Seberapa berani kah kita berkar dalam
Tuhan meski pun kita tahu resiko yang akan kita hadapi? Mungkin banyak orang
tidak melihat setiap pekerjaan kita, banyak orang tidak memperhatikan kita
tetapi ingat Tuhan melihat dan selalu bersama kita.
2. Berani Bertumbuh
“Sebagian lagi jatuh di tengah semak
duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.” Matius
13:7. Selain berani berakar kita dituntut untuk berani bertumbuh. Untuk berani
bertumbuh diperlukan nyali dalam hidup kita. Bertumbuh berarti meninggalkan
segala kenyamanan kita. Tujuan dunia adalah agar setiap kita mati. Dunia
seperti semak duri yang menghimpit kita saat kita bertumbuh. Kita harus
bertumbuh dari Kristen yang biasa-biasa menjadi Kristen yang luar biasa. Walau
ada himpitan dari sekitar kita harus tetap kuat karena Allah beserta kita
anak-anak-Nya yang mau bertumbuh. Dalam hidupnya pun Yesus di himpit oleh
ahli-ahli taurat dan orang-orang Farisi. Kita dihimpit karena dunia dan orang
di sekitar kita iri kepada kita.
“Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu
tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak
mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak
memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.” Yakobus 4:2. Iri hati muncul
karena tidak tercapainya tujuan seseorang. Dunia iri kepada setiap kita karena
kita memiliki masa depan yang penuh harapan di dalam Tuhan. Saat kita bertumbuh
kita harus mau dan siap untuk diproses. Jangan bereaksi saat ada himpitan dan
mengeluh atas semua masalah yang terjadi tetapi datang dan berserahlah kepada
Tuhan atas semua yang kita alami. Karena tidak ada orang yang berhasil tanpa
adanya rasa sakit.
Guru yang baik adalah ketika kita
mengijinkan proses situ ada dalam hidup kita untuk setiap kita belajar. Belajar
sabar dari orang yang suka marah-marah. Belajar memberi dari orang yang suka
meminta dan banyak hal yang bisa kita pelajari dari setiap proses yang ada.
3. Berbuah Buat Sekitar
“Setiap ranting pada-Ku yang tidak
berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya
ia lebih banyak berbuah.” Yohanes 15:2. Kita tidak boleh merasa puas jika kita
hanya bertumbuh. Tetapi kita harus berbuah dalam hidup ini. Kita harus berbuah
dan berguna buat sekitar kita. Banyak orang sukses tetapi tidak berguna bagi
orang lain. Jadilah orang yang berbuah dan hidup kita bisa jadi berkat dan
berguna bagi yang lainnya.
Kebanyakan setiap orang melakukan segala
sesuatu karena kebiasaan. Kita makan, sikat gigi, pakai baju bahkan ibadah pun
kita lakukan karena kebiasaan. Saat kita melakukan sesuatu menurut kebiasaan
kita maka hasilnya pun akan biasa-biasa saja. Tetapi untuk memperoleh sesuatu
hasil yang luar biasa kita harus bekerja secara luar biasa. Hasil yang luar
biasa akan kita dapatkan saat kita memiliki mental yang luar biasa. Kebanyakan
pemimpin hanya menggunakan 20% kemampuan akademik mereka dan 80% kemampuan
sosial mereka. Berani melakukan hubungan sosial dengan sekitar itulah yang
menentukan keberhasilan kita. Kita harus memiliki mental pemenang, terus
berjalan dan tidak menyerah dengan keadaan.
Saat kita berbuah lebat, yang menjadi
pertanyaannya lagi adalah apakah pohon kita mampu menahan buah yang lebat itu.
Untuk dapat menerima buah yang lebat itu kembali lagi kita harus memiliki akar
yang kuat agar tidak roboh. Kebanyakan orang Kristen kuat saat ada masalah
tetapi saat diberkati mereka lupa akan Tuhan. Itulah gambaran orang yang tidak
memiliki akar yang kuat dan tidak berkapasitas. Sehingga saat berkat datang ia
menjadi tumbang dan meninggalkan Tuhan.